Meskipun dari Pemprov DKI mengatakan jika amblasnya sumur resapan yang terletak di jalan bona indah tersebut dikarenakan dari penutup sumurnya belum kuat untuk dinaiki beban berat, pun seharusnya bisa dilakukan
Benar kan dari kejadian ini maka tidak berapa lama terjadilah kontroversi terkait mobil yang mondar mandir disekitar lokasi sumur resapan ini khususnya kepada desa setempat yang mengatakan kecurigaan pada mobil.
Padahal belum tentu benar kejadiannya seperti apa namun sudah suudzon saja. Hal ini hanya membuat netizen semakin gemes.
Apa lagi menyangkut Pemprov DKI Jakarta yang sudah membikin pro kontra lantaran kasus demi kasusnya sampai kini masih belum jelas. Terutama soal Formula E.
Terkait Formula E yang diduga melakukan korupsi namun dari pihak KPK hingga kini belum menampakan titik terangnya hanya sebatas pantauan atau penelusuran.
Selain itu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga memiliki sejumlah problem terkait anggaran dari APBD untuk segala infrastruktur Pemprov DKI Jakarta yang hingga kini masih dipantau oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) semenjak munculnya anggaran yang tidak perah transparan khususnya dalam proyek mobil listrik untuk balapan dimonas.
Oleh karena itu di hari antikorupsi 2021 ini mari jadikan sebagsi bahan intropeksi diri agar jangan sampai terjadi pada diri sendiri untuk melakukan korupsi yang sangat keji.
Apa lagi sumur resapan yang ramai diberitan satu lubangnya dengan harga 80 juta rupiah. Sebab seluruh anggaran yang digunakan dari APBD yang nilainya 90 miliar untuk Pemprov DKI Jakarta.
Sekalipun hal tersebut telah disanggah oleh Pemprov dan tidak benar adanya namun berita sudah menyebar. Ini tentu mencoreng nama baik Gubernur DKI Jakarta.
Hal ini terjadi karena masyarakat yang gemes akan Gubernur tersebut dari seluruh anggaran Pemprov DKI tiada satu pun nilanya yang kecil semua  mencapai milyaran rupiah.
Seperti sumur resapan belum jadi alias belum kering permukannya dikabarkan 80 juta namun diinjek pakai kaki saja sudah pasti rusak apa lagi mobil yang tentu saja sangat berbobot. Inilah yang membuat warga semakin gemes kepada Pemprov DKI Jakarta.