Muktamar NU Ke34 pelaksanaanya masih lama yakni akan digelar pada 23-25 Desember di Lampung namun saat ini sudah ramai dibicarakan oleh media.
MeskipunSeperti biasa hadirnya acara ini selalu istimewa karena akan dihadiri oleh seluruh Guru dari para Kyai NU di Nusantara. Sebagaimana moment hari guru 2021 yang selalu istimewa bagi para anak didik tentunya.
Mengenai siapa yang bakal menjadi Ketua NU, Penulis telah mengkonfirmasi kepada Gus Syarifudin Tegal yang juga guru spiritual penulis. Beliau merupakan salah satu tokoh dari kalangan Nahdlatul Ulama Kabupaten Tegal.
Menurut Gus Syarif panggilan akrab sehari-harinya, acara Muktamar ke 34 kali ini lebih menyedot perhatian masyarakat dari pada tahun lalu.
Ia mengatakan saat ini sedang merembug/rembugan dari seluruh ormas NU, bahwa yang akan dipilih yakni dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kh Aqil Sirajd, untuk kembali berkiprah di NU.
Beliau sudah menjadi referensi dari seluruh keluarga besar NU dan semua kalangan wong NU untuk kembali menjadi pemimpin mendatang.
Menurut Gus Syarifudin Tegal yang juga Pengasuh dari Majelis Sholawat Merah Putih) menyatakan bahwa:Â "..Nahdlatul Ulama di bawah kepemimpinan Kang Said mendatang akan lebih mapan lebih kuat serta lebih bermartabat lagi di kancah Internasional, insya Allah.." ujar Gus Syarif, kamis malam, 25/11/2021 melalui sambungan telepon.
Lebih lanjut Beliau mengatakan agar sejenak untuk merenungkan kembali nasehat bijak dari Wali Besar Syekh Abdul Qodir Al jaelani RA bahwa untuk menjadi seorang pemimpin, maka setidaknya harus memiliki tiga kualitas. Yaitu, Ilmul 'Ulama', Hikmatul Hukama', dan Siyasatul Mulk.
Apabila dalam diri seorang pemimpin terdapat tiga kualitas tersebut, maka akan memudahkan dia dalam menjalankan tugas kepemimpinan nya dan masyarakat nya akan merasa terlindungi dan dalam kemakmuran.Â
Pertama adalah Ilmul 'Ulama'. Seorang pemimpin bukanlah orang tanpa ilmu atau biasa saja, akan tetapi dia harus memiliki kualitas dan integritas tinggi serta keluasan ilmu yang sesuai dengan zaman nya.
Tanpa ilmu dan pengetahuan yang luas, maka sangat kesulitan bagi pemimpin untuk memimpin. Oleh sebab itu, pemimpin haruslah orang yang berilmu tinggi/ulama', sehingga memiliki pengaruh yang besar bagi orang-orang yang dipimpinnya.
Sekaligus rasa khosyah (memiliki rasa takut kepada Allah swt)
Dan sehingga dia akan selalu mendapat kemudahan dari Allah swt dalam menghadapi segala tantangan maupun ujian yg di hadapinya.
Yang kedua adalah Hikmatul Hukama.
Hikmah atau Kebijaksanaan itu akan sangat menentukan ketegasan dan keadilan dari sosok pemimpin.
Pemimpin yang bijak adalah mana dia mampu memecahkan masalah dalam berbagai hal secara adil dan tegas, sehingga tidak ada salah satu pihak yang merasa dirugikan.Â
Ia mampu memberikan keputusan yang konkrit dan bersifat futuristik, serta memikirkan arah ke depannya agar lebih baik fal ashlah tsumma al aslah ila al ashlah.
Selanjutnya yang ketiga adalah Siyasatul Mulk. Kualitas ini juga dianggap sangat penting, karena hal ini sangat berkaitan erat dengan masalah management.
Bisa dikatakan, tanpa management, maka pemimpin akan kebingungan dalam menghadapi segala problematika yang ada. Sehingga wilayah maupun negara yang dipimpinnya akan menjadi berantakan dan amburadul.
Oleh karenanya dari ketiga hal tersebut sangat di perlukan tampil nya sosok pemimpin yg Alim nan bijak sekaligus bisa menempatkan Nahdlatul Ulama sebagai Alat pemersatu umat dan bangsa agar bisa terhindar dari perpecahan atas kepentingan agama,politik maupun kekuasaan.
Indonesia ini belum bisa di katakan sepi dari upaya benturan maupun konflik yang mengatas namakan Ras, Suku, maupun Agama.
Oleh karena itu hadirnya Nahdlatul Ulama inilah yang bisa menjadi lem perekat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Oleh karenanya Kang Said Aqil masih sangat di butuhkan untuk menjadi ketua PBNU kembali dengan beberapa pertimbangan:
1). Â Pengalaman beliau selama menjadi ketum pbnu mampu memposisikan NU sebagai ormas yang mendunia dengan bukti sudah ada banyak PCI di luar negeri.
2). Kecerdasan/kealiman beliau sudah tidak di ragukan.
3). Keluasan beliau dalam menjalin diplomasi secara baik dengan kelompok dalam negeri maupun luar negeri yang sehingga kantor pbnu secara berkala sering mendapat tamu kehormatan dari petinggi umat islam luar negeri.
Itulah beberapa point penting dari Gus Syarifudin tentang kriteria menjadi seorang pemimpin atau guru yang bertepatan dengan hari guru 2021 yang penuh makna ini.
Semoga di hari guru 2021 ini lebih bermakna sebab pada tahun ini pula akan dilaksanakan Muktamar NU dari seluruh guru-guru Nusantara panutan bangsa. Selamat hari guru nasional 2021.
Salam hangat selalu..
Samhudi Bhai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H