Sekaligus rasa khosyah (memiliki rasa takut kepada Allah swt)
Dan sehingga dia akan selalu mendapat kemudahan dari Allah swt dalam menghadapi segala tantangan maupun ujian yg di hadapinya.
Yang kedua adalah Hikmatul Hukama.
Hikmah atau Kebijaksanaan itu akan sangat menentukan ketegasan dan keadilan dari sosok pemimpin.
Pemimpin yang bijak adalah mana dia mampu memecahkan masalah dalam berbagai hal secara adil dan tegas, sehingga tidak ada salah satu pihak yang merasa dirugikan.Â
Ia mampu memberikan keputusan yang konkrit dan bersifat futuristik, serta memikirkan arah ke depannya agar lebih baik fal ashlah tsumma al aslah ila al ashlah.
Selanjutnya yang ketiga adalah Siyasatul Mulk. Kualitas ini juga dianggap sangat penting, karena hal ini sangat berkaitan erat dengan masalah management.
Bisa dikatakan, tanpa management, maka pemimpin akan kebingungan dalam menghadapi segala problematika yang ada. Sehingga wilayah maupun negara yang dipimpinnya akan menjadi berantakan dan amburadul.
Oleh karenanya dari ketiga hal tersebut sangat di perlukan tampil nya sosok pemimpin yg Alim nan bijak sekaligus bisa menempatkan Nahdlatul Ulama sebagai Alat pemersatu umat dan bangsa agar bisa terhindar dari perpecahan atas kepentingan agama,politik maupun kekuasaan.
Indonesia ini belum bisa di katakan sepi dari upaya benturan maupun konflik yang mengatas namakan Ras, Suku, maupun Agama.
Oleh karena itu hadirnya Nahdlatul Ulama inilah yang bisa menjadi lem perekat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Oleh karenanya Kang Said Aqil masih sangat di butuhkan untuk menjadi ketua PBNU kembali dengan beberapa pertimbangan:
1). Â Pengalaman beliau selama menjadi ketum pbnu mampu memposisikan NU sebagai ormas yang mendunia dengan bukti sudah ada banyak PCI di luar negeri.
2). Kecerdasan/kealiman beliau sudah tidak di ragukan.