Lalu kenapa masyarakat Jakarta diam melihat hal ini? Apakah mereka bahagia? Atau apakah diamnya itu sekedar untuk menutupi rasa malu sebab suda salah dalam memilih, atau apakah biar dianggap santuy dengan pilihannya?.
DKI Jakarta tiak kekurangan ahli dan orang pintar dari berbagai penjuru bidang. Tapi mengapa mereka hanya diam seribu bahasa melihat kemunduran akan carut marutnya DKI Jakarta.
Bisa jadi mereka telah merasakan bahagia mempunyai gubernur yang hanya bisa membual. Sehingga Jakarta hancur tidak apalah yang penting gubernurnya seiman. Jika begini dangkal dan bodoh sekali pemahamannya.
Bahkan tempo lalu Aa Gym yang pernah mengunggah foto banjir untuk menyerang secara politik untuk pihak Ahok, namun ternyata foto tersebut telah kadaluwarsa, sehingga hanya bisa mingkem belaka.
Jelas si Aa telah terdamprat sama postingannya soal banjir beberapa tahun lalu. Orang yang paham agama sebenarnya harus berlaku adil pada siapapun termasuk dalam menyikapi banjir jaman Ahok dan banjir jaman Anies.
Namun tidak demikian dengan Aa. Ia justru menyikapi soal situasi banjir super melimpah ini, dia mendukung Anies namun telah salah logika. Tetapi ya sudahlah biarkan saja, sebab itupun hak Aa Gym untuk bersikap, toh kita sudah tahu seberapa mampunya dia untuk dapat menjaga hatinya.
Oleh karena itu Maju kotanya dan bahagia warganya hanyalah jargon bualan belaka yang dalam faktanya masih samar dan kabur lalu gelap.
Penulis juga yakin bahwa masyarakat Jakarta mampu merasakan bedanya kebahagiaan masa lalu, dengan kebahagiaan masa sekarang.
Walaupuu pencitraan-pencitraan terus dilakukan Anies Baswedan, namun sebenarnya dia sudah terperosok kedalam kubangan yang dia buat sendiri.
Ada juga yang menyebut Gubernur rasa pleciden. Ya tidak mengapa, toh itu sebatas ungkapan yang diciptakan pembela Anies sendiri yang kian lama semakin tercium bau busuknya demi tujuan politik Anies untuk mendulang suara lebih tinggi.
Sah-sah saja ada ungkapan seperti itu namun harus sesuai dengan skillnya dan kerjaanya. Pantas jika Presiden Jokowi memecatnya dari menteri pendidikan.