Oleh sebab itu mempunyai wawasan atau ilmu sudah pasti punya rasa toleran karena memprediksi atau menilai setiap sudut pandang orang lain hanya bisa diraih dengan rasa toleransi atau tenggang rasa yang dimilikinya.
Cara pandang KH. Abdurrahman Wahid, kiranya dapat dicontoh oleh siapa saja sebab wawasannya begitu luas, ilmunya sangat tinggi serta maknanya begitu dalam. Satu kata mengandung banyak makna.
Belajar dari Gus dur agar memiliki rasa empati yang melekat dihati sebab dengan memiliki pemahaman atau pengetahuan seseorang akan dapat menilai setiap perkataanya dari sudut pandang orang lain sehingga rasa toleransi atau tenggang rasa dapat dibangunnya.
Seseorang yang punya ilmu tinggi tidak dilihat dari seberapa tinggi prestasinya, pangkat dan jabatan namun dari seberapa besar hatinya dalam menilai serta mengamalkan rasa toleransi tersebut pada sesama.
Wawasan serta ilmu luas mampu membuahkan satu pemikiran yang begitu luas. Disamping itu sudut pandang serta pola pikirnya juga akan mengalir luas sebab wawasan yang ia miliki.
Tidak mungkin orang yang berlilmu tinggi menilai suatu hal secara sembarangan tanpa melihat terlebih dahulu dari bebagai sisi yang ada.
Sebagai mana manusia hidup dalam berbangsa dan bernegara tentu tidak lepas dari kehidupan sosialnya. Bahkan mereka bisa menitik beratkan pada pola pikirnya sehingga menghasilkan moderat, toleran maupun seimbang.
Oleh karena itu semenjak 1995, berdasarkan hasil kesepakatan di sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tanggal 16 November pasti diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional atau International Day of Tolerance.
Selamat memeringati Hari Toleransi Internasional. Inti peringatan ini adalah merayakan keberagaman dan toleransi dalam wujud nyata, serta untuk memastikan bahwa semua orang memahami pentingnya memberi ruang satu sama lain.
Semua orang sebisa mungkin menumbuhkan kesadaran bahwa keragaman agama, bahasa, budaya,ataupun etnis bukanlah dalih untuk konflik, tetapi sebagai kekayaan untuk umat manusia. Karena keragaman adalah kekayaan.
Keragamaan merupakan sebuah potensi untuk semua orang agar saling mengenal satu sama lain serta mampu berkolaborasi dalam kebaikan demi mewujudkan kemaslahatan bersama di Indonesia. Karena mereka yang bukan seiman adalah saudara dalam kemanusiaan.