Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Begini Tradisi Nyadran di Kampung Brebes

14 Mei 2021   20:58 Diperbarui: 14 Mei 2021   21:04 2038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mangan rujak kangkung rasane sedep nemen bar nyadran oleh samhudi

Menjaga Silaturahmi Di Masa Pandemi Dengan Saling Mengunjungi tetangga saudara saudari sanak family dikampung Saya Jubang Brebes Jawa Tengah disebut juga dengan Tradisi Nyadran.

Wabah pandemi Covid-19 masih menyelimuti Hari Raya Idul Fitri 2021 seperti lebaran pada tahun lalu namun hal tersebut tidak menyurutkan langkah para warga untuk saling silaturahmi.

Tradisi Nyadran secara umum hanya digunakan saat lebaran idul fitri sedangkan jika hari-hari biasa kalimat nyadran lebih bermakna sebagai silaturahmi sesama saudara dan family.

Tradisi nyadran di kampung Brebes oleh samhudi
Tradisi nyadran di kampung Brebes oleh samhudi
Selesai shalat idul fitri sekitar jam 7 pagi, Saya biasa menyantap makanan khas lebaran terlebih dahulu sebagai bekal agar kuat untuk wara wiri saat nyadran.

Menu khas lebaran ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia yakni opor ayam dan lontong sayur sebagai pengganti nasi yang terbuat dari daun pisang. Rasanya nikmat dan teksturnya lembut di lidah serta gurih bumbunya.

Secara kebetulan, Saya mempunyai ternak sendiri seperti Ayam, Entog dan blengong. Bahkan ternak kambing pun ada, sehingga meringankan perekonomian keluarga. Kapan saja dan jika mau ternak tersebut bisa dijual ataupun disembelih sebagai lauk untuk makan sehari-hari.

Menjelang lebaran saja khususnya entog dan blengong punya Saya laris manis bak kacang klitik. Dua puluh ekor entog, lima belas ayam dan 17 blengong habis terjual.

Makanan khas lebaran Opor ayam dan lontong oleh samhudi
Makanan khas lebaran Opor ayam dan lontong oleh samhudi
Sebagian besar masyarakat di kampung Saya mata pencaharian sehari-hari berprofesi sebagai petani dengan dibantu kerja sampingan seperti ternak dan aneka perkebunan yang ditanam disawah.

Lebaran saat pandemi covid-19 begitu hidmat dan penuh hikmah tersendiri. Siapa pun para warga yang Nyadran saat ketemu baik dijalan maupun dirumah semua saling mendoakan satu sama lainnya, dan ini sudah umum dilakukan saat lebaran 2021.

Tidak jarang banyak diantara mereka baik pria maupun wanita yang berlinang air mata saat saling memaafkan sebagai tanda bahagia bahwa mereka masih bisa bertemu kembali saat lebaran tahun ini didalam kondisi pandemi.

Setelah saling silaturahim kepada para tetangga, Saya pun melanjutkan kembali Nyadran kepada Saudara Ayah yang lebih tua. Seperti biasa setelah bermaaf-maafan dan saling salam-salaman kemudian dilanjut dengan ngobrol untuk saling menanyakan kabar masing-masing dengan rasa penuh kekeluargaan.

Suasana saling bermaaf-maafan oleh samhudi
Suasana saling bermaaf-maafan oleh samhudi
Biasa ketika lebaran titik berkumpul dari Nyadran ini ke tempat saudara yakni Pakde sebagai saudara tertua dahulu baru kemudian ke lainnya. Jika kondisi sedang tidak pandemi semua anak-anaknya hadir untuk saling meminta maaf dipagi hari tersebut.

"Koen sih wis due bojo durung? Bojone wong ndi? Uis due anak pira? Gagian oh mbojo mumpung esih enom adine gen uis kancane gen uis loken koen durung mbojo-mbojo..?" (Kamu udah punya istri belum sih? Istrinya orang mana? Udah punya anak berapa? Cepetan menikah dong mumpung masih muda, adiknya sudah, temennya juga sudah masa kamu belum nikah-nikah..?") Tanya saudara ketika Saya bertandang dirumahnya. 

"Dongakna bae paman, muga-muga cepet olih bojo, durung olih jodoh mengko gen aku mbojo" (doain saja paman semoga cepet dapat jodoh, belum dapat jodoh ntar juga Aku juga nikah) kata Saya menjawab pertanyannya.

Kemudian saudara lain pun menanyakan Saya tentang kondisi di Jakarta karena semua sudah tahu jika sebelumnya Saya bekerja di Jakarta dan kini sudah pulang.

"Koen balik kapan sih? Ganing nembe dolan mene, primen kabar priuk ning Jakarta?" (Kamu kapan pulang sih? Kok baru main ke sini, gimana kabar priuk di Jakarta) Tanya kakak Saya.

"Alhamdulillah kabare apik sehat selamet, ning jakarta lagi gawat nemen kasus korona enggal dina rame akeh sing kena, mulane aku balik bokan kena korona hehehe.." (alhamdulillah kabarnya baik sehat selamat, dijakarta sedang gawat banget kasus korona setiap hari ramai banyak yang kena, makannya Aku bakik takut kena korona hehehe..") jawab Saya sambil ketawa.

Cemilan kue khas lebaran oleh samhudi
Cemilan kue khas lebaran oleh samhudi
"Wah ning kampung ta aman laka korona-korona acan, lah nyambut gawene ning sawah sing kena panas bae je loken kena korona..? Sing penting ta koen sehat slamet bisa ketemu keluarga ning kampung" (wah dikampung mah aman tidak ada korona, lah gimana ada ada korona orang setiap hari kesawah kena panas terus masa kena korona..? Yang penting mah kamu sehat selamat bisa ketemu keluarga dikampung"). Kata kakak Saya.

Seperti itulah Tradisi Nyadran Di Kampung Saya saat idul fitri 2021 kepada sanak family dengan suka cita dan gembira ria diselingi canda tawa sambil menyantap kue lebaran sebagai cemilan.

Ada satu kesukaan Saya selesai Nyadran ngalor ngidul yaitu ketika pulang dari nyadran tidak ketinggalan pula untuk membeli rujak dengan harga 6 ribu. Hal ini serasa ada yang berbeda sendiri setelah satu bulan berpuasa tidak makan rujak.

Walaupun banyak jajanan lebaran tapi rasanya kurang komplit jika belum makan rujak. Segar dan nikmat membuat keringat keluar dari sekujur badan. 

Mangan rujak kangkung rasane sedep nemen bar nyadran oleh samhudi
Mangan rujak kangkung rasane sedep nemen bar nyadran oleh samhudi
Rujak kangkung berserta menu sayuran lain seperti kecambah, timun, pare, kacang panjang, kecipir dan lainnya mampu membuat megap-megap napase inyong soale pedese por. Haha..

Menjaga silaturahmi di masa pandemi saat lebaran tahun ini dikampung Saya benar-benar penuh hikmah dan pelajaran. Semoga pandemi lekas berlalu dan kembali normal sehingga silaturahmi tetap berjalan tanpa suatu halangan apapun. Semoga bermanfaat dan salam..

Samhudi Bhai

Kompasianer Brebes Community (KBC) 68 Jawa Tengah-Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun