Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Saya Dituduh Sebagai Buzzer

12 Februari 2021   16:20 Diperbarui: 12 Februari 2021   16:33 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asfinawati (foto: Ari Saputra)

Adalah Asfinawati selaku Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) belakangan ini menjadi sorotan publik terkait pernyataanya untuk menertibkan para Buzzer Pemerintahan.

Setelah sekian lama nyungsep tidak ada kabar kaburnya dari pemberitaan media, kini fenomena Buzzer kembali mencuat menjadi pembahasan hot dimedia sosial. 

Buzzer?  ya buzzer, khususnya bagi para pendukung Pemerintahan yang sah secara konstitusional belakangan ini sedang dipersoalkan bahkan menjadi sebuah penolakan oleh sejumlah pejabat hingga menuai protes pada Pemerintah.

Mengapa setiap para mendukung Pemerintah Presiden Joko Widodo dianggap Buzzer? Bukankah dari barisan sakit hati tersebut yang selalu duluan dalam menyerang Pemerintahan?.

Inilah ironisnya disaat Pemerintah sedang berjibaku dengan berbagai program kebijakan dan problem demi Indonesia Maju termasuk dalam menangkal Rasisme, Radikalisme, Terorisme dan Intoleran. Justru para kadrun sibuk dengan narasi tak logis.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Asfinawati kepada wartawan pada beberapa hari lalu pada intinya telah melakukan tindakan tidak terpuji dan hanya statement murahan tiada fakta.

"Kan Pemerintah selalu bilang (buzzer) itu bukan dari mereka. Tapi kalau kita lihat sulit untuk menepis tidak adanya relasi, baik itu relasi dari mereka yang mendukung Pak Jokowi ketika mencalonkan diri atau dari yang lain-lain" ujar Asfinawati pada Selasa 9/2/2021 referensi sumber: detik.com.

Secara Saya sendiri mengakui bahwa memang fenomena Buzzer itu ada. Silahkan mau menilai seperti apa, bebas sakarepmu drun. Sebab dari seringnya Saya dengar bahwa merekalah yang selalu mengatakan pendukung jokowi sebagai Buzzer Rp, Buzzer Istana maupun Buzzer Pemerintahan. Waras apa ora sih?

Sweet karma dari tuduhan tak mendasar tersebut berawal saat Pilpres tahun 2019 lalu, dimana media sosial hanya untuk ajang kampanye dan tuduhan bujar bajer tersebut kerap mengarah pada pemerintah. Namun saya yakin bahwa suatu hari nanti semuanya akan baik-baik saja dan kembali kondusif.

Ketika Saya dituduh sebagai Buzzer oleh oposisi pada waktu lalu, Saya tidak melakukan respon apa pun karena prinsip saya didalam demokrasi merupakan suatu kewajiban siapa pun Presidennya wajib untuk kita dukung. Alhamdulillah kebetulan pilihanku menang.

Tuduhan BuzzerRp pada saya tidaklah benar dan tidak semua pendukung pemerintah sebagai Buzzer hanya gegara membela orang baik. Ya orang baik wajib untuk kita dukung demi Indonesia Maju.

1). Bersatulah Wahai Anak Negeri

Hidup didalam Negara Demokrasi tidak harus mempermasalahkan buzzer. Tiada guna membahas hal tersebut, malu lah pada negara lain yang telah maju pada tekhnologinya. Negara lain sudah mampu menciptakan robot eh Indonesia masih ribut bajar bajer. Indonesia kaya akan potensi juga bisa maju jika semua bersatu padu berdedikasi membangun negeri.

Indonesia ini rumah kita bersama, milik kita semua penuh kemajemukan. Berbeda adalah keniscayaan, namun harus tetap konsolidasi untuk Indonesia Maju. 

Biarkan pemerintah bekerja dan pernah ganggu Pemerintahan ini dengan tuduhan tiada pasti. Banyak dari sekian juta para pendukung Jokowi namun belum tentu Buzzer. Tidak bisa gitu drun.

Presiden Joko Widodo merupakan salah satu putra terbaik bagi bangsa Indonesia. Beliau dipilih langsung oleh jutaan rakyat Indonesia. Beliau pemimpin berlatar belakang rakyat biasa namun sederhana. 

Presiden ketujuh tersebut lahir dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Beliau pemimpin yang punya komitmen tinggi demi nusa bangsa dan agama di Indonesia dan jujur terhadap amanahnya.

Sebagaimana posisi para Menteri yang sekarang duduk dalam Kabinet Indonesia Maju. Termasuk Pak Prabowo dan Sandiaga Uno. Semuanya putra terbaik bangsa yang dibutuhkan Indonesia. 

Sudahlah, membahas bajer tiada arti. Mari kita bersatu merapat barisan untuk senantiasa mendukung setiap langkah kebijakan pemerintah. Tidak ada perlu debat kusir untuk cari sensasi lagi.

Indonesia berada dipundak masing-masing para pemudanya. Maka sebagai Generasi Muda milenial hendaknya menjadi barisan kokoh demi mensukseskan langkah pemerintahan.

2). Mendukung Pemerintah Adalah Wajib

Sebagai Warga Negara Indonesia yang baik memilih Pemimpin adalah kewajiban yang mutlak harus dijalani oleh semua individu. Tidak ada yang salah dan tidak ada yang keliru mendukung Beliau yang kini telah menjadi Presiden. Sah-sah saja.

Seandainya terbukti benar pun ada buzzer rp, bazzer rupiah atau bajer istana, ya itu urusan mereka sendiri bukan urusan saya. Sebab saya bukan yang dimaksud diantara nama bajer tersebut. Menurutku itu lebih baik dari pada buzzer oposisi.

Saya akan pilih buzzer pemerintahan dan tetap mendukung buzzer pemerintah sekalipun dituduh sebagai bajer Rp. Silahkan saja "sak karepmuh" bajer Rp lebih baik karena sebagai garda terdepan dalam menangkal berbagai isu miring terkait hoak, propaganda dan narasi tidak benar dari kaum sebelah yang digempurkan untuk pemerintah.

Sweet karma dari tokoh tersebut tidaklah benar dan Saya mungkin mewakili pendukung lainnya. Nanti juga normal dan bersatu bersama pemerintah. Hingga sekarang Alhamdulillah Saya masih ikhlas dan ridho dalam mendukung orang baik, orang waras dan kini sudah nongkrong di Istantaa sebagai Presiden. Sekalipun tanpa imbalan sepeserpun sebagaimana tuduhan tersebut terlontar pada Saya dan mungkin relawan yang lainnya, bahwa semua tidak benar dari tuduhan buzzer dipelihara pemerintah.

Sebagai anak bangsa harus melek, bahwa banyak negara lain yang iri terhadap kemakmuran, kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia. Termasuk terjalinnya keragaman dari aneka suku dan berbagai macam budaya terjalin baik dan tetap dalam ikatan ideologi Pancasila.

Jika ingin melihat fakta sebenarnya justru dari pihak oposisilah selalu bikin gaduh dan selalu menyerang pemerintah. Barisan ini entah apa maunya, seakan tidak rela jika Indonesia bersatu dibawah kibaran bendera Indonesia raya, NKRI.

Bahkan jika melihat fenomena buzzer kadrun, jauh lebih bahaya ketimbang buzzer pemerintahan yang tetap menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari rongrongan paham khilafah.

Membabi buta dengan kontra narasi untuk pemerintah hingga menyerang pribadi Jokowi sampai dibilang antek cina, antek aseng, anak PKI dan lain sebagainya. Semua itu tidaklah benar.

Oleh karena itu mendukung pemerintah adalah suatu kewajiban untuk masyarakat Indonesia dimanapun berada. "Wa'tasimu bihabillahi jamian wala tafaroqu" mari semuanya agar bersatu padu dan janganlah bercerai berai.

3). Bersama Jokowi Indonesia Maju

Slogan Indonesia Maju bukan hanya sembarang slogan untuk Indonesia. Slogan ini sudah terbukti dengan jelas sekarang. Lihatlah pembangunan disegala bidang baik jalan tol, bandara maupun pembangunan lainnya.

Tidak dipungkiri jika hal tersebut telah menjadi sorotan Dunia Internasional. Banyak negara lain yang justru ingin belajar tetang keragaman di Indonesia.

Segala infrastruktur telah selesai dibangunnya. Kini, Pemerintah diseluruh Dunia sedang berjibaku dengan wabah pandemi termasuk Indonesia. Maka pada beberapa bulan lalu demi upaya mencegah pandemi ini, pemerintah Indonesia telah mendatangkan vaksin covid-19 untuk masyarakat Indonesia.

Sweet karma akan terjadi jika kondisi sudah pulih dari pandemi. Percayalah semua yang dituduhkan akan berbalik dengan mendukung Pemerintah. Oleh karena itu mari bersatu dan sekali lagi kita dukung langkah pemerintah ini agar bersama Presiden Jokowi Indonesia Maju.

Jangan pernah lelah membela orang baik. Jangan pernah lelah mencintai Indonesia. Mari jaga dan rawat rumah kita bersama ini yang bernama Indonesia. Tidaklah usah dengarkan narasi jelek dari mereka yang ingin memecah belah bangsa Indonesia dengan cara mengadu domba.

Samhudi Bhai

Kompasianer Brebes Community (KBC) 68 Jawa Tengah-Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun