Sudah satu tahun wabah Pandemi melanda Indonesia. Virus Corona atau yang lebih dikenal dengan Covid-19 ini telah memporak-porandakan segala sendi dan perekonomian umat manusia.
Masyarakat Indonesia khususnya keturunan Tionghoa akan merayakan Perayaan Tahun Baru China atau biasa yang dikenal dengan sebutan Perayaan Imlek akan berlangsung pada besok hari.
Imlek 2021 tentu akan terasa sedikit berbeda dibanding pada tahun sebelumnya. Akibat masih masifnya wabah pandemi penyebaran Covid-19.Â
Hal ini sebagaimana pada perayaan hari besar umat Islam yakni Lebaran Idul Fitri, Idul Adha, dan juga Tahun Baru 2021 yang kesemuanya diadakan secara sederhana, ini upaya mencegah Covid-19.
Pemerintah dalam memerangi Covid-19 ini tidak main-main dan segala bentuk kerumunan atau keramaian termasuk imlek dan hari besar lainnya tentu saja menjadi prioritas utama bagi masyarakat sesuai dengan peraturan Pemerintah.
Imlek 2021 akan jatuh pada hari jumat 12 Februari 2021 besok. Oleh karena itu mengingat wabah pandemi ini masih berlanjut, maka perayaan imlek ini pun tidak luput dari himbauan Pemerintah.
Hal ini sebagaimana pernyataan dari Menteri Agama Gus Yaqut, menghimbau kepada masyarakat warga tionghoa untuk melaksanakan acara tersebut dengan cara sederhana saja dan protokol kesehatan.
"Karena situasi berbeda, Indonesia dan dunia menghadapi Covid-19. Saya kira umat Konghucu harus mawas diri bahwa perayaan Imlek bisa dengan cara sederhana" (Yaqut choli qaumas).
Pernyataan tersebut sudah jauh-jauh hari dikeluarkan oleh Menteri Agama. Sebagaimana dalam keterangan pers pada youtube sekretariat Presiden pada kamis 4/2/2021 lalu sumber: detik.com.
Bahkan alangkah lebih baik apa bila acara perayaan tahun baru china tersebut dilaksanakan secara virtual saja. Sebab untuk sebuah silaturahim dengan keluarga atau teman tidak harus ketemu.
Saya juga yakin dengan cara virtual tersebut tidak akan sedikitpun mengurangi nilai dan makna dari pada perayaan imlek, sebagai mana dulu hanya video call yang saya lakukan untuk maaf-maafan dihari raya lebaran. Sedih gaes..
Imlek 2021 merupakan tradisi hari besar Umat Konghucu Indonesia. Setiap tahunnya pasti selalu ramai dan meriah. Sebagai umat beragama, hal ini bisa menjadi inspirasi bagi yang lain untuk saling menghormati dan saling toleransi.
Sebagaimana umat islam saling silaturahim dengan satu sama lainnya ketika merayakan hari besar seperti lebaran. Hal ini pun sama bagi umat konghucu, mereka satu sama lain saling bersilaturahim diacara tersebut.
Jika dihari besar umat islam ada acara makan-makan, gembira ria dan halal bi halal, begitu juga sama dengan umat kinghucu. Ada acara bagi-bagi angpao, barongsai dan juga kumpul bersama keluarga. Namun karena kondisi covid-19 yang tak kunjung usai maka alangkah lebih baiknya dilakukan secara sederhana atau dilakukan dengan secara virtual.
Sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) yang baik, maka wajib hukumnya untuk selalu mentaati dan mematuhi peraturan pemerintah termasuk tentang anjuran pemerintah sebagai upaya mencegah covid-19 ini. Ayo semuanya agar tetap pada peraturan Protokol Kesehatan.
Sebagai umat beragama yang saling menghormati dengan satu sama lainnya demi menjunjung tinggi nilai toleransi dalam bingkai kebhinnekaan. Maka akan lebih baik untuk saling mendoakan.
Indonesia adalah rumah kita bersama. Indonesia adalah tempat lahir kita. Maka hidup beragama dan berbangsa didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk menghormati sesamanya.
Mari semuanya saya ajak kepada seluruh umat beragama untuk sama-sama berdoa sesuai dengan kepercayaannya masing-masing berdoa agar Indonesia cepat keluar dan terbebas dari wabah pandemi.
Beberapa Tradisi Tahun Baru Imlek
Secara spesifik Saya sebagai umat beragama Islam sebenarnya tidak begitu tahu mengenai asal muasal adanya imlek ini. Namun, bersumber dari media yang baca kata imlek berasal dari kata hokian.
Kata hokian ini merupakan gabungan dari im dan lek. Maka jika diartikan dengan bahasa tionghoa kalimat im ini mempunyai arti sebagai bulan. Sedang arti dari pada lek ini berarti penanggalan.
Oleh karena itu jika digabungkan kalimat im dan lek ini menjadi imlek yan mempunyai arti keseluruhannya dengan kalender atau penanggalan dan jika disamakan dengan bahasa Inggris maka imlek berarti tahun baru atau New Year.
1). Bersih-bersih rumah
Bersih-bersih rumah ternyata bukan saja dilakukan bagi umat islam sebelum menjelang lebaran. Bebenah atau membersihkan rumah juga ternyata dilakukan oleh umat konghucu.
Hal ini penting dilakukan agar ketika hari tersebut datang rumah sudah siap untuk para tamu yang akan berkunjung kerumah kita. Sehingga dengan kondisi rumah bersih, rapi dan tertata dengan baik maka tidak akan malu-maluin.
Sebagai orang normal biasa hal tersebut juga menjadi masalah. Pasalnya, kebiasaan orang Indonesia selalu hibah atau menggunjing. Sebagai contoh "ih rumahnya kok gini banget kotor, apa ngak pernah dibersihin yak? Sambil berbisik-bisik dengan saudara yang lainnya saat tuan rumah sibuk didapur menyiapkan cemilan untuk tamunya.
Bagi warga tionghoa membersihkan rumah sebelum imlek adalah kewajiban karena itu berarti tahun baru rejeki pun baru. Bagi umat islam pun sama dianjurkan bahwa "Anadhofatul Minan Iman" kebersihan merupakan bagian dari iman. Rumah bersih rapi dan sedap dipandang mata sehingga tamu pun betah berlama-lama hingga rejeki berupa angpao pun berdatangan pada anak kita.
2). Sembahyang di Klenteng
Merupakan tradisi bagi warga tionghoa beribadah dan berdoa disebuah rumah ibadah berupa klenteng. Sebuah kepercayaan bagi warga konghucu beribadah dikleteng dengan berharap ditahun berikutnya membawa keberkahan, keselamatan dan kedamaian.
Sembahyang bagi leluhur dengan membawa aneka buah dan minuman untuk para arwah leluhur sebagai kepercayaan turun menurun yang dilakukan oleh umat tionghoa sebelum hari imlek diadakan. Harapannya agar tahun depan tetap dengan keberkahan.
Hal ini pun sama dilakukan oleh umat islam sebelum lebaran. Ziarah kubur dimakam para leluhur orang tua kita yang sudah meninggal. Mendoakan para waliyullah sebagai wasilah pada orang tua tersebut. Diantaranya adalah menabur bunga tujuh rupa diatas pusara sebagai sunnah Rasul dalam ziarah.
Sebagaimana dihari raya umat islam saat lebaran. Pada waktu pagi hari berangkat ke Masjid untuk melaksanakan sholat idul fitri atau idul adha sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah swt.
3). Makan-makan bersama keluarga
Acara makan-makan yang tidak kalah serunya bersama keluarga juga merupakan bagian tradisi dari perayaan imlek. Hal ini dilakukan secara turun temurun sebagai bagian dari kepercayaan kaum tionghoa. Acara makan ini persembahkan hanya untuk para dewa yang tidak memakan hewan bernyawa.Â
Acara makan-makan seperti ini pun sama dengan umat islam ketika sehabis sholat idul fitri dengan keluarga. Satu meja kumpul dengan menu opor ayam dan lontong sayur. Hal ini juga sama bermakna penuh keberkahan saat makan.
Inilah wajah asli Indonesia yang kaya akan budaya dan tradisi. Indahnya hidup saling toleransi antar umat beragama ditambah pula dengan posisi Menteri Agama bagi semua Agama. Lengkap sudah wajah Indahnya Indonesia.
Sekalipun masih banyak tradisi perayaan bagi umat konghucu seperti barongsai (halal bi halal, hadroh, rebana dengan tari marawis) bagi-bagi angpao (bagi-bagi duit saat silaturahim pada ponakan dihari raya lebaran) dan lainnya. Namun, kiranya cukup tiga saja dari saya.
Pada akhirnya saya mengucapkan Gong Xi Fat Chai dan selamat bagi teman-teman yang merayakannya. Semoga membawa keberkahan, kedamaian dan keberkahan.
Samhudi Bhai
Kompasiana Brebes Community (KBC) 68 Jawa Tengah-Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H