Persiapan menikah sebenarnya mudah dan gampang jika sudah jauh-jauh sebelumnya sudah dipersiapkan termasuk harus mendapatkan doa restu orang tua dari masing-masing pihak.
2). Melakukan hubungan dengan masyarakat sekitar
Langkah selanjutnya sebagai persiapan sebelum menikah setelah mendapatkan restu dari orang tua adalah menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar. Inilah yang dimaksud dengan muamalah, hubungan baik dengan sesamanya karena nantinya akan terjun ke masyarakat berbaur dengan warga.
Muamalah sangat diajarkan oleh Agama sebagai langkah menuju pribadi tangguh dalam bermasyarakat. Termasuk dalam menghadiri undangan ketika dapat undangan dari tetangganya atau sekitarnya atau gotong-royong warga.
Hidup bermasyarakat dengan saling bantu membantu juga sangat diajarkan oleh Agama. Inilah yang merupakan wujud habluminallah wa habluminanas.
Harapannya jika semua undangan baik pernikahan atau khitanan pada tetangga, saudara dan teman dapat kita hadiri, maka itupun akan kembali balik lagi kepada kita dan tentu untuk kita sendiri.
Umumnya orang berkata "apa yang kau tanam maka itu yang akan engkau tuai" Misalnya kondangan, tahlilan, slametan, reunian dan lain sebagainya. Hal sepele namun sangat perlu diamalkan demi masa depan kita sendiri lebih-lebih dalam persiapan menikah nantinya.
Persiapan menikah dengan cara tersebut sangat efektif dilakukan dan terbukti manjur. Disaat hari H perkawinan datang maka tabungan undangan yang telah kita hadiri pada saat belum menikah pun kini sebaliknya giliran kita yang panen dengan banyaknya tamu undangan.
Ditambah lagi dengan lainnya seperti bahan pangan dari yang kita sumbangkan pada waktu belum menikah. Misalnya jenis makanan beras, minyak, telur, rokok atau pun uang. Semua akan kembali pada kita saat menikah.
Hal inilah yang masih menjadi tradisi atau adat budaya dikampung Saya Brebes Jawa Tengah atau yang dikenal dengan telitian (sumbangan) untuk masing-masing individu pada tiap permintaanya.
3). Ziarah Kubur pada leluhur orang tua
Point selanjutnya terkait persiapan menikah yang ketiga adalah ziarah qubur pada orang tua atau leluhur kita yang sudah meninggal mendahului kita.
Adat budaya ini hingga kini masih melekat dijawa tengah. Tujuannya mendoakan ahli qubur serta sebagai pengingat untuk kita bahwa setiap manusia setelah hidup bakal mengalami kematian. Sehingga harapannya tetap menjadi manusia yang ingat Allah swt.