Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Saya Belum Siap Menikah, Apa Alasanya?

6 Februari 2021   18:06 Diperbarui: 6 Februari 2021   18:16 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perasaan insan sama ingin nyinta dan di cinta bukan ciptaan manusia tapi Tuhan yang kuasa janganlah dipungkiri segala yang sudah terjadi (M. Mashabi).

Menikah adalah sunnah yang sudah Allah swt tetapkan pada umat Rasulullah Muhammad Saw agar keduanya terjalin pada hubungan yang sah dan dalam ikatan yang suci sehingga terhindar dari zina. Itulah salah satu manfaat menikah dan masih banyak manfaatnya yang lain dari menikah. Sesuai Qs. Arrum 30/21.

Allah swt menciptakan dunia dan seisinya ini selalu lengkap dengan berpasang-pasangan dan semuanya enak untuk dilihat serta didengar. Tdak ada suatu apa pun yang terjadi didunia ini kecuali atas kuasa Allah Swt. Ada siang ada malam, ada pagi ada sore, ada janda ada duda, ada yang menikah ada juga yang jomblo. 

Topik pilihan kali ini benar-benar menampar saya, loh emangnya kenapa? Mungkin begitu kura-kura pertanyaan yang ada dipikiran anda. Bukan karena Saya tidak mau untuk menikah akan tetapi lebih spesifiknya kamulah yang membuat Saya menjomlo. Hehehe..

Ketika perasaan itu ada dan insyallah selalu ada untuk semua teman-teman dan saya khususnya yang belum dikaruniai jodoh atau sampai hari ini belum juga dipertemukan dengan seorang pilihan yang diridhoi Allah swt maka jangan berkecil hati, terus berusaha dan berdoa. Khusnudzon saja pada Allah swt tempat ndepe-ndepe memohon doa.

Persiapan menikah memang menjadi patokan tersendiri bagi sebagian orang akan tetapi banyak pula menikah tanpa persiapan apa pun dan terjadi dengan begitu saja. Namun atas kuasa Allah swt dan memang sudah menjadi jodoh orang tersebut, maka terjadilah pernikahan.

Sebagaimana umumnya teman-teman yang sedang menimba ilmu pondok pesantren atau sedang belajar diperguruan tinggi. Tidak jarang dari teman ini yang menikah atas pilihan orang tuanya atau dijodohkan dengan seseorang atas pilihan dari seorang Kyai yang mengasuh diponpes tersebut.

Inilah yang dialami teman saya yang konon dijodohkan oleh anaknya Kyai disebuah pesantren terkenal dijawa tengah atas permintaan Pengasuh dipondok tersebut dan ia sekarang punya anak dua dari hasil pernikahan tersebut.

Hal lain juga dialami oleh Siti teman yang juga dijodohkan oleh orang tuanya disaat ia masih kuliah disebuah perguruan tinggi di Jawa Barat. Ia menikah tanpa persiapan sebelumnya, namun karena ia anak yang berbakti maka menikahlah ia dengan pilihan orang tuanya dan sampai sekarang juga sudah dikaruniai anak dua.

Jodoh, rezeqi dan maut adalah rahasia Allah swt, dengan siapa dan yang mana pasangan seseorang tersebut, semuanya hanya Allah yang tahu dan tidak ada satu pun orang didunia ini mengetahuinya. 

Persiapan menikah memang penting namun disisi lain banyak pula yang menyepelekan persiapan menikah tersebut, sehingga pada akhirnya banyak pula hubungan dalam rumah tangga kandas ditengah jalan akibat sembrono.

Sering sekali Saya mendenger keluh kesah dari seorang teman baik cewe atau pun cowok yang mengatakan bahwa Saya belum siap menikah, lalu apa alasannya?

Jika cowok beralasan si cewenya ini dan itu tidak nurut sama suami, berani serta tidak menghargai suami sehingga hampir setiap hari terjadi pertengkaran hebat tanpa ada yang mau mengalah diantara keduanya. Omah-omah kok perang terus?

Sehingga pada akhirnya dari perang saudara tersebut harus mengakibatkan putusnya suatu hubungan percintaan didalam hubungan rumah tangganya. Nah kan jomblo bilang juga apah? Hehe..

Begitu pula informasi yang saya dapat dari seorang teman cewe yang intinya teman tersebut sampai sekarang trauma untuk menikah kembali dan single parrent lebih dipilih dari pada menikah.

Walaupun saya sendiri berstatus jomblo bukan berarti saya tidak laku, akan tetapi saya lebih mementingkan dialog terbuka sebelum jauh melangkah lebih dalam. 

Sebab menurut saya menikah adalah amanat Allah swt. Jadi bukan barang mainan yang umumnya sering kita dengar kalimat pria ini telah menikah beberapa kali, wah itu mah buaya darat atau play boy namanya. Saya bukan type cowok yang seperti begitu.

Sekarang teman saya sekarang single parrent bagi cewe dan duda bagi cowok serta banyak teman lain baik single parent atau pun perawan yang menjawab rata-rata dengan kalimat tersebut yakni trauma. Suatu masalah umum yang dihadapi bagi sebagian para janda. Hehe..

Mengapa mereka trauma? Ya mungkin saja kurang persipan dalam menikah sebagaimana dalam bahasan topik pilihan kali ini. Intinya belum jodoh lah seperti saya yang jomblo gitu aja yang gampang dan ribet. Hehehe.

Persiapan menikah itu penting untuk dipikirkan secara masak biar tidak kecewa untuk kedepannya. Sebab menikah itu sakral yang hanya akan terjadi sekali dalam seumur hidup.

Sebagai contoh dari persiapan menikah diantaranya adalah niat, ongkos dan restu orang tua. Ketiga inilah pokok penting sebelum melangkah lebih jauh untuk menikah dan pastikan semua itu tercukupi sehingga akan berpengaruh pada proses perjalanan rumah tangganya.

1). Yang pertama adalah Niat, hal ini harus benar-benar dipikir dua kali sebelum apa yang terjadi karena tanpa niat semua hanya sia-sia belaka tanpa arti, sekalipun ada ongkos atau biaya pernikahan itu ada.

Amalan apa pun tanpa disertai niat maka akan sia-sia belaka. Sebagai contoh sholat, haji dan shodaqoh semua harus disertai dengan niat untuk ibadah pada Allah swt bukan untuk mencari yang lain.

2). Langkah yang kedua adalah ongkos atau biaya. Hal ini pun penting untuk dipikirkan dua kali sebelum bertindak. Banyak yang gagal dalam hubungan rumah tangganya hanya karena satu permasalahannya yakni perekonomian.

Oleh karena menjadi sangat penting jika mau menikah persiapan ongkos atau biaya terlebih dahulu. Kumpulin sedikit demi sedikit dari hasil kerja. Sedikit demi sedikit jika dikumpulin lama-lama juga menjadi bukit. Persiapan menikah pun lancar aman tanpa hambatan.

Sebagaimana dari pengalaman Saya sendiri, ketika mencintai seorang wanita dan to the point mereka kebanyakan menanyakan hal ini. Sudah siap belum untuk menikah? Pikir dua kali sebelum terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

3). Setelah niat, ongkos sudah langkah selanjutnya adalah restu orang tua yang juga merupakan salah satu faktor utama dari persiapan menikah tersebut.

Kokohnya suatu bangunan rumah tinggal bukan terjadi karena semen dan batu batanya yang kuat, namun hal tersebut terjadi karena pondasi dalam bangunan tersebutlah yang kuat. Sehingga awet tidak mudah roboh atau ambruk apa bila diterpa badai dan lain sebagainya.

Begitu juga dalam pernikahan, tanpa restu orang tua mustahil hidupnya penuh barokah. Tanpa doa dan dukungan orang tua, jangan harap menjadi keluarga sakinah mawadah dan warohmah.

Sudah banyak contoh dan kejadiannya. Hubungan rumah tangga tanpa restu orang tua dan mereka rata-rata mengaku tidak tentram dalam menjalani hidupnya.

Oleh karena itu walaupun masih banyak persiapan menikah yang lainnya, namun kiranya cukup tiga saja sebagai wakil dari lainnya dalam menghadapi pernikahan.

Semoga bagi yang sudah menikah saya doakan semuanya hidup selalu dalam ketentraman dan penuh kasih sayang dalam naungan restu orang tua.

Samhudi Bhai

Kompasiana Brebes Community (KBC) 68 Jawa Tengah-Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun