Oleh karena itu jika menurut saya untuk merespon soal ini hanya satu saja kuncinya yakni mendiamkannya sehingga dengan seperti itu mereka bakal berhenti sendiri dan biarkan mereka hareudang-hareudang panas-panas hehe..
Soal drama dari Demokrat hal ini bisa saja untuk senjata framing mereka agar presiden jokowi ikut terlibat dalam kudeta. Jika sampai terjadi, maka tindakan ini bisa dikatakan sebagai simbol orang pengecut sebab nyata menghancurkan citra pak Jokowi.
Jika pun melihat dari gaya Demokrat apa bila kita lihat peristiwa ini justru yang ada ia sedang atau bermain-main api yang sesungguhnya. Bisa dibilang sebagai pemantik juga karena mengundang berbagai masalah secara terbuka dan secara terang-terangan yang lebih luas.
Sedangkan di sisi lain Presiden Jokowi dikaitkan dan tentu Beliau tidak tahu menau soal ini. Apa urusane? Oleh karenanya saya beropini bahwa hal tersebut AHY sebaiknya tidak usah bawa-bawa Presiden apa lagi minta agar kudeta tersebut diklarifikasi. Enak sajah. Haha..
Minta saja klarifikasi pada kelima yang dituduhkan tersebut. Sebagaimana yang sudah Moeldoko klarifikasikan, tinggal tunggu yang lainnnya terkait tuduhan kudeta pada ke empatnya.
Partai Demokrat sebenarnya bukan siapa-siapa sih karena partai ini sudah tidak sebesar dulu sewaktu masih dijabat oleh SBY bapaknya. Tentu jelas beda jauh dong dengan sekarang, karena Demokrat sekarang mah hanya menuju sebuah mimpi dari kegagalan yang tadinya partai kecil akan tetap sebagai partai mini.
Buat apa harus kudeta? Dipikir secara logis jika Jokowi mau kudeta tentu bukan dengan partai kecil yang lemah tidak dapat ngapa-ngapain seperti partai Demokrat yang dipimpin oleh AHY. Tentu jauh lebih baik apa bila ingin kudeta dengan Gerindra ataupun PDIP kan gitu.
Kendati keributan terkait isu kudeta ini telah memicu sudah dari semua kalangan baik pengamat politik maupun maupun dari internal pada umumnya.
Isu kudeta digembar gemborkan oleh AHY tersebut tidaklah benar, AHY harusnya bilang saja jika ingin mencari panggung demi ambisi kuasanya dan kelancaran dalam politik praktisnya.
Sampai disini mari kita simak saja terlebih dahulu kemana arah larinya dari AHY ini. Sebab bisa saja para pelakunya dari berbagai kalangan. Alangkah lebih baik jika mau belajar pada pernyataan sebelumnya ditubuh Demokrat. Mereka bisa saja bukan secara harfiah dalam mengartikan kudeta, namun dalam bentuk lain yang lebih spesifik kembali. Tentu dong tujuannya sebagai alat untuk bermain playing victim.