Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Abu Janda: Gus Miftah Maafkan Murid Nakalmu

2 Februari 2021   20:43 Diperbarui: 2 Februari 2021   20:54 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abu Janda kiri bersama Gus Miftah di acara Corbuzier Podcast. Sumber: twitter.com/permadiaktivis1

Masih membahas seputar isu Permadi Arya atau yang lebih dikenal dengan nama Parodi Abu Janda seorang aktivis pegiat sosimed yang sedang kesandung batu kerikil terkait rasisme dengan eks Komnas HAM Natalius Pigai.

Satu hal ketika saya ulas disini terkait simpang siurnya beraneka berita baik pro maupun kontra perihal Abu Janda dan ini bukan berarti saya mendukung ataupun membela seorang Abu Janda.

Walaupun pada faktanya Saya sering melihat sendiri video-video Parodi Abu Janda yang bikin tertawa sampai ngakak terpingkal-pingkal dan tentu dalam hal ini video dibuat untuk mengconter para barisan anti kebhinnekaan tersebut.

Perjuangan Abu Janda yang sudah banyak ikut andil dalam mendedikasikan dirinya untuk negeri ini terutama dalam hal mengcounter setiap propaganda-propaganda dari para laskar kadrun.

Sebenarnya jika ingin melihat lebih dalam kembali ternyata kasus yang menimpa Abu Janda hanyalah merupakan kesalah pahaman belaka tidak ada yang lain. Inilah pokok permasalahannya.

Abu Janda adalah sekian dari banyaknya para pembela dan pecinta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang senantiasa berada digarda terdepan dalam upaya melawan narasi-narasi, hoak, proganda, statement, framing dan lainnya yang dibuat oleh kaum intoleran.

Namun hanya saja ia sedang mengalami keceplosan lantaran kontra narasinya yang ditujukan oleh Tengku Zulkarain dicuitannya dalam sebuah komentar. Hal inilah kenudian menjadi masalah besar sebab dianggap telah memicu rasialisme.

Abu Janda dilaporkan oleh DPP Komite Nasional Pemuda Indonesi (KNPI) terkait dua kasus yang dianggapnya sebagai rasis yaitu kalimat Evolusi dan penyebutan Islam Arogan pada jumat 29/01/2021.

Sedang disisi lain dari hasil tabayun atau klarifikasi pada sebuah video yang diunggah oleh Channel youtube Deddy Corbuzier pada hari senin 01 februari 2021 bersama Gus Miftah dalam acara #CloseTheDoor Corbuzier Podcast, Abu Janda mengatakan bahwa hal tersebut tidak sama sekali untuk tujuan menghina nama Islam sebagai Arogan.

"Gus @miftah_ maafkan murid nakalmu yang suka  merepotkan & bikin pusing.. maklum posisi striker sekali-sekali pasti kena offside. Terima kasih bang Deddy @corbuzier berkenan fasilitasi tabayyun ini" ujar Abu Janda dalam postingan twitternya pada senin 01 februari 2021.

Sementara itu Gus Miftah juga memberi pesan kepada Abu Janda agar kedepan dalam memberi kontra narasinya lebih spesifik lagi kearah yang baik dan benar. Sebab menurutnya hanya keslahan pahaman dalam berbahasa.

"Ini sebenarnya tidak akan menjadi masalah ketika twit Permadi Arya lebih spesifik. Jadi seharusnya bukan Islamnya, tapi model islamnya seperti tengku zul" ujar Gus Miftah pada acara tersebut.

Jika dilihat secara spesifik Saya sendiri sudah menganalisa bahwa memang lebih tepatnya dengan kata model bukan dengan menggunakan kata islam itu sendiri, sebab menggunakan kata tersebut tentu akan lebih bermakna luas.

Didalam video lain pun Abu Janda telah klarifikasi yang ditujukan untuk para alim para ulama dan para kyai Nahdlatul Ulama. Pernyataan Abu Janda tidak sama sekali bermaksud untuk membenci Islam.

Islam Arogan seperti yang sudah sama-sama ketahui di Indonesia memang ada sekelompok ormas yang mengaku islam tindakannya tidak mencerminkan nilai-nilai islam itu sendiri. Sebagai contoh dari islam arogan salah satunya suka mengkafir-kafirkan saudara sesama islam dan dari sini saja sudah ketahuan ini bentuk dari sikap islam arogan.

Contoh lain dari islam arogan, katakanlah dari kalangan islam wahabi yang memang dalam faktanya mengaku paling benar sendiri sebagai islam paling suci dan mulia namun buktinya suka sekali membuat gaduh. Begitu juga mereka yang mengaku sebagai Islam dari kalangan NU GL seperti yang dianut golongan para Salafi, Wahabi, Persis, FPI apa lagi HTI.

Sebagaimana Islam Wahabiyah di Indonesia juga sering sekali membidahkan setiap amaliah warga Nahdliyin dimanapun brrada seperti yahlil, selametan, ziarah kubur, dan lain sebagainya. Inilah maksud Arya Permadi.

Kemudian pada kasus yang dianggap rasis terkait Evolusi, ini pun belum bisa secara spesifik ditujukan oleh seseorang. Sebab bahasa ini beragam versi arti dan maknanya, maka bisa dibilang multi tafsir dan tidak ada kaitan dengan kata-kata rasialisme atau ujaran rasis yang bersifat menyinggung Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA).

Komitmen pemerintah dalam upaya menangkal Radikalisme di Indonesia sudah jauh-jauh hari dikumandangkan. Bahkan Kyai Said Aqil Sirajd pernah bilang bahwa sudah waktunya bagi para warga Nahdliyin untuk jihad di media sosial dalam rangka melawan intoleran, radikalisme, hoak, propaganda dan lain sebagainya yang digempurkan oleh narasi sesat dari para kaum Kadrun.

Semoga dengan adanya kejadian ini kedepan harapan saya agar lebih bijak kembali dalam menggunakan media sosial. Mari kita jaga media sosial dari para penebar fitnah dan hoak dari kaum intoleran di NKRI tercinta ini. Salam..

Samhudi Bhai

Kompasianer Brebes Community (KBC) 68 Jawa Tengah-Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun