"Ini sebenarnya tidak akan menjadi masalah ketika twit Permadi Arya lebih spesifik. Jadi seharusnya bukan Islamnya, tapi model islamnya seperti tengku zul" ujar Gus Miftah pada acara tersebut.
Jika dilihat secara spesifik Saya sendiri sudah menganalisa bahwa memang lebih tepatnya dengan kata model bukan dengan menggunakan kata islam itu sendiri, sebab menggunakan kata tersebut tentu akan lebih bermakna luas.
Didalam video lain pun Abu Janda telah klarifikasi yang ditujukan untuk para alim para ulama dan para kyai Nahdlatul Ulama. Pernyataan Abu Janda tidak sama sekali bermaksud untuk membenci Islam.
Islam Arogan seperti yang sudah sama-sama ketahui di Indonesia memang ada sekelompok ormas yang mengaku islam tindakannya tidak mencerminkan nilai-nilai islam itu sendiri. Sebagai contoh dari islam arogan salah satunya suka mengkafir-kafirkan saudara sesama islam dan dari sini saja sudah ketahuan ini bentuk dari sikap islam arogan.
Contoh lain dari islam arogan, katakanlah dari kalangan islam wahabi yang memang dalam faktanya mengaku paling benar sendiri sebagai islam paling suci dan mulia namun buktinya suka sekali membuat gaduh. Begitu juga mereka yang mengaku sebagai Islam dari kalangan NU GL seperti yang dianut golongan para Salafi, Wahabi, Persis, FPI apa lagi HTI.
Sebagaimana Islam Wahabiyah di Indonesia juga sering sekali membidahkan setiap amaliah warga Nahdliyin dimanapun brrada seperti yahlil, selametan, ziarah kubur, dan lain sebagainya. Inilah maksud Arya Permadi.
Kemudian pada kasus yang dianggap rasis terkait Evolusi, ini pun belum bisa secara spesifik ditujukan oleh seseorang. Sebab bahasa ini beragam versi arti dan maknanya, maka bisa dibilang multi tafsir dan tidak ada kaitan dengan kata-kata rasialisme atau ujaran rasis yang bersifat menyinggung Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA).
Komitmen pemerintah dalam upaya menangkal Radikalisme di Indonesia sudah jauh-jauh hari dikumandangkan. Bahkan Kyai Said Aqil Sirajd pernah bilang bahwa sudah waktunya bagi para warga Nahdliyin untuk jihad di media sosial dalam rangka melawan intoleran, radikalisme, hoak, propaganda dan lain sebagainya yang digempurkan oleh narasi sesat dari para kaum Kadrun.
Semoga dengan adanya kejadian ini kedepan harapan saya agar lebih bijak kembali dalam menggunakan media sosial. Mari kita jaga media sosial dari para penebar fitnah dan hoak dari kaum intoleran di NKRI tercinta ini. Salam..
Samhudi Bhai
Kompasianer Brebes Community (KBC) 68 Jawa Tengah-Indonesia.