Mohon tunggu...
Samdy Saragih
Samdy Saragih Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca Sejarah

-Menjadi pintar dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, membaca. Kedua, berkumpul bersama orang-orang pintar.- Di Kompasiana ini, saya mendapatkan keduanya!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Brutalitas Politik Amerika

14 Juli 2024   22:14 Diperbarui: 14 Juli 2024   22:49 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaan kini, sejauh mana dampak politik penembakan tersebut? Bisa jadi simpati mengalir deras kepada Trump. Jauh-jauh hari, mayoritas lembaga survei mengunggulkan Trump atas Biden. Tak mustahil pula kian banyak yang percaya bahwa aneka kasus hukum yang sekarang menjerat Trump memang skenario lawan politiknya untuk menghalanginya kembali ke Gedung Putih. "Setelah kasus hukum gagal, opsi terakhir adalah menghilangkan nyawanya," begitu kurang lebih asumsi segelintir pendukung Trump.

Mengikuti perkembangan politik Amerika, saya melihat bahwa Trump memang membawa ancaman. Dia menjanjikan pembersihan para "Deep State" yang selama ini menjadi batu sandungan bagi kebijakan populis kelompok konservatif. Dengan kata lain, musuh Trump bukan hanya Demokrat, melainkan juga kelompok mapan di sektor pemerintahan dan bisnis. Media massa termasuk kelompok yang dituduh Trump bagian dari komplotan Deep State tersebut.

Saya yakin bahwa para politisi kawakan dari Demokrat pun tidak ingin Trump celaka. Akan tetapi, sejarah Amerika menunjukkan selalu ada aktor tak terlihat yang bermain politik dengan cara bengis. Demokrasi dianggap sebagai ancaman kepentingan mereka. Padahal, jika seorang bermain politik, seberapa mengancamnya pun seorang Trump, dia hanya bisa berkuasa 4 tahun lagi. Angka itu bukanlah waktu yang lama.

Sayangnya, politik Amerika semakin brutal. Kecaman dan tuduhan terhadap lawan politik begitu mengerikan. Bisa jadi ini karena kebebasan berpendapat yang nyaris tanpa batas di sana. Namun, terdapat segelintir orang yang terkontaminasi narasi para politikus sehingga melakukan tindakan-tindakan irasional dan kriminal seperti penembakan.

Amerika, bagaimana pun, masih negara terkuat di dunia. Peristiwa di sana sedikit banyak mempengaruhi negara lain. Kita berharap para politisi di sana berpolitik secara dewasa. Tidak sepantasnya nyawa dihilangkan untuk mendapatkan kursi kekuasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun