2. Tentang Cara Mengelola Emosi
Dalam kehidupan ini, kadang kita harus berhadapan dengan orang-orang yang tak menyukai dan memusuhi kita. Namun, Islam mengajarkan agar kita jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. Jangan membalas emosi dengan emosi. Jangan membalas amarah dengan amarah. Jangan membalas kebencian dengan kebencian. Justru kita dianjurkan membalas kejahatan dengan kebaikan. Karena siapa tahu dengan kebaikan yang kita lakukan, hati orang tersebut akan luluh, lembut, lantas menjadi orang yang menyayangi kita. Â Â
"Jangan biarkan emosi, rasa marah, kebencian kepada lawan membuat penilaian kita menjadi keliru. Marah, tindakan nekat membabi-buta hanya membuat lawan kita tertawa" (hal. 224).
3. Pentingnya Menjaga Toleransi Beragama
Toleransi beragama merupakan hal penting yang seyogianya dapat terus terjaga antar umat beragama. Sebagaimana pesan dalam novel ini, tepatnya ketika Salonga yang beda agama dengan Bujang, terlihat sangat menghormati dan mendukung Bujang agar jangan pernah lalai dengan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Jadi ketika Tuanku Imam menasihati Bujang agar rajin shalat, Salonga sangat mendukungnya dan berkata, "Aku setuju, Po Imam. Aku sendiri tidak pernah alfa setiap minggu menghadiri misa di Gereja Tondo. Itu penting untuk membuat jalan hidup kita tetap lurus. Tersambung dengan kuasa Tuhan" (hal. 85).
4. Jangan Mencintai Seseorang Secara Berlebihan
Dalam hidup ini, setiap orang nyaris tak bisa lepas dari perasaan mencintai seseorang. Ya, perasaan mencintai dan ingin dicintai adalah hal yang sangat manusiawi. Namun, jangan sampai kita mencintai seseorang terlalu berlebihan karena hal itu akan membuat hati kita sangat bersedih dan terluka saat berpisah dengannya. Padahal, perpisahan dalam hidup ini adalah suatu keniscayaan.
      "Perasaan cinta yang besar, yang sebesar apa pun dia, tetap akan berakhir saat waktu telah berakhir..." (hal 245).
Â
5. Dampak Buruk Memiliki Banyak Istri dan Banyak Anak