NAMA: SALZHA BHILA FITRIA
NIM: 202110230311063
STOP SELF DIAGNOSIS!
Baru-baru ini sedang marak trend mendiagnosis diri sendiri, sebetulnya dalam kasus ini tidak bisa kita sebut dengan trend, karena mendiagnosis diri sendiri belum tentu tervalidasi kebenarannya. Jadi "Apa sih self diagnosis itu?" "Bagaimana cara untuk menghindarinya?". Nah jadi kita ingin membahas apa itu self diagnosis dan bagaimana cara menghindarinya.
Self diagnisis adalah sebuah tindakan atau upaya mendiagnosis diri sendiri berdasar informasi yang didapatkan secara mandiri, bisa melalui mulut ke mulut seperti dari keluarga, teman, atau oranglain, bisa juga melalui pengalaman buruk yang dulu dilalui, atau bisa juga informasi tersebut didapat melalui sosial media.
Tindakan self diagnisis tidak pernah dibenarkan oleh tenaga medis profesional, karena hal ini dapat sangat membahayakan orang tersebut. Karena kalau sampai kita salah mendiagnosis sebuah maka akibatnya bisa sangat fatal.Â
Bahaya dari self diagnosis, yaitu kita dapat mengalami salah penanganan. Seperti contoh : kita mendiagnosis diri sendiri mengalami gangguan kepribadian, padahal apabila dia memeriksakan diri ke tenaga medis profesional, ada penyakit yang berbahaya, seperti adanya sel tumor yang sedang bersarang di otak, hal itu dapat mengakibatkan pertumbuhan tumor yang lebih berbahaya apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat oleh tenaga medis profesional.Â
Bahaya self diagnosis selanjutnya yaitu, kita bisa saja salah dalam dosis obat ataupun kita dapat salah meminum obat, yang bisa mengakibatkan hal -- hal yang tidak kita inginkan. Dengan itu kita dapat menghindari self diagnosis, dengan cara di bawah ini.
Adapun cara - cara untuk menghindari self diagnosis , yaitu:
Pertama, memilah dan memilih informasi dari internet secara pintar dan slektif, karena apabila informasi yang kita dapatkan itu salah maka akibatnya bisa sangat berbahaya bagi diri kita sendiri.
Kedua, mencari lingkungan yang mendukung kegiatan yang kita lakukan, kita dapat mencari lingkungan yang positif dengan mengikuti kegiatan - kegiatan sosial, kegiatan amal, dan dapat juga dengan mengikuti kegiatan olahraga.
Ketiga, dengan cara berdiskusi dengan teman, kerabat yang pernah memiliki gejala - Â gejala seperti yang sedang di alami, dengan hal ini kemungkinan kita bisa mendapat arahan yang tepat, namun kita masih harus memilah - milah lagi mana informasi yang benar dan mana informasi yang salah.