Emosi negatif seperti stres, kesedihan, atau frustrasi sering kali menjadi faktor utama emotional eating. Makanan dianggap sebagai mekanisme pelarian untuk meredakan perasaan ini. Namun, solusi ini hanya sementara dan sering kali memperburuk situasi emosional seseorang.
- Â Hubungan Otak dan Makanan
Hormon seperti dopamin dan kortisol berperan penting dalam pola emotional eating. Ketika stres, tubuh melepaskan kortisol yang dapat meningkatkan nafsu makan, terutama terhadap makanan yang tinggi gula dan lemak. Makanan ini memicu pelepasan dopamin di otak, memberikan rasa nyaman yang instan tetapi hanya sesaat.
- Pengaruh Lingkungan dan Kebiasaan
Tekanan sosial juga dapat memengaruhi emotional eating. Dalam beberapa budaya, makanan digunakan sebagai coping mechanism atau hadiah. Kebiasaan masa kecil, seperti menerima makanan sebagai bentuk penghargaan, dapat membentuk pola emotional eating di kemudian hari.
Dampak Emotional Eating
Emotional eating memiliki dampak serius pada kesehatan fisik dan mental. Dalam jangka pendek, perilaku emotional eating sering kali menyebabkan rasa bersalah atau penyesalan pada seseorang setelah makan secara berlebihan. Selain itu, makanan yang tidak sehat dapat menyebabkan penurunan energi dan mood swing yang memperburuk kondisi emosional.Â
Sedangkan dalam jangka panjang, emotional eating berkontribusi pada risiko obesitas dan berbagai penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan hipertensi. Kondisi ini juga dapat menyebabkan gangguan psikologis seperti masalah citra tubuh dan binge eating disorder. Dengan gaya hidup modern yang penuh tekanan, memahami emotional eating menjadi relevan untuk menciptakan gaya hidup yang lebih sehat.
Cara Mengatasi Emotional Eating
- Membangun Kesadaran Diri
Tahap pertama untuk mengatasi emotional eating adalah mengenali pemicu emosional dan pola makan yang terkait. Dengan kesadaran ini, seseorang dapat mulai mengontrol kebiasaan makan mereka.
- Alternatif Coping Mechanism
Melakukan aktivitas seperti olahraga atau menjalani hobi juga efektif dalam mengurangi dorongan untuk makan akibat emosi. Hal ini dilakukan sebagai pengganti makan dengan teknik relaksasi seperti meditasi atau pernapasan dalam dapat membantu pengalihan emosi.
- Mengembangkan Pola Makan Sehat
Menyusun jadwal makan yang teratur dan memilih makanan yang bernutrisi agar mendukung kesehatan mental dan fisik. Fokus pada pola makan yang seimbang dapat  mengurangi kecenderungan emotional eating.
- Mencari Dukungan
Konseling atau terapi dapat menjadi solusi efektif bagi sebagian orang. Dukungan dari teman, keluarga, atau komunitas juga membantu dalam menghadapi emotional eating.