Mohon tunggu...
Salya Pualam
Salya Pualam Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Aku dewasa sebab bahasa. Yang mengajarkan kata dengan kedalaman makna. Tertuang tanpa wicara perlu bersuara.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kau

14 Mei 2019   07:39 Diperbarui: 14 Mei 2019   14:02 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kau, malam. Senandungmu selalu membawaku dalam pelukan. Dalam iringan gitar tua pada lampu-lampu merah jalanan. Kadang kita berpapasan. Dawaimu menggenggam, menggandeng tangan dengan mesra. Menculikku dalam telaga netra.

Kau, pagi. Awal sebuah cerita kasih yang hakiki. Secarik kertas kau bawa pergi dari sini. Tinggalkan aku yang memungut pena seorang diri. Aku ingin diajari. Seperti kau yang menyusun dan merangkai kata hati.

Kau, siang. Padamulah aku serupa pualam. Mengapung hingga tergerus dalam air kolam. Cantik. Paras teduh pada hari yang terik. Aku menyukaimu. Malah, ingin memilikimu.

Kau, petang. Kembali membawaku pada malam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun