Ibaratnya begini, mayoritas individu lebih meguatkan pandangan mereka tentang prinsip "timbal-balik" dibanding prinsip "ikhlas" berbuat kebajikan di muka bumi ini. Maka dari itu setiap kebajikan yang dilakukan, (tidak lama kemudian) diam-diam dinanti timbal-baliknya. Lebih parahnya, menanti timbal balik dari orang yang telah diberikan kebajikan.
Ini tidak salah, namun tidak sepenuhnya benar. Tidak salah, karena sudah terpatri dalam pemikiran dan keyakinan seseorang bahwa setiap perbuatan terdapat balasan. Tapi apa kita ingat, siapa yang berhak membalas? Dalam bentuk apa balasan yang pantas pun kita tidak pernah tau.
Yang terpenting adalah kita selalu ingat dan yakin bahwa setiap perbuatan terdapat balasan. Apapun itu, perbuatan baik pasti dibalas dengan hal yang lebih baik, demikian juga perbuatan buruk pasti akan dibalas dengan hal yang lebih buruk. Kapan dan berupa apa balasan tersebut, biar Sang Pencipta yang berkuasa atas hal itu. Kita tidak berhak ikut campur dalam kuasa Tuhan.
So, sebelum terpengaruhi oleh apapun tetaplah berbuat baik. Apa yang ditanam, itulah yang akan dituai. Selamat beraktivitas....
Sumber : Refleksi diri
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI