seperti pada tahun-tahun sebelumnya Ma’had An-Nisa membuka pendaftaran mahasantri baru, salah satu calon mahasantrinya bernama Ica dan Luna, yang mana keduanya sudah berteman dari lama. Setelah melengkapi persyaratan masuk ma’had keduanya pun kini resmi menjadi mahasantri baru.
Kedua nya tidak pernah membayangkan akan masuk ma’had, Luna seorang anak yatim piatu yang di tuntut Om nya masuk ma’had, karena tau pergaulan ponakannya yang begitu bebas di luar. Ia tak ingin ponakanya semakin salah pergaulan kedepannya, dan juga ia ingin ponakannya belajar ilmu agama lebih banyak lagi lewat ma’had. Sedangkan Ica masuk ma’had kerena wasiat terakhir sang ayah, ia tentu tak bisa menolak itu meski hatinya sangat menolak utuk masuk ma’had.
Ada banyak harapan yang mereka tanggung di balik pintu ma’had, orang - orang yang mereka sayangi sangat berharap mereka akan menjadi seperti yang mereka inginkan ketika keluar dari ma’had.
“ Lun kita serius masuk ma’had ?, kalo kita nanti diejekin Vivi sama yang lain gimana ? ” kata Ica resah.
“ Ngapain si Lo mikirin omongan orang, walau kita terpaksa masuk sini tapi itu bukan kesalah kan ?, toh kita hidup bukan dari uang mereka juga sih ” sahut Luna menenangkan keresahan Ica.
“ Iya juga ya ” balas Ica
“ Kita gak salah disini Ca, semua buat orang - orang yang kita sayang, semanngat oke! ” kata Luna menyemagati Ica, meski ia juga belum benar - benar bisa menerima ia harus masuk ma’had, Luna tetap menyemangati Ica yang terlihat berat masuk ma’had. Ica mengangguk seraya tersenyum menanggapi perkataan Luna.
~~~
Di kampus Luna dan Ica bertemu teman - teman lama mereka, yang kehidupannya sangat bebas, sebelum mereka masuk ma’ had pertemanan mereka begitu dekat. sewaktu pulang kampus Vivi mengajak mereka untuk nongkrong nanti malam.
“ Eh nanti malam nongki yuk ” ajak Vivi
“ Ayo!, kafe apa bar ? ” tanya Mita