Mohon tunggu...
salwalavina
salwalavina Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)

SAYA TERTARIK PADA PSIKOLOGI KLINIS PERKEMBANGAN

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sosialisasi mengenai "Penerimaan Orang Tua yang Memiliki Anak Berkebutuhan Khusus ( ABK ) "bersama Wali Murid SLB Bimantara Ngantang

22 Desember 2024   23:20 Diperbarui: 23 Desember 2024   00:01 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Wali Murid / Siswa SLB Bimantara Ngantang ( Sumber : Koleksi Pribadi / Salwa Lavina Yansa

Survei dan Sensus: Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2021, sekitar 2,45 juta anak di Indonesia mengalami berbagai bentuk disabilitas. Jumlah ini mencakup disabilitas fisik, intelektual, sensorik, dan gangguan perkembangan lainnya. Namun, data ini mencerminkan angka yang lebih rendah dibandingkan estimasi global, kemungkinan karena kurangnya diagnosis atau kesulitan dalam deteksi di daerah-daerah terpencil.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga melaporkan bahwa lebih dari 1 juta anak dengan kebutuhan khusus terdaftar di sekolah-sekolah yang memiliki program pendidikan inklusif di Indonesia, meskipun ini mencakup sebagian kecil dari total ABK di negara ini.

4. Tantangan dalam Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang akurat tentang jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia masih terhambat oleh beberapa faktor, seperti:

Kurangnya Deteksi Dini: Di banyak daerah, terutama di wilayah pedesaan, anak-anak dengan kebutuhan khusus belum didiagnosis dengan baik karena kurangnya tenaga medis terlatih atau fasilitas untuk deteksi dini.

Stigma Sosial: Masih ada stigma yang terkait dengan disabilitas di Indonesia, yang kadang membuat orang tua enggan melaporkan atau mencari bantuan untuk anak-anak mereka yang berkebutuhan khusus.

Penyebaran Layanan yang Tidak Merata: Layanan untuk ABK masih terbatas dan tidak merata di seluruh wilayah Indonesia, dengan konsentrasi lebih banyak di kota-kota besar.

Jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia diperkirakan cukup besar, dengan estimasi sekitar 10 juta anak yang memiliki berbagai jenis kebutuhan khusus, termasuk gangguan perkembangan seperti autisme, disabilitas fisik dan sensorik, serta disabilitas intelektual. Data yang lebih akurat dan upaya peningkatan deteksi serta layanan kesehatan dan pendidikan untuk ABK sangat penting untuk mendukung mereka dalam mencapai potensi maksimal.

Edukasi mengenai anak berkebutuhan khusus sangat penting bagi orang tua, karena memberi mereka pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung perkembangan anak secara optimal. Dengan edukasi yang tepat, orang tua dapat mengurangi stigma, mengelola tantangan pengasuhan dengan lebih baik, dan memberikan anak-anak mereka kesempatan untuk berkembang dengan lebih baik dalam lingkungan yang inklusif dan mendukung. Edukasi ini juga membuka akses ke layanan yang dibutuhkan serta memberdayakan orang tua untuk menjadi advokat terbaik bagi anak mereka.

Dengan adanya sosialisasi ini , para orang tua diharapkan untuk menerapkan ilmu yang didapat untuk menciptakan keluarga dan lingkungan yang lebih nyaman dan mampu menerima keadaan anak sepenuhnya tanpa menjelekan ataupun malu mempunyai Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

" Penerimaan ini adalah perjalanan yang terus berlangsung, dan banyak orang tua menemukan cara untuk merayakan ke unikan anak mereka seiring berjalannya waktu. Anak adalah anugerah bukan suatu musibah bagi keluarga terpilih."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun