Mohon tunggu...
Salwa Fecia Putri
Salwa Fecia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

upnvj

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Dari FOMO ke Burnout, Menyadari Bahaya Penyalahgunaan Media Sosial terhadap Kesehatan Mental

8 Desember 2024   20:39 Diperbarui: 8 Desember 2024   21:25 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fear Of Missing Out : cherish.mmm 

Media sosial kini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Sebuah laporan dari We Are Social dan Hootsuite menyebutkan bahwa rata-rata orang Indonesia menghabiskan lebih dari 3 jam sehari di media sosial. Meski membawa banyak manfaat, seperti kemudahan berkomunikasi dan akses informasi, media sosial juga memiliki dampak negatif, terutama pada kesehatan mental. Salah satu dampak tersebut adalah Fear of Missing Out (FOMO) dan burnout, yang semakin banyak dialami oleh pengguna media sosial di era digital ini.

Apa itu FOMO dan Burnout?

FOMO adalah rasa takut ketinggalan atau melewatkan sesuatu yang menarik atau penting. Misalnya, ketika kita melihat teman sedang liburan ke destinasi impian atau menghadiri acara menarik, muncul perasaan iri atau kecemasan bahwa hidup kita kurang menarik dibandingkan orang lain. Kondisi ini sering diperparah oleh algoritma media sosial yang menampilkan konten "terbaik" dari orang-orang di sekitar kita.

Di sisi lain, burnout dalam konteks media sosial adalah kelelahan emosional, mental, dan bahkan fisik yang disebabkan oleh tekanan untuk terus aktif, produktif, dan relevan di dunia maya. Burnout ini kerap dialami oleh mereka yang merasa harus terus memposting, menanggapi komentar, atau mengikuti tren demi menjaga eksistensi mereka di media sosial.

Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental

Penggunaan media sosial yang tidak terkendali dapat memberikan dampak negatif yang signifikan. Berikut adalah beberapa efek yang sering dialami:

1. Meningkatkan Risiko Kecemasan dan Depresi

Studi dari Journal of Social and Clinical Psychology (2018) menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan berkaitan erat dengan peningkatan rasa cemas dan depresi. Ketika kita terus membandingkan hidup kita dengan unggahan orang lain, muncul perasaan rendah diri, kurang percaya diri, hingga kesedihan.

2. Gangguan Pola Tidur

Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan oleh Sleep Foundation, cahaya biru dari layar gadget dapat menghambat produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur. Tidak jarang, scrolling media sosial sebelum tidur justru membuat kita sulit tidur, sehingga memengaruhi kesehatan fisik dan mental secara keseluruhan.

3. Penurunan Produktivitas

Notifikasi yang terus berdatangan dari media sosial mengganggu fokus dan konsentrasi. Akibatnya, tugas yang seharusnya selesai tepat waktu menjadi tertunda. Sebuah studi dari Harvard Business Review menyebutkan bahwa orang membutuhkan rata-rata 23 menit untuk kembali fokus setelah terganggu oleh notifikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun