Mohon tunggu...
SALWA ANDRIANI
SALWA ANDRIANI Mohon Tunggu... Lainnya - Hubungan International FISIP Universitas Tanjungpura

Mahasiwa Hubungan Internasional FISIP Universitas Tanjungpura. Tertarik terhadap sejarah dunia dan budaya-budaya asing

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketegangan Iran-As Merambat, Ancaman Perang atau Jalan Diplomasi?

16 Mei 2024   00:11 Diperbarui: 16 Mei 2024   00:18 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hubungan antara Iran dan Amerika Serikat sejak 1979 (source: theguardian.com)

Sedangkan AS di sisi lain juga harus mencabut sebagian besar sanksi ekonomi yang selama ini membelit Iran agar ada ruang untuk dapat menempatkan diri di meja negosiasi.

Mengingat kekhawatiran AS atas pengaruh dan aktivitas militer Iran di kawasan seperti di Irak, Suriah, Yaman dan Lebanon, maka solusi sementara perlu dicapai seperti Iran membatasi perannya di negara-negara tersebut atau mengurangi dukungannya kepada kelompok-kelompok milisi yang beroperasi di wilayah itu.

Yang pasti diplomasi tidak akan bisa berjalan dan mencapai hasil apapun jika kedua pihak masih tetap saling mengunci dalam posisi ofensif dan terus melanjutkan siklus saling menggertak dan ancaman militer. Kedua belah pihak perlu menghentikan aksi-aksi provokasi yang berpotensi memicu eskalasi lebih lanjut dan segera mengupayakan penyelenggaraan kembali perundingan damai dengan persyaratan baru.

Komunitas Internasional tentu diharapkan mengambil peran lebih besar dalam mendorong tercapainya solusi damai serta menjauhkan kedua negara dari ambang perang terbuka yang pasti hanya akan memperparah ketidakstabilan di kawasan Teluk Persia yang sudah bergejolak selama beberapa dekade terakhir.

PBB, Uni Eropa, serta negara-negara sekutu dekat seperti Rusia dan China patut turun tangan dan mengambil langkah-langkah diplomatik konkret untuk mencegah terjadinya konflik besar skala penuh di kawasan strategis Teluk Persia yang kaya akan cadangan energi dunia.

Yang perlu disadari baik oleh AS maupun Iran, perang terbuka hanya akan menimbulkan penderitaan luar biasa di kedua negara tanpa ada pihak yang benar-benar akan keluar sebagai pemenang. Kerugian ekonomi, korban jiwa, dan kerusakan infrastruktur akibat konflik bersenjata besar bisa memakan waktu puluhan tahun untuk memulihkannya. 

Sudah saatnya akal sehat mengatasi sikap konfrontatif dan keinginan untuk menyelesaikan masalah hanya dengan kekuatan senjata. Kepentingan nasional keduanya tetap bisa dikejar melalui diplomasi yang dilandasi niat baik dan saling mengedepankan solusi win-win solution ketimbang saling mengancam dengan tindakan militer yang hanya akan menciptakan kekalahan untuk semua pihak.

Saat ini memang tengah terjadi kompetisi besar perebutan pengaruh di kawasan Timur Tengah yang melibatkan banyak kubu dan kepentingan. Namun perang terbuka bukanlah jalan keluar yang bisa diterima untuk menyelesaikan perselisihan antar negara. 

Sudah terlalu banyak konflik dan pertumpahan darah yang terjadi di wilayah ini. Perang hanya akan menambah derita dan penderitaan baru yang seharusnya bisa dicegah.

Hubungan antara Iran dan Amerika Serikat sejak 1979 (source: theguardian.com)
Hubungan antara Iran dan Amerika Serikat sejak 1979 (source: theguardian.com)

Semoga kedua negara mampu mengendalikan ego masing-masing dan mau menempuh jalan diplomasi demi perdamaian kawasan. Dunia saat ini sedang menghadapi cukup banyak masalah pelik, kita tidak mau menambah krisis baru yang sepenuhnya dapat dihindari dengan negosiasi dan kesepakatan yang saling menguntungkan. Perdamaian dan stabilitas lebih berharga daripada kemenangan sesaat dengan mengandalkan kekuatan senjata yang tak berkesudahan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun