Mohon tunggu...
Salwa Aliyah Priadi
Salwa Aliyah Priadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FISIP Uhamka

hellooo!

Selanjutnya

Tutup

Film

Efek Afektif Komunikasi Massa Setelah Menonton Film Taiwan "Man In Love"

13 Januari 2023   21:48 Diperbarui: 13 Januari 2023   22:02 1932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Efek afektif adalah efek yang berhubungan dengan emosi, perasaan, dan sikap. Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Dalam efek afektif, bukan hanya memberitahu kepada masyarakat agar menjadi tahu sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang diterimanya, masyarakat diharapkan dapat merasakannya. Faktor faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya efek afektif ini adalah; suasana emosional, skema kognitif (naskah atau teori yang dibuat oleh pikiran individu), dan situasi terpaan (latar tempat yang mendukung dalam situasi yang dialaminya). Contoh dari efek afektif misalnya, kita sedang menonton film horror, maka dalam diri kita akan merasakan perasaan takut. Dan jika kita menonton stand up comedy, perasaan kita pun ikut senang. 

Efek Afektif setelah menonton Film “Man In Love”

shorturl.at/qrHIJ
shorturl.at/qrHIJ

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, efek afektif adalah efek dari suatu informasi ataupun film kepada diri kita yang berhubungan dengan emosi dan perasaan. Film itu memberikan efek atau dampak apa kepada kita? Selama dan setelah menonton film itu, efek apa yang kita rasakan? Menurut penulis, efek afektif yang dapat dirasakan selama menonton filmnya adalah: pertama, rasa penasaran dan menduga-duga. Di menit-menit awal film dimulai karena masih dalam tahap perkenalan, masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam pikiran penulis, seperti mempunyai skema kognitif dalam pikiran. Mempunyai teori tersendiri di dalam pikiran walaupun itu masih menduga-duga. Penulis merasakan efek ini saat scene dimana semua masih abu-abu, belum dijelaskan secara mendetail.

Kedua, rasa takut. Dirasakan penulis saat dalam scene dimana A Cheng yang membuat Hao Ting sangat kecewa karena membawa semua uang tabungan mereka yang diketahuinya untuk berjudi. Penulis merasakan takut karena hubungan mereka pasti akan bermasalah, penulis merasa bagaimana kalau mereka dalam masalah padahal A Cheng sudah berusaha keras untuk mendapatkan cintanya itu?, penulis juga membayangkan bagaimana penulis jika di posisi seperti Hao Ting pasti akan sangat kecewa dan sedih. Takut itu pun semakin penulis rasakan saat konflik memuncak dimana Ah Cheng dan Hao Ting berseteru di depan warung kecil itu. Hao Ting yang merasa dikhianati dan sangat tersakiti dan A Cheng yang masih terbawa rasa bersalah.

Ketiga, rasa sedih. Banyak rasa sedih yang penulis rasakan saat menonton film ini. Setelah selesai film nya pun, penulis masih merasakan dampak atau efeknya. Penulis masih merasakan kesedihan itu, kesedihan penulis sangat mendalam seperti Hao Ting yang ditinggal oleh A Cheng, juga menjadi membayangkan bagaimana jika berada di posisi Hao Ting, pasti akan merasa sangat bersalah karena telah mengabaikan A Cheng sekian lama dan baru mengetahui fakta sebenarnya di detik detik terakhir. Penulis juga menjadi membayangkan rasa bersalah A Cheng berbulan bulan kepada Hao Ting yang tidak akan pernah dia lupakan. Dia masih berharap bahwa Hao Ting harus hidup bahagia bahkan jika dia sudah tidak ada. Berikut beberapa potongan dialog yang membuat penulis merasakan kesedihan mendalam, ditambah visualisasi yang cantik membuat penulis semakin seperti masuk ke dalam film itu : 

“Setelah stabil, kita tunggu enam bulan lagi, lalu mendaftar menikah. Aku sudah menghitung pada saat itu, hari peringatan pertama kematian ayahmu. Aku berniat membawamu kembali untuk menemuinya. Untuk menunjukkan kepada ayahmu bahwa putrinya dijaga dan tak akan kesepian lagi.” - A Cheng

Kini dia sudah kehilangan ayahnya. Jadi aku berpikir, mungkin ayah bisa menjadi ayahnya. Saat aku tak ada disini, bisakah ayah menjadi ayah baginya?” - A Cheng

“Seseorang seperti itu bisa tahan denganku. Bagaimana saya bisa mengatakan kepadanya bahwa saya akan meninggalkannya dan menyalahkan takdir?” - A Cheng

Drama ini sangat cocok untuk para penonton yang menyukai film bergenre romantis namun juga emosional. Di film ini, penonton di bawa seperti roller coaster, merasakan senang, sedih, kemudian diberikan senang dan sedih lagi. Tidak merasakan bosan, malah dibuat penasaran tentang bagaimana akhir kisah pasangan ini. Mulai dari chemistry para pemain, dialog, visualisasi latar sangat menarik dan indah, pesan yang diambil dari drama ini juga banyak sekali. Penulis sangat merekomendasikan film ini sebagai film selanjutnya yang pembaca tonton karena sangat menarik dan kita juga bisa dapat mengetahui efek afektif apa saja yang dirasakan setelah menonton suatu film. Jangan lupa untuk menonton melalui platform resmi dari film ini yaitu Netflix.

Salwa Aliyah Priadi, Mahasiswa FISIP UHAMKA Semester 3, dapat dihubungi melalui surel aliyahsalwa28@gmail.com 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun