"Nay aku gak tahu perasaan apa yang aku alami saat ini. Yang jelas aku ga mau kehilangan kamu. Aku gak mau!" Jawab Wildan
"Will, aku sayang sama kamu. Jangan coba buat aku naruh harapan lagi sama kamu. Aku mohon..kamu sayang sama Dinda. Tolong jaga dia, jangan sakiti dia."
" Aku sayang sama kamu nay..aku baru sadar itu. Aku mohon, jangan pergi."ucap Wildan dan langsung memeluk Naura begitu saja
"Hiks..." Tangis Nayra pecah saat itu juga
"Aku gak bisa Wil,maaf. Aku sakit, hidup aku udah gak lama lagi. Aku..aku seneng banget denger ini dari kamu. Tapi aku hanyalah umatNya yang hanya bisa berusaha tanpa tahu akhirnya nanti."
" Nay, kamu mimisan" ucap Wildan tiba-tiba
"Aku..aku gak apa-apa " ucap Naura berusaha mengendalikan tubuhnya yang sebentar lagi limbung.
Namun tak kira, tubuhnya jatuh begitu saja dalam dekapan Wildan.
"Nay..heyy..bangun. Nayra!!!" Wildan langsung memasuki Nayra ke mobilnya dan pergi ke rumah sakit
"Dok,tolong. Tolong selamatkan dia" ucap Wildan kepada dokter yang langsung membawa Mayra ke UGD
Wildan mondar-mandir menunggu keadaan Nayra di dalam,dengan perasaan yang tak karuan
"Ya Allah,tolong selamatkan dia. Aku mohon" ucap Wildan dalam hatinya
Beberapa jam kemudian,dokter keluar dengan nafas yang terengah dan wajah yang pasrah. Wildan tahu artinya, sangat tahu. Dia dokter, dia pernah merasakan hal ini.
"Dok...Nayra?" Tanya Wildan berkaca-kaca
"Ya, maafkan saya. Ibu Nayra tidak selamat. Penyakitnya sudah menyerang organ vitalnya sehingga ibu Nayra tak dapat bertahan lagi. Saya turut berduka,permisi." Ucap dokter itu dan melenggang pergi begitu saja