Mohon tunggu...
salwa putri adriani
salwa putri adriani Mohon Tunggu... Jurnalis - @salwaputrii_

"man jadda wajadda" siapa yang bersungguh sungguh pasti berhasil.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Istikharahku Untukmu

5 Maret 2020   17:23 Diperbarui: 5 Maret 2020   17:17 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah kenapa hatiku terasa sakit tapi tak berdarah saat mengingat Wildan tak akan pernah jadi milikku. Pria itu tak akan menjabat tangan Papah dan mengucapkan Ijab Qobul atas namaku.
Pria sempurna itu sudah jadi milik gadis lain.

"Dear Alloh kenapa cinta mudah datang tapi sulit untuk pergi?"

Wildan diberikan waktu 20 menit untuk menyaympaikan materinya.
Setelah mengahiri materinya beberapa menit setelah diberitahukan bahwa istirahat akan tiba. Dia juga mengumumkan peserta untuk istirahat, sholat, dan makan dalam waktu setengah jam. Tanpa basa basi, peserta dengan tertib berjalan keluar Aula menuju kantin dan masjid kampus.

"Nai, nanti sore setelah acara ikut aku ya"kata Wildan tiba-tiba saat aku menata buku pemateri di meja.
Aku mengerutkan dahiku sambil berkata "Kemana?"
"Ke toko mas beli cincin." Jawab Wildan dengan santai nya.

Deg! Hatiku sesak, tubuhku seketika lemas, fikiranku berkata Wildan akan memberikan cincin itu untuk calon istrinya.

"Ya Alloh kenapa harus aku yg harus diajak? Sakitnya itu hanya aku dan hati aku yg merasakannya.
Batinku masih menggemuruh. Ya Alloh aku mohon damaikan hati ini, ihlaskan hati ini untuk melihat Wildan bersama wanita yang dicintainya.

"I...i...ya, Wil." Ucapku dengan suara yg sedikit terbata bata dan bergetar menahan air mataku agar tidak keluar.
"Oke" ucapnya sambil menyunggingkan senyum khasnya, yg membuat debaran dadaku semakin meningkat.
***
Setelah acara selesai, aku menunggu Wildan di teras masjid. Pria yang aku tunggu itu sedang melaksanakan sholat ashar. Aku sedang tidak sholat, karena sedang berhalangan.

Tidak lama kemudian, Wildan terlihat keluar dari pintu utama Masjid dan melambaikan tangan ke arahku. Aku segera turun dari teras masjid dan memasang sepatuku. Aku harus menyiapkan mental dan hati untuk menghadapi kecemburuan yang tak punya penawar ini. Kami berjalan menuju jalan raya dan menaiki angkutan umum.

Di tengah gundah gulanaku, aku melihat tangan Wildan sedang melambai pada salah satu mobil putih yang melaju jalanan. Dan detik berikutnya, satu mobilpun melaju pelan ke arah kami dan berhenti tak jauh dari kami berdiri. Aku sangat penasaran sebenernya siapa yg tengah ditunggu Wildan.
seseorang didalam pun membuka kaca mobil nya dan menyapa wildan dengan memberi senyuman yang manis
"Assalamualaikum.. "
" Waalaikumsalam.. "  ucap wildan sembari membalas senyum nya
" ayo masuk jadi kan kita beli cincin? "
dan ternyata seorang cewe itu tunangan nya wildan. cantik, anggun sekali memakai gamis pink dan kerudung pasmina, sangat cantik sekali dia memakai kerudung pasmina yang senada warna nya dengan gamis. manis sekali, namanya adinda
" ehh "  dia menoleh ke arah ku dan melihat ke wildan
" dia itu partner kerja aku,dia perawat namanya nayra, aku mengajak nya karna supaya kita ga berduaan kita kan belum sah nanti yang ketiga nya setan yaudah aku ajak dia aja gapapa kan? " kata wildan
aku pun tersenyum ke arah adinda
" oh iyaa gapapa bagus jugaa, salam kenal ya aku adinda " kata nya sambil menyalurkan tangan dan memberi senyuman
"  iya aku tau pasti kamu adinda soalnya wildan suka cerita tapi aku gatau adinda yang mana hehe " kata ku sambil membalas senyuman dan mulai berjabat tangan
 setelah berbincang bincang akhirnya kita masuk ke dalam mobil adinda karna mobil wildan sedang dibengkel, aku duduk dibelakang bersama adinda dan wildan yang menyetir mobilnya. perasaan ku sangat sangat nyesek sekali karena aku harus menemani orang yang aku sukai aku cintai bersama tunangannya membeli cincin. sedih sekali aku disini, kalau bukan karna wildan aku gakan pernah ikut

***
  Setelah beberapa jam memilih cincin yang tepat, Wildan mengajak kami makan siang. Tadinya Nayra menolak tapi Adinda memaksa, akhirnya Nayra terpaksa ikut. Setelah makan, Nayra pulang ke rumah. Nayra menyempatkan waktunya untuk melakukan shalat istikharah, ia meminta segala keinginan nya selama ini, Nayra sadar selama ini ia sudah menyembunyikan sakitnya, mungkin hidup nya tidak akan lama lagi, tapi Nayra selalu bersyukur meski bagaimana pun Nayra masih bisa menghirup udara segar, melihat Wildan, melihat orang orang yang ia sayangi. Nayra berfikir,boleh tidak sih dia egois sekali saja. Untuk mendapatkan kebahagiaannya. Dia ingin merasakan bagaimana bersama dengan orang yang ia cintai. Dia ingin bersama Wildan, walaupun ia tahu Wildan sudah menjadi milik orang lain.
***
Esoknya, Nayra seperti biasa pergi ke rumah sakit. Di dalam perjalanan,ketika dia sedang menunggu di halte bus. Tiba-tiba ada sebuah mobil yang menepi di hadapannya. Saat pengendara itu keluar, ternyata itu adalah Wildan.
" Nay, ayo naik! Berangkat bersama"Ajak Wildan di balik kemudinya
Dia begitu senang mengetahui bahwasannya Wildan mengajaknya untuk pergi bersama. Dengan semangat dia memasuki mobil tersebut. Namun, hatinya kembali bergejolak, matanya memanas menahan cairan yang sebentar lagi akan keluar. Namun ia menahannya. Dia tak mau air mata nya dilihat oleh sang tunangan orang yang ia cintai. Ya! Di dalam mobil tersebut, tepatnya di samping Wildan terdapat Adinda selaku tunangan Wildan. Ia pun berusaha tetap tersenyum.
"Assalamualaikum" ucap Nayra ketika memasuki mobil Wildan
"Waalaikumsalam" jawab Adinda dengan ramah
"Oh iya, aku belum sempet kenalan secara baik-baik  sama kamu. Nama aku Adinda tunangannya Wildan. Aku udah tahu banyak tentang kamu dari Wildan. Wildan sering cerita kalau kamu anaknya lembut banget, Sholehah juga dan ternyata kamu cantik banget ya Nay, aku iri sama kamu." ucap Adinda panjang lebar
"Makasih Din, kamu juga cantik" ucap Naura sambil tersenyum lembut

***
Aku dengan segenap jiwaku menahan rasa sakit yang bergejolak dalam tubuhku. Entah apa yang harus aku lakukan dengan waktuku yang sudah tak lama lagi. Aku ingin bahagia ya Allah. Tolong izinkan aku, sekali saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun