Mohon tunggu...
Salwa AmaliaKaysan
Salwa AmaliaKaysan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Introvert yang hobi melukis, menulis dan mendongeng.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jatuh Cinta Pada Buku dan Kegiatan Membaca

22 Januari 2025   06:03 Diperbarui: 22 Januari 2025   06:03 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Jatuh Cinta Pada Buku dan Kegiatan Membaca 

Karya; Salwa Amalia Kaysan 

Lingkungan sangat mendukung perkembangan seseorang. Pernyataan itu sangat relevan. Bagaimana seorang anak bisa mencintai kegiatan literasi, jika di lingkungan keluarga nya, tidak ada yang menyukai itu?

Bagaimana bisa seorang anak menyukai kegiatan membaca, jika orang tuanya tidak memberi contoh, dan membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari, atau bahkan tidak menyediakan buku di rumah, atau setidaknya mengajak anak ke perpustakaan sekitar, untuk membaca.

Peran lingkungan atau kebiasaan keluarga mempengaruhi anak.

Kecintaan akan membaca, tidak bisa dipaksakan, atau timbul secara tiba-tiba. Semua melewati proses. Seseorang harus melewati suatu pengalaman, yang menyenangkan di kegiatan tersebut.

Ada sebuah kisah inspiratif, dari seorang ibu yang pernah memaksa anaknya, untuk mengikuti sebuah kegiatan literasi. Kegiatan komunitas itu berfokus pada kegiatan membaca. Dia sangat ingin, anaknya bisa seperti pegiat literasi cilik, yang dia kenal di sebuah kegiatan. Namun anaknya tidak menikmati semua kegiatan yang didaftarkan. 

Anak malah tampak tertekan, uring-uringan tak jelas setelah mengikuti kegiatan itu.

Kita sebut anak tersebut A, sedangkan si pegiat literasi si W.

Suatu ketika, si ibu mendapatkan kesempatan berbincang-bincang dengan W.

"Bagaimana anakku bisa seperti, Kakak W? Secara di rumah kami, sudah disiapkan semua hal, yang berbau literasi!" tanyanya dengan kesal.

Si ibu melotot ke arah A, yang menunduk.

Kakak W yang ditanya tersenyum. Dia sudah mendengar curahan hati A.

"A, kenapa kamu tidak begitu menikmati kegiatan ini?" tanya W suatu ketika.

"Ibuku terobsesi denganmu!" sahutnya santai.

"Hmmm, kok bisa? Aku hanyalah anak kecil biasa, yang tak punya kelebihan. Kamu bagus di IT. Aku sering menghubungi kamu, untuk bertanya tentang itu, kan?" sahut W bingung.

"Eh, boleh nggak, aku buatkan website, flyer atau semua hal untuk komunitasmu?" tanya A dengan wajah riang.

"Beneran?" tanya balik W dengan senang, "Tentu saja boleh! Kamu bisa buatkan flyer-flyer bulanan, flyer kegiatan, proposal dan lain sebagainya, looh!" ujar W semangat.

Selama ini W memang keteteran dengan kegiatan komunitasnya. Pembuatan flyer dan laporan sering terabaikan. 

Dari cerita A, ternyata kesukaannya pada pada design digital dan mengulik IT, ditularkan dari kegiatan ayah-ibunya di rumah.

Dia sering melihat ibunya mendesign di aplikasi digital. Begitu juga sang ayah. Dia menikmati kegiatannya itu. Sedangkan untuk membaca, dia tak pernah melihat ayah-ibunya membaca buku. Bahkan melihat orangtuanya memegang buku tak pernah, selain saat membeli buku di toko buku.

"Kalo kamu lihat buku-buku di rumahku, kamu pasti takjub, masih bersih-bersih, karena memang tak pernah tersentuh, haha...," ujar A dengan tawa sumbang, "Buku-buku itu hanya pajangan saja!" katanya lagi sambil tersenyum lebar.

"Toko bukunya pindah ke rumah kamu, ya?" tanya W tersenyum, "Andai buku-bukunya pindah ke komunitas, adik-adik pasti senang!" kata W meledek.

"Apaan? Nggak mungkin..., bukunya tidak sesuai dengan komunitas! Aku malah suka baca buku yang ada di perpustakaan komunitas, seru-seru dan menarik!" sahut A serius.

"Hmmm..." gumam W manggut-manggut mengerti.

Yah, ternyata buku bacaan juga mempengaruhi. Setiap anak mempunyai minat pada jenis buku bacaannya masing-masing.

W pada awalnya, sudah disuguhi oleh ibunya buku-buku bacaan bergambar. Semua buku harus ada ilustrasi menariknya. Kebetulan W juga sangat menyukai menggambar. Dia menikmati setiap buku, dengan ilustrasi bagus. 

Dia sering memburu buku gratis dengan hobi melukisnya, atau bahkan dengan hobi menulisnya. Mengikuti lomba, yang berhadiah uang, dia akan menyisihkan sebagian untuk membeli buku incarannya.

Sedangkan A, dia tak pernah ditanya oleh orang tuanya, jenis buku kesukaannya. Orangtuanya membeli buku, yang menurut mereka bagus.

W dan A berasal dari latar belakang keluarga, dengan ekonomi yang sangat jauh levelnya. W dari kalangan bawah. Dia terbiasa berusaha untuk mendapatkan keinginannya. Sedangkan A, berasal dari keluarga kalangan atas, yang dimudahkan mendapatkan apapun.

Dari hal mental, W memang sudah terbiasa mandiri. Dia juga melihat contoh langsung dari sang ibu, yang sangat memanjakan anak-anaknya, dengan kegiatan literasi di kehidupan sehari-hari.

Setiap akan berangkat tidur, sang ibu pasti membacakan buku. W selalu melihat ibunya membaca buku, dan mengajak berkegiatan literasi setiap akhir pekan.

Contoh dan kebiasaan ibunya menjadi akar yang kuat bagi W. Pengalaman yang dia dapatkan adalah pengalaman yang manis, sehingga membuatnya ingin merasakan itu, atau bahkan menularkan pada anak-anak sekitarnya.

"Kamu ikut lomba, sekolah dan berkegiatan literasi ini, nggak capek? Padat banget looh, jadwal kamu ini?" tanya A yang sudah mulai terjun menjadi relawan.

"Aku suka dan mencintai semua itu. Kalo sudah melakukannya, walau capek, rasanya bahagia saja!" sahut W dengan bahagia.

"Iya ya, dulu waktu ibuku bertanya padamu; bagaimana aku bisa seperti kamu? Rasanya kesal, dongkol, capek dan semua macam bergelut di hati. Sekarang saat mengikuti kegiatan kamu, di dunia yang kusukai, aku jadi bahagia aja rasanya, hahaaa...! Anehnya, aku jadi suka membaca juga, walau bukan buku fisik..., hehe...!".

"Carilah buku yang kamu sukai, maka kamu akan menikmati setiap waktu membaca mu, dan itu akan membuatmu ketagihan untuk membaca!" sahut W dengan bahagia.

W sudah berhasil menularkan hal baik pada A. Dia masuk pada minatnya A. Saat A mulai menemukan hal yang dia senangi. Semua hal menjadi menyenangkan, dan tanpa paksaan dia akan melakukannya.

Berilah pengalaman membaca yang menyenangkan, dengan sendirinya rasa jatuh cinta pada buku dan

 kegiatan membaca akan tumbuh dengan sendirinya.

Jakarta, 22 Januari 2025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun