Jatuh Cinta Pada Buku dan Kegiatan MembacaÂ
Karya; Salwa Amalia KaysanÂ
Lingkungan sangat mendukung perkembangan seseorang. Pernyataan itu sangat relevan. Bagaimana seorang anak bisa mencintai kegiatan literasi, jika di lingkungan keluarga nya, tidak ada yang menyukai itu?
Bagaimana bisa seorang anak menyukai kegiatan membaca, jika orang tuanya tidak memberi contoh, dan membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari, atau bahkan tidak menyediakan buku di rumah, atau setidaknya mengajak anak ke perpustakaan sekitar, untuk membaca.
Peran lingkungan atau kebiasaan keluarga mempengaruhi anak.
Kecintaan akan membaca, tidak bisa dipaksakan, atau timbul secara tiba-tiba. Semua melewati proses. Seseorang harus melewati suatu pengalaman, yang menyenangkan di kegiatan tersebut.
Ada sebuah kisah inspiratif, dari seorang ibu yang pernah memaksa anaknya, untuk mengikuti sebuah kegiatan literasi. Kegiatan komunitas itu berfokus pada kegiatan membaca. Dia sangat ingin, anaknya bisa seperti pegiat literasi cilik, yang dia kenal di sebuah kegiatan. Namun anaknya tidak menikmati semua kegiatan yang didaftarkan.Â
Anak malah tampak tertekan, uring-uringan tak jelas setelah mengikuti kegiatan itu.
Kita sebut anak tersebut A, sedangkan si pegiat literasi si W.
Suatu ketika, si ibu mendapatkan kesempatan berbincang-bincang dengan W.
"Bagaimana anakku bisa seperti, Kakak W? Secara di rumah kami, sudah disiapkan semua hal, yang berbau literasi!" tanyanya dengan kesal.