Mohon tunggu...
Salwa AmaliaKaysan
Salwa AmaliaKaysan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Introvert yang hobi melukis, menulis dan mendongeng.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sederhananya Pikiran Bocah

23 Juli 2024   22:36 Diperbarui: 23 Juli 2024   22:40 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc. Ersalrif 23/7/2024

Sederhananya Pikiran Bocah
Karya; Salwa Amalia Kaysan

Ada sebuah cerita dari sudut kota Jakarta. Tinggal seorang yatim berusia enam tahun. Dia tinggal dengan kakak dan ibunya, yang menjadi relawan literasi.

Hidup serba kekurangan, anak tersebut, kita panggil saja Mo! Sangat mengerti arti rasa syukur atas setiap anugerah dan berkah dari Tuhan.

"Alhamdulilah, mama selalu ada untuk Mo!" katanya saat mendengar temannya tidak hidup bersama ibunya, karena harus menjadi TKW di Singapura, demi menyambung hidup, pasca suaminya meninggal dunia.

"Alhamdulilah, masih ada makanan untuk Mo, Akak dan Mama makan!" gumamnya saat melihat berita di berita.

Mo selalu mengucap syukur atas apapun. Bocah berusia enam tahun itu, selalu saja bisa menemukan "sesuatu" untuk disyukuri.

Pada suatu ketika, sang ibu bicara ada challenge membacakan nyaring, yang berhadiah buku.

"Ikut Ma, Mo ingin dapet buku itu...!" seru dengan semangat.

Sang ibu mengiyakan saja, karena dia memang suka kegiatan itu. Dia ingin anak-anak nya bisa menyukai kegiatan literasi, lewat kegiatan membaca nyaring.
Dari kesukaan membaca itu, dia yakin anak-anaknya mendapatkan manfaat yang luar biasa.

Manfaat dari kegiatan membaca nyaring adalah, membangun hubungan yang harmonis, antar anggota keluarga, menambah kosa kata pada anak, menanamkan cinta membaca dan manfaat lainnya lagi.

Membaca nyaring harus ada tiga aspek, orang yang membacakan, anak yang mendengarkan dan buku yang dibacakan.

Mo sangat antusias dan semangat sekali, dalam mengikuti challenge tersebut. Sang ibu dan kakaknya mengikuti kegiatan Hari Anak Nasional 2024 juga.

Pengumuman nya dilakukan tepat pada Hari Anak Nasional tersebut. Saat pengumuman nama mereka tidak keluar, tapi Mo tidak sedih, karena  di acara yang diikutinya, dia mendapatkan buku, dan diminta menjadi model, untuk mempromosikan aplikasi buku digital kesukaannya.

"Ade menang, Ma!" pekiknya dengan girang, "ini bukunya!" ujarnya sambil menyodorkan goddiebag berisi buku dan beberapa jajanan di dalamnya, "tadi Ade diwawancarai juga, looh!" katanya lagi sambil tersenyum lebar.

Sang ibu dan Kakaknya hanya tersenyum lebar menanggapi reaksi sang adik.

"Nanti ke mall, untuk ambil buku, kan?" tanyanya dengan riang.

Ibunya menganggukkan kepala sambil tersenyum.

"Asyik dapet buku lagi!" pekiknya sambil meloncat kegirangan.

Mereka menuju mall, yang tengah mengadakan bazar buku, dengan banyak discount melimpah. Setelah mereka mendapatkan buku dan mulai membuat konten, untuk syarat mendapatkan donasi. Tiba-tiba mereka bertemu dengan seorang artis, yang juga pegiat literasi.

Mereka berbincang-bincang seputar literasi, hingga sang artis tersebut mengajak makan di salah satu tenant di Mall tersebut, yang terkenal dengan menu ayam ice creamnya.

"Alhamdulilah makan ayam ice cream!" seru Mo dengan girang.

Saat dia melihat menu dan harga tertera, dia berbisik pelan, "Ma, kita cari makan di luar, yuk! Di sini mahal-mahal harganya!".

Mo khawatir sang mama membayarnya. Namun Mo melupa, saat sang artis menyuruh memesan. Dia segera menunjuk salah satu minuman berwarna merah, jus buah naga.

Dia sangat senang sekali saat melihat dua wadah diantar ke meja mereka, dengan beberapa potong ayam menyembul.

"Ayam goreng, Ma!" serunya dengan mata berbinar.

Dia masih duduk manis, dengan mata terus menatap potongan ayam, yang sangat menggugah selera itu.

"Ayuk makan!" kata sang artis tersebut dengan ramah.

Mereka bertiga berpandangan mata. Di setiap pikiran mereka tengah menunggu nasi. Namun, beberapa pegiat literasi lain mengambil potongan ayam itu, lalu menyiramnya dengan saos.

"Perut kita mana kenyang tanpa nasi ya, Ma?" gumam Mo pelan.

Saat jarinya menyentuh ayam, yang terasa dingin itu, matanya terbelalak, "dingin?" gumamnya pelan, seakan berbisik pada paha ayam di hadapannya.

Dia langsung menggigit ayam tersebut, yang ternyata berisi ice cream.

"Ini ice cream berbentuk paha ayam!" serunya riang.

Dengan lahap dia menghabiskan ayam ice cream tersebut.

"Alhamdulilah kenyang!" katanya sambil menjilati saos strawberry, yang menempel di bibirnya.

Setelah itu mereka pamit pulang, agar tidak terlalu malam sampai di rumah. Sepanjang jalan, Mo terus mengucap syukur, karena berkahnya hari itu.

"Hari ini kita menang ya, Ma? Dapet buku banyak, dapet makan enak dan bawa pulang jajanan banyak!" katanya sambil terus bercerita tentang pengalaman nya, makan ice cream berbentuk ayam.

"Ma, kita jangan jalan-jalan di mall, ya? Harganya mahal-mahal! Tunggu adik sudah sukses ya, Ma..., nanti Mo akan ajak mama makan apa aja yang enak-enak!" katanya sambil memeluk sang mama.

Saking lelahnya Mo pun  tertidur pulas sekali. Dia bermimpi mengajak mamanya jalan-jalan dan makan ice cream yang sangat besar sekali. Diapun bermimpi mengendarai mobil, dengan sang mama di sampingnya.

Mo tersenyum dalam tidurnya. Dia bahagia sekali dengan petualangan serunya hari ini.

Jakarta, 23 Juli 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun