Mohon tunggu...
Salwa AmaliaKaysan
Salwa AmaliaKaysan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Introvert yang hobi melukis, menulis dan mendongeng.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Relawan Cilik

30 Juni 2024   07:09 Diperbarui: 30 Juni 2024   07:13 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Maksudnya?" tanya Om Juli bingung.

"Event komunitas sebelumnya ada donatur yang kelihatannya baik, eh ... cuma modus, Om!" sahut Moh menjelaskan.

Moh memang masih berusia enam tahun, tapi dia sering menyimak percakapan antara ibu dan kakaknya. Mereka tinggal hanya bertiga saja di sebuah mess perusahaan.

Ayah Moh, sudah meninggal lima tahun lalu. Itu sebabnya Moh menjadi dewasa dalam berpikir.

"Kak Key ditawari panggung untuk tampil oleh ibu itu, tapi dia mengajak kerja sama komunitas di event sebelumnya. Eeh, ibu itu menjual nama komunitas untuk mencari keuntungan. Kak Key tidak mau, dan memutuskan tidak melanjutkan kerja sama. Ibu itu marah dan menghasut beberapa sponsor untuk tidak membantu komunitas lagi, atau mereka tidak boleh ikut di eventnya ibu itu, hehehe..." ujar Moh menerangkan dengan pasih, "tadi pagi ibu itu telpon, "kamu tidak usah datang tampil di Taman Mini aja, saya sudah ganti dengan pendongeng yang lebih terkenal!" lanjut Moh lagi.

"Jahat sekali, ya?" tanya Om Juli pelan.

"Hehe..., kata Kak Key, itu wajar!" kekeh Moh sumbang, "orang kaya itu bebas!" ujar Moh dengan senyum miring, "Anak miskin dan yatim seperti kami ini, harus sadar, dunia ini tak selalu tulus seperti kelihatannya!" kata Moh sambil memasukkan mobilannya ke kantong, "tapiiii, kami takkan menyerah pada keadaan...!" katanya dengan semangat.

"Iya, betul! Kalian sejak dini sudah menjadi relawan, bergerak sosial walau dalam keterbatasan, itu luar biasa!" kata Om Juli menyemangati, "semangat terus, relawan cilik!".

"Semangat!" pekik Moh sambil berlari menyambut ibu dan kakaknya yang sudah selesai menutup acara.

"Maa, aku dapat hadiah cakep dari Om Juli!" ujarnya keras pada sang ibu, sambil memperlihatkan kantong biru berisi mobilannya itu.

"Alhamdulilah...!" sahut sang ibu dan kakaknya berbarengan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun