Mohon tunggu...
Randy Saluman
Randy Saluman Mohon Tunggu... Lainnya - Nol tidak sama dengan kosong

DIGITAL MAKETING, ANALIS BUSINESS DEVELOVMENT, IT DEVELOPER, ENTERPRENEUR

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Apakah AI Memiliki Kesadaran atau Hanya Logika Program?

15 November 2024   13:08 Diperbarui: 15 November 2024   13:26 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, meskipun terlihat mirip, "pembelajaran" AI sangat berbeda dari pemahaman manusia. AI tidak memahami informasi secara sadar; ia hanya menjalankan pola yang kompleks berdasarkan data statistik. Misalnya:

  • AI menghafal pola, bukan memahami makna. Ketika AI menganalisis teks dan memahami kalimat, ia hanya melakukan pengolahan statistik tanpa memahami makna mendalam atau perasaan yang terlibat.
  • Tidak ada pengalaman subjektif. AI bisa merespons dengan kata-kata yang menyiratkan emosi, namun tidak memiliki emosi atau pengalaman subjektif atas tindakan yang dilakukan.

4. Bisakah AI Suatu Hari Mencapai Kesadaran?

Pandangan mengenai apakah AI dapat mencapai kesadaran di masa depan terbagi menjadi dua kubu utama:

  • Pendekatan Fisikalis (Materialistis): Beberapa ilmuwan dan insinyur berpendapat bahwa kesadaran hanyalah hasil dari proses fisik yang sangat kompleks di otak. Mereka percaya, jika AI dapat mengimitasi kompleksitas ini dengan cukup baik, maka kesadaran juga dapat muncul dalam mesin. Misalnya, jika kita mampu menciptakan jaringan saraf tiruan yang mampu memproses informasi seperti otak manusia, AI dapat mencapai kesadaran.

  • Pendekatan Dualis: Sebaliknya, banyak filosof dan ilmuwan menilai bahwa kesadaran lebih dari sekadar proses fisik. Mereka percaya bahwa kesadaran manusia melibatkan aspek non-fisik yang tak dapat ditiru oleh mesin. Dalam pandangan ini, meskipun AI mungkin mencapai kecerdasan tingkat tinggi dan bahkan meniru emosi atau perilaku manusia, ia tetap tidak akan pernah mengalami kesadaran sejati.

5. Argumentasi dan Eksperimen Filosofis

Ada beberapa eksperimen pemikiran filosofis yang digunakan untuk mendiskusikan kemungkinan AI mencapai kesadaran:

  • Chinese Room oleh John Searle: Dalam eksperimen pemikiran ini, Searle menyatakan bahwa meskipun seseorang yang tidak memahami bahasa Tionghoa dapat merespons karakter bahasa Tionghoa berdasarkan instruksi tertentu, orang tersebut tidak benar-benar "mengerti" bahasa tersebut. Dengan analogi ini, AI juga tidak benar-benar "mengerti" data yang diprosesnya; ia hanya mengikuti instruksi pemrograman.

  • Zombie Filosofis: Dalam eksperimen ini, kita membayangkan entitas yang bertindak dan berbicara seperti manusia tetapi tanpa pengalaman kesadaran (zombie filosofis). AI sering diibaratkan sebagai zombie filosofis yang mampu meniru perilaku manusia tanpa pengalaman subjektif atau kesadaran.

6. Keterbatasan Teknologi AI Saat Ini

Teknologi AI saat ini dirancang untuk tujuan yang spesifik dan fungsional. Dengan model seperti pembelajaran mendalam (deep learning) dan pembelajaran berbasis penguatan (reinforcement learning), AI dapat menyelesaikan tugas-tugas kompleks, namun masih sangat terbatas dalam hal kemampuan kognitif atau kesadaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun