Mohon tunggu...
Laksmi Intan Fikria
Laksmi Intan Fikria Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa

hobi saya menari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Literasi Budaya untuk Pemuda Zaman Now: Menjaga Nilai Lokal di Tengah Era Globalisasi

7 November 2024   10:44 Diperbarui: 7 November 2024   11:07 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Integrasi Literasi Budaya dalam Pendidikan
Pendidikan formal penting untuk mengajarkan literasi budaya kepada anak muda. Sekolah bisa menambahkan pelajaran tentang sejarah, bahasa, seni, dan tradisi daerah ke dalam kurikulum mereka. Beberapa sekolah di Indonesia telah menciptakan program pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan siswa dalam penelusuran budaya lokal.

2. Pemanfaatan Media Sosial untuk Mempromosikan Budaya Lokal
Generasi muda saat ini banyak beraktivitas di media sosial. Platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube yang bisa digunakan untuk membuat konten budaya yang menarik dan mudah diakses. Konten-konten seperti video blog tentang budaya, dokumentasi festival lokal, atau panduan cara membuat kerajinan tradisional dapat membantu orang mengenal budaya lokal dengan lebih luas.

3. Mengadakan Festival dan Lokakarya Budaya
Festival atau lokakarya budaya bisa jadi kegiatan menarik bagi pemuda untuk mengenal budaya lokal. Acara ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk belajar langsung dari para praktisi dan pelaku budaya. Dengan begini, pemuda bisa langsung merasakan budaya, bukan hanya mendengar atau membacanya.

4. Kolaborasi dengan Seniman dan Budayawan LokalBekerja sama dengan seniman atau budayawan dari lokasi tertentu bisa membantu pemuda memahami budaya mereka dengan lebih dalam. Dengan melibatkan generasi muda dalam proyek seni atau budaya, mereka bisa lebih menghargai proses kreatif dan nilai-nilai budaya lokal.

literasi budaya sebagai filter di rra globalisasi  

Literasi budaya membantu generasi muda melihat budaya global secara kritis, bukan hanya sebagai konsumen tetapi juga sebagai individu yang memiliki identitas lokal. Mereka bisa mengambil hal-hal baik dari budaya asing tanpa kehilangan nilai-nilai mereka yang penting. Menurut Stuart Hall (1992), globalisasi bisa membuka peluang untuk melihat hal-hal dari perspektif yang lebih luas tanpa kehilangan nilai-nilai lokal selama masih menjaga kesadaran akan identitas. Pemuda yang memiliki literasi budaya juga bisa menjadi perwakilan budaya di tingkat internasional. Mereka bisa memperkenalkan budaya lokal ke dunia dengan metode yang modern dan sesuai, seperti melalui seni, teknologi digital, atau diplomasi kebudayaan lainnya.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun