Mohon tunggu...
Salsa Rizqika Maharani
Salsa Rizqika Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dengan NIM : 20107030114

cinnamon rolls for sure👌

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Curhatan Pemilik Warung Makan: Sekarang Saya Banting Setir Berjualan Rujak

25 Juni 2021   17:16 Diperbarui: 25 Juni 2021   17:42 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir tahun 2021 sudah semakin dekat, namun Virus COVID-19 belum juga ada tanda-tanda mereda di Indonesia. Sejak pertama kemunculannya pada Maret 2020, pandemi Virus COVID-19 sangat membawa dampak buruk bagi segala sektor kehidupan, terutama pada sektor ekonomi. 

Tak hanya pada lapisan pedagang bawah, lapisan pedagang menengah pun merasakan dampak dari wabah ini. Sejumlah pedagang mengalami kerugian karena jarangnya pembeli datang bahkan tidak ada sama sekali. Padahal para pedagang sangat menggantungkan hidup untuk kebutuhan sehari-harinya melalui berjualan.

Akhir-akhir ini saya dan ibu saya sangat gemar sekali membeli rujak jambu Kristal yang diberi bumbu pedas, lokasi jualannya pun sangat strategis dipinggir jalan sekitar Tajur Halang, Bogor. Sangat menarik mata orang-orang yang melintas untuk beli, karena hampir setiap hari membeli, jadi saya sudah kenal dengan si penjual dan cukup akrab. Akhirnya saya memutuskan untuk sedikit bertanya tentang bagaimana ia bisa memutuskan untuk berdagang rujak jambu Kristal ini.

Bang Diaz bercerita sebelum ia memulai usaha rujak jambu Kristal ini dirinya berjualan berbagai jenis makanan. Ternyata dampak dari wabah ini sangat dirasakan oleh bang Diaz (33). 

"Saya dulu sebelum berjualan rujak jambu Kristal saya buka warung makan. Saya jualan burger, kebab, nasi goreng, mie goreng, pokoknya saya jualan makanan deh. Kadang saya buka dipinggir jalan, kadang saya bukanya di pasar malem."

Bang Diaz juga bercerita saat masih berjualan, beliau masih bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari hingga uang jajan untuk istrinya juga masih ada. Namun karena kondisi ini bang Diaz tidak bisa memenuhi itu semua serta perekonomian keluarganya sangat terganggu. Nasib dagangannya jadi tidak menentu akibat kondisi  COVID-19 yang tak kunjung usai hingga sekarang ini.

"Dulu Alhamdulillah neng, walaupun gak terlalu rame saya masih bisa ngasih uang lebih untuk istri saya buat jajan, semenjak corona heboh dimana-mana warung saya tutup gulung tikar, bener-bener gak ada pembeli yang datang. Biasanya suka ada anak-anak pada jajan burger atau kebab, tapi ini bener-bener sepi. Semua bahan dasar buat saya dagang pada layu dan basi akhirnya kebuang sia-sia. Istri akhirnya bilang buat nutup warung aja daripada rugi tiap hari gak ada yang beli".

Semenjak saat itu bang Diaz dan istri tidak dapat penghasilan sama sekali dan warung tutup hampir 6 bulan. Terlebih adanya pemberlakuan pembatasan jam dan physical distacing pun salah satu faktor bang Diaz memilih untuk tutup warung sementara.

"Selama saya gak buka warung makanan, saya bingung mau nyari uang darimana. Apalagi liat teman-teman saya yang sama-sama pedagang juga pada gulung tikar, saya jadi gak ada pikiran buat buka usaha yang lain-lain. Benar-benar bikin saya bingung mau ngehidupin keluarga pakai uang dari mana".

Lama menganggur dan hanya bisa berdiam diri di rumah, akhirnya ada seorang teman yang mau memberi modal kepada bang Diaz untuk membuka bisnis rujak jambu Kristal. 

"Awal mula saya bisa dagang rujak jambu Kristal ini karena ada teman saya yang nawarin usaha ini terus dia kasih modal buat saya, dia ngajak buka usaha bareng. Tapi sekarang saya jalanin bisnis ini sendiri, karena adanya salah paham sama teman saya itu, akhirnya saya sekarang jalanin bisnis nya sendiri, Alhamdulillah lancar sampai hari ini".

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Bang Diaz menuturkan pendapatan dari hasil jual rujak jambu Kristal ini sudah bisa mengangkat perekonomiannya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya yang sempat terpuruk. "Alhamdulillah neng, sehari saya bisa dapat 500 ribu lah, tapi itu masih penghasilan kotornya ya. Kalau lagi rame banget malah saya bisa dapet sampai 600 ribu sehari".

Saya pun sempat kaget dan tak menyangka pendapatan bang Diaz perhari bisa sebesar itu, lantas saya bertanya kepada bang Diaz apa yang bisa membuat penjualan rujak jambu Kristal ini ramai pembeli dan darimana bang Diaz bisa mendapatkan buah jambu tersebut. Bang Diaz menyebutkan salah satu faktor mengapa penjualan rujak jambu kristalnya bisa ramai pembeli karena sedang ramai dimedia sosial.

"Saya juga gak tau ya neng kenapa bisa rame, tapi memang jambu saya ini kan fresh banget, saya selalu metik langsung hari itu juga buat saya jual, gak pernah ada jambu yang sisa kemarin, dan alhamdulillahnya selalu habis gak ada sisa, ya kalaupun sisa paling 1-2 buah aja. Saya dapat buah jambu ini dari petani jambu, kadang siang hari suka kehabisan jambu, nah itu saya langsung metik lagi. Dagangan saya ramainya siang. Orang juga selalu ngerasa seger kali ya siang-siang panas enaknya makan rujak, biasanya kan rujak itu bumbunya gula jawa pake cabe dan asem. Kalau saya beda neng, bedanya bumbu yang saya pake tuh bubuk cabe sama bubuk asin manis, jadi ya dagangan model saya begini lah yang dicari orang."

"Kemaren juga banyak yang beli terus bilang liat modelan rujak saya dimedia sosial, katanya lagi ramai orang bikin, pas liat rujak saya dipinggir jalan makanya langsung tertarik beli".

Rasa yang menyegarkan dari rasa jambu Kristal yang manis diracik menggunakan bumbu pedas, asin dan manis ini memang membuat siapapun yang mencoba merasa ketagihan, pembelinya pun beragam, tak hanya kalangan ibu-ibu saja, setiap saya sedang membeli rujak bang Diaz pasti ada saja bapak-bapak yang membeli dan tampak sudah akrab dengan bang Diaz. Harganya pun tergolong sangat murah.

"Harga seporsi rujak yang saya jual hanya Rp. 10.000, saya biasanya buka dari jam 8 pagi sampai secapeknya saya saja. Saya berjualan di pinggir jalan depan kantor kecamatan Tajur Halang"

Bang diaz juga berharap semoga wabah Virus COVID-19 ini bisa cepat reda. "Saya berdoa ya mudah-mudahan semuanya bisa pulih kayak dulu lagi, karena dampak buat kehidupan orang bawah kayak saya ini benar-benar kerasa berat, saya jadi susah buat nyari nafkah keluarga. Semoga pedagang-pedagang kecil kayak saya juga bisa bangkit lagi dan menemukan rezekinya kembali".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun