Mohon tunggu...
Salsa Ramadhani
Salsa Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Seorang Mahasiswa Jurnalistik yang ingin mencoba untuk membuat suatu tulisan yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ruang Lingkup Retorika: Batas dan Jangkauan Komunikasi

11 Juni 2024   22:38 Diperbarui: 11 Juni 2024   23:00 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Syamsul Yakin dan Salsa Ramadhani

Dosen Retorika dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ruang lingkup adalah batas atau jangkauan. Ruang lingkup retorika adalah batas-batas obyek yang dicakup oleh retorika, seperti pengertian, bahan, unsur, tujuan, komponen dan hubungannya dengan ilmu-ilmu lain. Retorika juga mencakup pembicara, pesan, dan pendengar.

Retorika mencakup seluruh alur komunikasi yang terjadi antara pembicara dan pendengar secara tatap muka atau secara virtual, baik verbal yang mencakup apa yang diucapkan dan ditulis, maupun nonverbal yang mencakup bahasa tubuh dan gerak tubuh.

Retorika dapat didefinisikan secara sempit dan luas. Retorika secara sederhana berarti seni berbicara atau berbicara. Secara umum retorika adalah seni, keterampilan, pengetahuan dan ilmu komunikasi lisan dan tulisan, serta komunikasi melalui bahasa dan gerak tubuh.

Dalam arti sempit, retorika mengacu pada tata bahasa, logika, dan dialektika dari pembicara hingga pendengar. Dalam arti yang lebih luas, retorika bukan sekedar pidato atau ceramah, namun mencakup seluruh aspek arus komunikasi yang terus berkembang. Dalam konteks ini, retorika dikatakan sebagai warisan budaya.

Sifat ilmiah retorika adalah empiris, sistematis, analitis, obyektif, dapat diverifikasi, kritis dan logis. Tujuan utama retorika, yaitu mempengaruhi sikap, pendapat, dan tindakan pendengar secara efektif dan efisien, dapat dicapai dengan menggunakan sifat ilmiah retorika.

Secara filosofis, retorika mencakup pertanyaan-pertanyaan, terutama yang bersifat ontologis, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang bersifat ontologis. yang merupakan sifat retorika. Kedua, persoalan epistemologis, yaitu bagaimana seseorang memperoleh pengetahuan terkait retorika. Ketiga, aksiologis, apa gunanya retorika?

Retorika pada mulanya mempunyai tiga unsur, yaitu pembicara, pendengar, dan pesan-pesan yang bersifat informatif, persuasif, dan menyegarkan, biasanya materi atau isi pidato. Namun belakangan ini, media telah menjadi bagian penting dari retorika, baik media tradisional, arus utama, maupun media sosial.

Setidaknya ada tiga komponen retoris. Pertama, kesedihan. Artinya kemampuan membujuk (meyakinkan atau mempengaruhi hati dan pikiran). Pembicara harus mempunyai pathos untuk mampu menggugah emosi pendengarnya, sehingga kesedihan, rasa iba dan simpati membawa pergi pendengarnya.

Kedua, logo. Logo artinya logis. Sebaiknya pemikiran yang diungkapkan dalam pidato tersebut mempertimbangkan alasannya. Alasannya adalah pemikiran, kemampuan intelektual atau pemahaman yang mendalam.

Ketiga, suasana. Etos secara harafiah berarti sikap, kepribadian, watak, watak. Dalam konteks keberhasilan retoris, pembicara harus mempunyai sikap, kepribadian, sikap dan karakter sehingga khalayak dapat mempercayai pesan yang disampaikan.

Retorika erat kaitannya dengan ilmu komunikasi, karena sama-sama berbicara tentang interaksi komunikatif antar manusia, baik penyampaian pesan dari pembicara, penerimaan dari pendengar, maupun pengolahan pesan melalui media tertentu.

Retorika juga bersinggungan dengan psikologi. Terutama psikologi pembicara dan pendengar. Persamaan situasi tersebut terdapat pada objeknya yaitu membicarakan tingkah laku dan cara berpikir seseorang. Secara epistemologis keduanya mencakup sains dan sains terapan. Ketika seseorang berpidato, sebenarnya yang terjadi bukan hanya proses retoris saja, namun juga proses psikologis.

Dalam praktiknya, retorika dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, retorika pidato atau yang biasa disebut retorika ceramah, biasanya bersifat informatif dan mendidik. Retorika kedua politisi tersebut secara umum meyakinkan. Ketiga, retorika pemerintah cenderung informatif dan persuasif.

Ruang lingkup retorika meliputi definisi, sifat keilmuan, kerangka filosofis dan praktis, unsur-unsur, komponen serta hubungannya dengan ilmu-ilmu lain.*.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun