Mohon tunggu...
Salsa Kamila jannah
Salsa Kamila jannah Mohon Tunggu... Sales - Mahasiswa Mercu Buana

Mahasiswa Magister akuntansi - Nim 43223110068 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik Prof. Dr. Apollo Daito, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

22 November 2024   02:01 Diperbarui: 22 November 2024   02:01 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

5/prof apollo
5/prof apollo

6/prof apollo
6/prof apollo

7/prof apollo
7/prof apollo

Apa ajaran yang di ajarkan Ki Ageng Suryomentaram?

Karena latar belakang pendidikan Ki Ageng Suryomentaram beliau sangat akrab dengan buku-buku filsafat, sejarah dan psikoterapi atau yang saat ini kita kenal dengan ajarannya tentang “kawruh jiwa” (“science of the psyche”). 

Ia juga belajar keagamaan ke tokoh yang mumpuni. Istilah kawruh jiwa (science of the psyche/Self-knowledge) atau ilmu tentang kebahagiaan adalah konsep yang diambil dari naskah-naskah yang pernah ditulis oleh KAS yang disunting oleh putranya, Grangsang Suryomentaram menjadi buku yang bertajuk Kawruh Jiwa Wejanganipun Ki Ageng Suryomentaram (1986). Bahagia menurut Ki Ageng Suryomentaram adalah hidup sewajarnya.

 Yaitu hidup secara tidak berlebih-lebihan dan juga tidak berkekurangan. Dan hidup sewajarnya itu oleh Ki Ageng dirumuskan dalam NEMSA (6-SA) yaitu: Dalam bukunya yang berjudul Kawruh Bejo (kawruh jiwa) dijelaskan bahwa untuk mencapai ketenangan dan kebahagiaan batin, seseorang harus menerapkan konsep “Enam SA” yaitu, sakbutuhe (sebutuhnya), saperlune (seperlunya), sacukupe (secukupnya), sabenere (sebenarnya), samesthine (semestinya), dan sakpenake (sepantasnya).

Sumber ketidakbahagiaan menurut Ki Ageng Suryomentaram adalah keinginan. Wujud keinginan itu ada semat, drajat dan kramat. Semat itu kekayaan, kesenangan, kecantikan, kegantengan, biasanya sifatnya fisik. Sementara drajat, bisa berupa keluhuran, kemuliaan, keutamaan, status sosial. Dan kramat adalah kekuasaan, kedudukan, pangkat. Keinginan kita wujudnya ketiganya.

 Ada orang yang terpesona oleh semat, yang terpesona, oleh drajat, atau kramat bisa jadi juga ketiganya. Ki Ageng Suryomentaram juga menjelaskan susah itu sementara, senang itu juga bersifat sementara. Yang abadi adalah keduanya. Dengan memahami mulur-mungkret dan senang-susah, kita bisa terhindar dari neraka dunia.

Nerakanya dunia yang pertama adalah Meri (iri) lan pambegan (sombong). Iri adalah tanda level kita lebih rendah dibandingkan dengan orang yang kita irikan. Begitu kita merasa meri, tiap hari akan seperti neraka, tiap hari kita akan memikirkan bagaimana bisa menyamai semat, drajat, dan kramat kita bisa naik dan menandingi orang yang kita irikan.

Neraka dunia kedua adalah pambegan, sombong (merasa tinggi). Merasa menang terhadap orang lain. Orang yang sombong juga neraka bagi dirinya sendiri. Merasa lebih baik, merasa lebih utama, dibandingkan dengan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun