Waktu pulang akhirnya tiba Syella bersama yang lainnya akhirnya merasa lega karena pemikiran tentang rumus-rumus dan pelajaran sejarah lainnya sudah dilewati. "Syella kamu pulang bersama siapa?" Tanya teman sebangku nya yang bernama Nanda.
   "Eh sendiri kok hehe," jawab Syella, sedangkan Nanda hanya mengiyakan dan segera berpamitan untuk pulang duluan.
   Sesampainya syella di rumah. Dia bersenandung ria karena terlalu bahagia dengan kejadian tadi titik sangat amat bersemangat setelah masuk ke dalam rumah dan mendapati papa dan mamanya duduk di ruang tamu akhirnya dia menyapa kedua orang tuanya itu "assalamualaikum maa paa Syella sudah pulang," sapa nya.
  Rindi menoleh dan menjawab "waalaikumsalam sayang akhirnya kamu pulang, bagaimana hari ini?" Tanya nya.
   Sebelum Syella menjawab, dia sempat menoleh ke arah papanya yang tidak memperdulikan kehadirannya "umm baik ma, hari ini Syella sangat senang bisa disematkan medali itu oleh kepala sekolah langsung dan secara resmi," jawabnya dengan sedikit murung karena reaksi papanya yang sangat tidak memperdulikan kehadirannya.
   Pada akhirnya Haris merupakan Papa dari Syella yang sedari tadi diam saja, akhirnya menjawab "oh bagus kali ini kamu hampir mengimbangi kemampuan kakakmu Erik, tapi sayangnya akademikmu masih jauh tertinggal" jawab harus dengan ketus.
   Syella dengan amat sangat terkejut dengan reaksi papanya dia pun menjawab dengan nada sedikit berteriak "paaa bisa nggak jangan banding-bandingin Syella dengan kemampuan kakak, kemampuan setiap anak itu berbeda-beda harusnya Papa paham, dan Papa harus tahu bahwa aku tidak bisa begitu saja mengimbangi kemampuan kakak," teriaknya sampai dia berdiri.
   Karena Haris terkejut dengan perlakuan anaknya dia pun refleks menampar Syella "SYELLA Papa sama Mama gak pernah ya ngajarin kamu kurang ajar seperti ini berteriak kepada yang lebih tua. Sekarang pergi ke kamar, renungkan kesalahan kamu Syella," Ucap Haris tegas.
   Lagi dan lagi Syella dibuat dengan sangat terkejut, ini bukan papanya yang dia kenal dia sangat jauh berbeda. Dengan air mata yang berlinang di kedua kelopak matanya dia berlari menuju kamarnya sambil berkata lirih"Paa aku hanya ingin kalian bangga atas semua pencapaianku tanpa harus dibandingkan dengan kakak ," Setelah sampai di depan pintu ia sempat menoleh dan melihat Rindi sedang menenangkan dan membujuk suaminya itu. Dengan cepat ia masuk ke dalam kamarnya dengan sengaja membandingkan pintunya dan segera menguncinya.
   Tak lama Syella mendengar suara ketukan pintu, dia diam saja dengan segala penyusakan di dalam dirinya." Nak bisa buka pintunya sebentar ini Papa mau minta maaf dan jelasin kenapa Papa seperti itu " suara Haris? Tidak itu suara Rindi dengan nada yang bergetar menahan tangisan.
   Tidak ada jawaban dari Syella. Sedangkan di sisi lain Haris mulai terpancing emosi "Syella mau membuka pintunya atau mau papa dobrak?" teriak Haris sambil mengetuk pintu dengan kencang.