Mohon tunggu...
ILMPI WILAYAH IV
ILMPI WILAYAH IV Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia Wilayah Yogyakarta

Managed by Staff Badan Pengembangan dan Pengkajian Keilmuan Wilayah IV

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menilik Perjuangan yang Tak Terlihat di Zona Konflik dengan Memahami Kondisi Psikologis Rakyat Palestina

22 November 2023   17:32 Diperbarui: 23 November 2023   13:23 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster by Salsabilla N.W

Di balik lapisan konflik yang terus berkecamuk di zona konflik antara Palestina dengan Israel, tersembunyi perjuangan yang sering kali tak terlihat, namun memegang peran krusial dalam kehidupan sehari-hari penduduk Palestina. Membuka cakrawala dengan melihat lebih dalam, kita perlu memahami kondisi psikologis yang melingkupi rakyat Palestina yang telah hidup dalam ketegangan dan keterbatasan selama bertahun-tahun. 

Bukan hanya sekedar berbicara tentang konflik bersenjata, tetapi juga melibatkan aspek-aspek psikologis yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari mereka. Bagaimana cinta tanah air dan hasrat untuk hidup dalam perdamaian menjadi perangkat pendorong bagi setiap individu Palestina? Kali ini kita akan mencoba mengupas lapisan-lapisan yang jarang terungkap dari perjuangan ini, mengajak untuk lebih dekat dengan realitas yang dihadapi oleh masyarakat Palestina di tengah ketidakpastian dan tekanan konflik yang tak berkesudahan.

Penelusuran Konsekuensi Terhadap Kesehatan Mental Palestina

Poster by Salsabilla N.W
Poster by Salsabilla N.W

Pada tahun 2019, World Health Organization (WHO) merilis hasil penelitian literatur mengenai dampak perang dan kekerasan terhadap kesehatan mental penduduk di wilayah konflik. Temuan dari penelitian ini sangat mengkhawatirkan. Lebih dari 20% penduduk yang tinggal di zona konflik diperkirakan mengalami berbagai tantangan kesehatan mental, angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya. Berbagai kondisi kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, gangguan pasca-trauma, gangguan stres, gangguan bipolar, dan skizofrenia, menjadi penyakit yang paling umum dilaporkan oleh mereka yang tinggal di daerah konflik tersebut. 

Sebuah studi telah mengungkapkan konsekuensi yang luas dari pemukiman terhadap kesehatan mental penduduk Palestina. Meskipun masalah-masalah ini bukan hal baru, dokumentasi dan pelacakan mereka menjadi sangat penting untuk mengukur sejauh mana pelanggaran Israel terhadap hak asasi manusia Palestina, baik secara fisik maupun mental. Salah satu dari survei menunjukkan bahwa, di antara manifestasi dampak pelanggaran Israel, terdapat berkurangnya konsentrasi sebagai gejala ketidakmampuan untuk fokus akibat trauma yang dialami menjadi salah satu dampak kognitif yang paling umum ditemukan dalam sampel penelitian. Ketakutan, kecemasan, kesedihan, keputusasaan, dan kurangnya rasa aman menjadi kategori utama dampak emosional yang dievaluasi, dengan variabel yang dinilai berdasarkan usia dan jenis kelamin.

Kerawanan Sosial dan Lingkungan Menentukan Kesehatan Mental Anak-anak, Remaja, hingga Orang Dewasa Baik itu Perempuan atau Laki-laki di Palestina

Poster by Salsabilla N.W
Poster by Salsabilla N.W

Adanya kompleksitas dan dampak yang mendalam dari pemukiman dan konflik di wilayah Palestina terhadap kesehatan mental anak-anak membuat kerawanan sosial yang kompleks sehingga menciptakan lingkungan yang menentukan kesehatan mental dan fungsi psikologis anak-anak Palestina. Faktor individu dan kolektif membentuk penderitaan anak-anak, dengan gejala fisik seperti sakit kepala dan sakit perut menjadi umum di semua kelompok usia dan jenis kelamin. Analisis demografis menyoroti perbedaan kontekstual tempat tinggal dan gender, dimana anak-anak di kamp pengungsian dan desa lebih terpapar oleh pendudukan militer. Selain itu, pendekatan klinis yang hanya berfokus pada gejala tanpa mengatasi kondisi mendasar dapat memiliki dampak yang tidak efektif atau bahkan merugikan.

Kemudian bagi remaja hingga dewasa laki-laki dan perempuan sama-sama mengalami dampak negatif akibat pendudukan Israel, meskipun dengan cara yang berbeda. Tak terhitung jumlah warga Palestina yang telah dipenjara, terutama selama periode pemberontakan, sementara lainnya mengalami luka-luka dari berbagai kelompok usia dan jenis kelamin. Bahkan kehilangan nyawa sebagai martir atau mengalami deportasi. Diyakini bahwa setiap rumah di masyarakat Palestina terdampak oleh pemberontakan tersebut, dan kondisi kehidupan dianggap sangat menegangkan bagi semua warga Palestina. 

Hasil umum dari kondisi kehidupan ini mencakup gangguan stres pasca trauma, depresi reaktif, kecemasan, kemarahan, agresi, dan sejumlah masalah psikologis lainnya. Pria dan wanita menghadapi risiko pemenjaraan, pelecehan, penyiksaan, penghinaan, cedera, kematian sebagai martir, dan berbagai pelanggaran hak asasi manusia lainnya. Terkadang, perempuan mengalami penderitaan lebih besar daripada laki-laki, terutama ketika laki-laki keluarga mereka jauh dari rumah. Pada masa-masa ini, baik perempuan yang sudah menikah maupun yang belum menikah memegang peranan sentral dan penting bagi keluarga.

Memahami Akumulasi Gejala Trauma, Tantangan dan Ketidakpastian dalam Menilai Gangguan Stres Pasca Trauma

Poster by Salsabilla N.W
Poster by Salsabilla N.W

Studi lainnya merincikan bahwa dampak traumatis dan gangguan mental yang dihadapi oleh penduduk Gaza sebagai akibat dari peristiwa-peristiwa kritis, terutama konflik berskala besar dan blokade yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Lebih dari 33% individu yang ditindaklanjuti menunjukkan akumulasi manifestasi beragam, dengan gejala-gejala trauma tidak selalu mencapai tingkat diagnosa PTSD. Kendati demikian, masalah-masalah seperti depresi, kecemasan, dan permasalahan fungsi sehari-hari menjadi umum diidentifikasi. Menyoroti bahwa data tentang kejadian pelecehan mungkin kurang akurat, karena sensitivitas terhadap isu-isu tersebut dapat menghambat individu untuk dengan mudah berbagi informasi.

Kondisi Gaza, yang terus menerus terpapar pada konflik dan ketidakpastian, menciptakan tantangan yang unik dalam upaya memahami kesehatan mental penduduknya. Faktor sosial-politik, seperti blokade dan perang berskala besar, memainkan peran kunci dalam menciptakan lingkungan yang menekan dan mengakibatkan penurunan akses terhadap kebutuhan dasar. Selain itu, perempuan dan laki-laki mengalami dampak secara berbeda, dengan beberapa perempuan menghadapi penderitaan yang lebih besar, terutama ketika laki-laki keluarga mereka terpapar pada risiko yang tinggi, menyoroti ketidaksetaraan gender dalam pengalaman trauma.

Dalam penelusuran menilik perjuangan yang tersembunyi di zona konflik antara Palestina dan Israel, kita disuguhkan dengan pemahaman mendalam mengenai kondisi psikologis yang melingkupi rakyat Palestina. Terlepas dari cakrawala konflik yang dominan, penting bagi kita untuk mengakui dan meresapi kenyataan bahwa di tengah ketegangan dan keterbatasan yang telah berlangsung bertahun-tahun, masyarakat Palestina menjalani perjuangan psikologis yang sering kali tidak terlihat namun sangat nyata. Berbagai literatur juga membuka lapisan-lapisan yang jarang terungkap dari perjuangan tersebut, mengajak kita untuk lebih dekat dengan realitas kompleks yang dihadapi oleh masyarakat Palestina. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap kondisi psikologis ini, semoga dapat mendorong langkah-langkah konkrit yang membawa harapan bagi masa depan yang lebih baik bagi penduduk Palestina.

Article by: Salsabilla Nuranisa Wahyudi, Staff BPPK ILMPI Wilayah IV.

Referensi:

Altawil, M.A.S., El-Asam, A., & Khadaroo, A. (2023). Impact of chronic war trauma exposure on PTSD diagnosis from 2006 -2021: a longitudinal study in Palestine. Middle East Current Psychiatry, 30(14). https://doi.org/10.1186/s43045-023-00286-5.

Awadallah, R., Higgins, J., & Guerra, A. (2022). No peace of mind: Palestinian mental health under occupation. Medecins Du Monde France and Association of International Development Agencies. https://aidajerusalem.org/download/no-peace-of-mind-palestinian-mental-health-under-occupation-june-2022/. 

Mdecins Du Monde France (MdM) Intervention on MHPSS in Palestine. (2017). Mental health and psychosocial impacts of occupation-related violence in Palestine. Medecins Du Monde France. https://mdm-me.org/wp-content/uploads/2017/11/MdM-Factsheet_english.pdf. 

Veronese, G., Cavazzoni, F., Fiorini, A., Shoman, H., & Sousa, C. (2021). Human (in)security and psychological well-being in Palestinian children living amidst military violence: A qualitative participatory research using interactive maps. WILEY Journal, 48(1), 159-169. https://doi.org/10.1111/cch.12917. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun