Mohon tunggu...
Salsabilla Nathania DP
Salsabilla Nathania DP Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Be you, Do you, For you

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Kasus Senioritas HIMA Universitas X dengan Perspektif Teori Konflik Randall Collins

28 Oktober 2022   07:41 Diperbarui: 28 Oktober 2022   07:49 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konflik yang terjadi pada kepengurusan event HIMA universitas X ini dapat dianalisis dengan teori konflik Randall Collins. Randall Collins adalah seorang sosiolog yang lahir di Knoxville, Tennessee pada 29 Juli 1941. Collins menempuh Pendidikan di Universitas Harvard dan Universitas California. Collins menyelesaikan gelar Ph. D. di Berkeley tahun 1969. 

Setelah itu Collins mengajar diberbagai universitas seperti Universitas Viginia dan Universitas California. Pemikiran Colins berfokus pada konflik dan stratifikasi sosial. Teori konflik yang dikemukakan oleh Collins merupakan teori yang menjelaskan mengenai konflik dalam lingkup mikro dan berfokus pada statifikasi sosial dalam sebuah organisasi. 

Collins tidak menjelaskan stratifikasi sosial dalam sebuah organisasi secara mendalam namun ia menekankan bahwa struktur stratifikasi dengan menggunakan sumber daya yang mereka miliki menjadi pengaruh dari terjadinya sebuah konflik. Bagi individu yang memiliki sumber daya yang tinggi maka ia bisa bertindak menentang kekuasaan individu lain terhadapnya. Namun bagi individu yang tidak memiliki sumber daya tinggi maka ia akan bertidak sesuai dengan sumber daya yang mereka miliki. 

Collins membagi sumber daya dalam konflik menjadi 2 yaitu generalized cultural capital atau posisi, otoritas dan pengelompokan dan particularized cultural capital atau reputasi dan jabatan atau posisi dalam sebuah organisasi. Konflik akan terjadi akibat dari stratifikasi diantara kedua sumber daya ini. Setiap individu pasti memiliki ego masing-masing. Bagaimana ia bertindak di lingkungan sosialnya bergantung pada sumber daya yang mereka miliki dan juga sumber daya individu lain yang berinteraksi dengannya.

Adapun 3 prinsip dari pendekatan konflik terhadap stratifikasi sosial. Pertama, Collins meyakini bahwa dalam hidup individu membangun dunia subyektifnya sendiri. Kedua, individu lain dapat memiliki kekuasaan untuk mengontrol pengalaman subyektif  individu lain. Ketiga, individu kerap menentang individu lain yang mengontrol mereka dan hal ini yang menimbulkan konflik antar individu. 

Ketika individu melakukan interaksi dengan individu lain maka stratifikasi dengan skala mikro akan terlibat di dalam interaksi tersebut. Bagi individu yang memiliki kekuasaan maka ia dapat mengontrol tindakan individu lain. Tokoh yang mempengaruhi pemikirannya mengenai konflik dalam skala mikro adalah Marx dan Weber. Collins menggunakan prinsik Marxian dalam membangun teori konflik miliknya. Saya memahami teori ini dari karya ilmiah yang berjudul "Konflik Pengurus Dalam Organisasi Keolahragaan Beladiri "X" Di Kota Malang (Studi Kasus Dominasi Struktur Stratifikasi Yang Menyebabkan Konflik Dalam Organisasi Keorganisasian Beladiri "X" Kota Malang)" karya Irwan Wahyudi Saputra dan beberapa jurnal lain yang saya baca.

Menurut pemahaman saya, teori konflik adalah teori yang menjelaskan mengenai konflik dalam ruang lingkup mikro yang disebabkan oleh status sosial yang dimiliki tiap individu. Tindakan sosial seorang individu dalam beriteraksi dipengaruhi oleh status dan ego yang mereka miliki. Dalam kasus yang terjadi di organisasi HIMA universitas X, organisasi ini sedang melangami konflik yang disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian peran individu dari jabatan yang dimiliki dalam kepengurusan event. 

Adapun faktor senioritas yang berlaku dalam organisasi ini, seperti pemilihan ketua event organisasi dipilih oleh senior yang sudah menjadi alumni organisasi ini atas dasar individu tersebut dianggap memiliki keberanian dan karena sikap itu individu tersebut dianggap oleh senior memiliki jiwa kepemimpinan. Nyatanya individu tersebut(Mirna) tidak memiliki kemampuan dalam bidang kepemimpinan pengurusan panitia event. Bahkan sikapnya menjadi tidak bertanggungjawab atas jabatan yang ia miliki. Memilih anggota dan koordinasi divisi dalam sebuah event dengan tidak berlandaskan pada kemampuan individu menjadi salah satu contoh ketidakprofesionalannya dalam bertindak. 

Mirna juga bertindak senioritas kepada adik tingkat dengan memberi tekanan berupa ancaman juga merupakan kendali ego yang dimiliki Mirna. Mirna memiliki keinginan untuk mendominasi dalam kepengurusan event ini dengan merekrut orang-orang terdekatnya. Tindakan-tindakan yang dilakukan Mirna tersebut merupakan pengaruh dari sumber daya particularized cultural capital atau jabatannya sebagai ketua event yang dimilikinya. Jabatan tersebut digunakan sesuai egonya sendiri dan tidak mempertimbangkan sumber daya dari individu lainnya dan hal ini lah yang membuat timbulnya konflik dalam kepengurusan event ini.

Bibliography

Conflict and Critical Theories. (2006). In THEORY CUMULATION AND SCHOOLS OF THOUGHT (p. 234).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun