ALAT MUSIK TRADISIONAL RIAU: Warisan Budaya yang Harus Dijaga
oleh: Salsabillah Ramadanti
PENDAHULUAN
      Riau adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan budaya yang beragam. Dengan identitas budaya melayu yang kental, Riau menawarkan banyak warisan tradisional yang akan menjadi ciri khas daerah riau. Salah satu warisan yang ada di Riau adalah alat musik tradisionalnya. Alat musik tradisional ini tidak hanya sekedar sebagai sarana hiburan, tetapi juga bagian dari tradisi yang diwariskan turun-temurun.
      Dalam masyarakat melayu Riau, alat musik tradisional ini memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Alunan musiknya sering terdengar dalam acara-acara adat, upacara keagamaan, dan juga sebagai pengiring tarian. Namun, di era modern saat ini, keberadaan alat musik tradisional ini mulai terpinggirkan. Banyak generasi muda yang tidak mengenal alat musik daerahnya sendiri. Oleh karena itu, menjaga dan melestarikan alat music tradisional Riau menjadi tugas bersama.
PEMBAHASAN
Sejarah dan Pengaruh Budaya terhadap Alat Musik Tradisional Riau
Sejarah alat musik tradisional Riau tidak terlepas dari perjalanan budaya melayu itu sendiri. Sebagai salah satu pusat peradaban melayu, Riau telah lama menjadi wilayah yang dipengaruhi oleh berbagai kebudayaan dari negara tetangga, seperti Arab, India, dan Tiongkok. Pengaruh ini terlihat pada beberapa alat musik tradisional  yang digunakan oleh masyarakat setempat.
Misalnya, alat music gambus yang sering dimainkan dalam kesenian Riau sangat jelas menunjukkan pengaruh budaya timur tengah. Gambus dipercaya dibawa oleh pedagang Arab yang datang pada berabad-abad yang lalu. Selain itu, alat musik perkusi seperti marwas, juga memiliki budaya yang sama. Namun, masyarakat Riau mengadaptasi alat musik ini masuk kedalam tradisi Melayu sehingga menjadi bagian dari identitas lokal.
Tidak hanya itu, alat musik asli seperti kompang atau gendang menunjukkan bagaimana masyarakat Melayu Riau menciptakan alat musik yang terinspirasi dari kehidupan sehari-hari. Kompang misalnya, sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti digunakan dalam acara-acara adat yang melibatkan banyak orang, seperti pernikahan atau penyambutan tamu. Hal ini mencerminkan sifat gotong royong dan kebersamaan dalam masyarakat Melayu.
Jenis-Jenis Alat Musik Tradisional Riau
      Riau memiliki berbagai macam alau musik tradisional yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Berikut beberapa di antaranya:
- GambusÂ
- Gambus merupakan alat musik, yang dimainkan dengan cara dipetik. Bentuknya menyerupai gitar, tetapi ukurannya lebih kecil dan memiliki senar yang lebih sedikit. Gambus biasanya digunakan untuk mengiringi lagu-lagu melayu yang berirama lembut dan mendayu-dayu. Dalam kesenian tradisional Riau, gambus sering dimainkan dengan alat music lainnya, seperti marwas dan serunai. Gambus tidak hanya menjadi alat music hiburan, tetapi juga digunakan dalam acara keagamaan atau dakwah. Lirik-lirik lagu yang diiringi gambus sering kali mengandung pesan moral atau nilai-nilai spiritual.
- Kompang
- Kompang adalah alat musik perkusi yang terbuat dari bingkai kayu dan kulit kambing. Cara memainkannya adalah dengan memukul permukaan kulit menggunakan telapak tangan. Kompang sering dimainkan dalam kelompok, menghasilkan irama yang harmonis dan dinamis. Kompang biasanya digunakan dalam acar adat, seperti pernikahan, sunatan, atau upacara penyambutan tamu kehormatan. Di beberapa daerah, kompang juga dimainkan untuk mengiringi zikir atau sholawatan, sehingga alat musik ini memiliki nuansa spiritual yang kuat.
- Marwas
- Marwas adalah alat musik perkusi kecil yang sering dimainkan dalam kesenian zapin, sebuah tarian Melayu. Bnetuknya mirip dengan gendang, tetapi ukurannya lebih kecil. Marwas menghasilkan irama yang enerjik dan biasanya dimainkan bersama gambus. Marwas memiliki peran penting dalam mebangun suasana ceria dalam pertunjukan zapin menjadi lebih hidup dan menarik untuk disaksikan.
- Rebana ubi
- Rebana ubi adalah salah satu alat musik tradisional yang berukuran besar. Alat musik ini sering dimainkan dalam acara acara besar, seperti perayaan keagamaan atau pesta rakyat. Suara rebana ubi yang nyaring dan menggema mampu menciptakan suasana yang meriah dan penuh semangat. Selain digunakan sebagai alat musik pengiring, rebana ubi juga sering dimainkan sebagai bagian dari lomba kesenian. Para pemain biasanya beradu keterampilan dalam menciptakan irama yang menarik.
- Serunai dan Nafiri
- Serunai dan nafiri adalah alat musik tiup tradisional yang sering digunakan dalam acara upacara adat tertentu. Kedua alat musik ini menghasilkan nada yang mendayu-dayu dan penuh emosi. Serunai biasanya digunakan untuk mengiringi tarian tradisional, sementara nafiri lebih sering dimainkan dalam acara yang formla atau dalam acara keagamaan.
Fungsi Alat Musik Tradisional Riau
Alat musik tradisonal Riau memiliki banyak fungsi dalam kehidupan sehari-hari atau dalam kehidupan bermasyarakat. Selain sebagai sarana hiburan, alat musik ini juga memiliki peran penting dalam acara-acara atau upacara adat. Misalnya, kompang digunakan untuk prosesi pernikahan, dalam menyambut pengantin, sedangkan gambus dan marwas sering digunakan dalam pertunjukan seni seperti zapin.
Selain itu, alat musik tradisonal juga menjadi media dalam menyampaikan pesan-pesan moral. Dalam lagu-lagu yang diiringi gambus atau kompang, lirik-liriknya sering mengandung nasihat atau petuah bijak. Hal tersebut menunjukkan bahwa alat musik tradisonal tidak hanya sebagai saran hiburan, tetapi juga sebagai pendidikan budaya. Alat musik tradisional juga berfungi sebagai simbol identitas budaya. Melalui alat music ini, masyarakat Melayu Riau dapat menunjukkan jati diri meraka sebagai bagian dari budaya melayu yang kaya dan beragam.
Tantangan dalam Pelestarian
      Meskipun memiliki nilai yang sangat tinggi, alat musik tradisional Riau memiliki berbagai tantangan. Salah satunya adalah kurangnya minat generasi muda terhadap alat musik tradisional. Banyak anak muda sekarang yang lebih tertarik pada music modern atau music popular, sehingga mereka kurang mengenal warisan budaya di daerahnya sendiri. Selain itu, modernisasi juga menggeser peran alat musik tradisional dalam kehidupan bermasyarakat. Alat music yang dahulunya sering dimainkan dalam acara-acara penting atau dalam upacara adat, kini sudah jarang digunakan. Banyak acara adat yang digantikan dengan format modern tanpa melibatkan alat music tradisional.
      Tantangan lainnya adalah kurangnya dukungan dari berbagai pihak dalam mendapatkan perhatian untuk melestarikan alat musik tradisional. Banyak seniman lokal yang merasa kesulitan untuk mendapatkan perhatian atau dana untuk mengembangkan kesenian tradisional. Oleh sebab itu, kita sebagai masyarakat melayu riau, kita harus bisa tetap melestarikan warisan budaya kita agar tidak menghilang begitu saja.
Upaya Pelestarian
      Untuk mengatasi tantangan tersebut, berbagai upaya pelestarian harus dilakukan. Salah satu langkah pentingnya adalah memperkenalkan alat musik tradisional kepada generasi muda melalui pendidikan. Sekolah-sekolah dapat memasukkan pelajaran tentang warisan budaya tentang alat musik tradisional kedalam kurikulum, sehingga siswa dapat mengenal dan menghargai budaya daerah meraka.
      Selain itu, pemerintah dan komunitas seni perlu lebih aktif  dalam mengadakan pertunjukan seni yang menampilkan alat musik tradisional. Festival budaya atau lomba kesenian dapat menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap alat musik tradisonal. Media sosial juga bisa dimanfaatkan sebagai sarana promosi. Dengan membuat konten menarik tentang alat musik tradisional, generasi muda dapat diajak untuk lebih mengenal dan mencintai warisan budaya mereka.
Teknik Pembuatan Alat Musik Tradisional Riau
      Semua alat musik tradisional yang ada di Riau memiliki proses pembuatan yang tidak sembarangan. Selain menutuhkan keahlian yang khusus, proses ini juga mencerminkan hubungan masyarakat melayu dengan alam. Mereka memanfaatkan bahan-bahan dari lingkungan sekitar, seperti kayu, rotan, dan kulit hewan, yang diolah menjadi alat music dengan nilai seni tinggi.
- Gambus
- Gambus terbuat dari kayu yang berkualitas tinggi, seperti kayu nangka atau kayu mahoni. Pemilihan kayu ini penting untuk menghasilkan suara yang nyaring dan tahan lama. Proses pembuatan dimulai dengan membentuk badan gambus, yang biasanya diukir secara manual dengan alat-alat tradisional. Ukiran pada badan gambus seringkali mencerminkan estetika melayu yang khas, seperti motif flora atau geometris.
- Senarnya pada masa lalu dibuat dari serat tumbuhan atau usus hewan. Namun, seiring perkembangan zaman, senar sintetis mulai digunakan karena lebih praktis dan mudah ditemukan. Meski begitu, keahlian dalam menata senar tetap menjadi kunci agar suara yang dihasilkan tetap khas dan merdu.
- Kompang
- Pembuatan kompang dimulai dengan bingkai kayu yang dibentuk melingkar. Bingkai ini biasanya dibuat dari kayu ringan tetapi kuat, seperti kayu jati atau kayu nangka. Kulit kambing yang telah dikeringkan kemudian dipasang diatas bingkai sebagai membran. Proses pemasangan kulit membutuhkan ketelitian yang tinggi agar permukaannya rata dan dapat menghasilkan bunyi yang sempurna. Salah satu hal menarik dari pembuatan kompang adalah cara merendam dan mengeringkan kulit kambing. Kulit direndam didalam air untuk menghilangkan lemak, kemudian dikeringkan secara perlahan dibawah sinar matahari. Setelah kering, kulit tersebut diregangkan diatas bingkai kayu dan diikat dengan tali atau paku kecil.
- Rebana ubi
- Rebana ubi memiliki proses pembuatan yang hamper serupa dengan kompang, tetapi ukurannya jauh lebih besar. Bingkainya dibuat dari kayu tebal yang mampu menahan tekanan kulit membran yang lebih besar. Kulit yang digunakan biasanya berasal dari sapi atau kerbau, karna lebih kuat dan tahan lama dibandingkan kulit kambing. Karena ukurannya yang besar, pembuatan rebana ubi membutuhkan waktu lebih lama. Selain itu, dekorasi pada badan rebana sering kali dihias dengan cat atau ukiran yang mencerminkan nilai budaya melayu.
Peran Alat Musik Terhadap Tradisi Adat Riau
      Musik tradisional di Riau tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga memiliki makna yang mendalam dalam kehidupan sehari-hari. Alat musik seringkali menjadi bagian dari berbagai ritual adat dan upacara keagamaan.
- Pernikahan Melayu
- Dalam tradisi pernikahan melayu di Riau, kompang menjadi alat musik yang wajid dimainkan didalam acara tersebut. Kompang dimainkan oleh sekelompok orang untuk menyambut kedatangan pengantin pria kerumah pengantin wanita. Irama kompang yang ritmis menciptakan suasana meriah sekaligus sakral. Tidak hanya itu, lagu-lagu yang diiringi oleh kompang biasanya berisi harapan dan doa yang baik untuk pasangan pengantin. Tradisi ini menjadi salah satu bentuk penghormatan tamu yang datang sekaligus wajid kebersamaan dalam komunitas melayu.
- Kesenian Zapin
- Zapin adalah salah satu kesemian yang terkenal di Riau. Tarian zapin biasanya diiringi oleh alat musik seperti gambus, marwas, dan rebana. Gerakan zapin yang lincah dan dinamis mencerminkan keindahan serta keselarasan budaya melayu. Pada awalanya, zapin diperkenalkan oleh pedagang arab yang datang ke nusantara. Namun, masyarakat riau mengadaptasinya dengan memasukkan elemen-elemen lokal, seperti musik gambus yang khas. Kini, zapin menjadi salah satu simbol budaya Melayu yang paling dikenal di Indonesia.
- Ritual Keagamaan
- Selain dalam acara adat, alat musik tradisional juga sering dimainkan dalam ritual keagamaan. Kompang, misalnya, digunakan untuk mengiringi pembacaan zikir atau shalawat. Lantunan suara kompang yang harmonis menciptakan suasana khusyuk dan damai. Rebana ubi juga kerap dimainkan dalam perayaan keagamaan, seperti Maulid Nabi. Suara rebana yang menggema menciptakan suasana yang penuh semangat dan kebersamaan diantara masyarakat.
Upaya Memperkenalkan Alat Musik Tradisional Kepada Generasi Muda
      Salah satu tantangan terbesar dalam pelestarian alat musik tradisional adalah memperkenalkannya kepada generasi muda. Anak-anak dan remaja saat ini lebih sering terpapar musik modern daripada musik tradisional. Jika tidak ada langkah konkret, dikhawatirkan alat musik tradisional akan semakin terlupakan.
- Pendidikan di Sekolah                                                                                                    Memasukkan pelajaran tentang music tradisional kedalam kurikulum sekolah bisa menjadi solusi. Melalui pelajaran ini, siswa dapat belajar memainkan alat musik tradisional sekaligus memahami nilai-nilai budaya yang terkandung didalamnya. Kegiatan ekstrakurikuler seperti klub musik tradisional juga dapat menjadi wadah  bagi siswa yang ingin mendalami alat music seperti gambus, kompang, atau marwas. Dengan cara ini, siswa tidak hanya mengenal alat musik tersebut, tetapi juga memiliki kesempatan untuk tampil di berbagai acara.
- Festival dan Lomba Kesenian                                                                                            Mengadakan festival atau lomba kesenian yang melibatkan alat musik tradisional dapat menjadi cara efektif untuk menarik minat generasi muda. Misalnya, lomba memainkan kompang atau mengadakan pertunjukan zapin bisa menjadi cara yang menarik untuk menarik perhatian mereka. Festival semacam ini juga dapat menjadi ajang untuk mempertemukan seniman tradisional dengan masyarakat luas. Dengan begitu, masyarakat dapat lebih mengenal alat music tradisional Riau dan terinspirasi  untuk melestarikannya.
- Pemanfaatan Media Sosial                                                                                                      Diera digital seperti sekarang, media social menjadi alat yang sangat berguna dan sangat efektif untuk memperkenalkan kekayaan budaya. Konten-konten yang menarik tentang alat musik tradisional Riau, seperti video tutorial memainkan gambus atau cerita sejarah tentang kompang, dapat menarik perhatian generasi muda. Beberapa seniman muda bahkan mulai membuat aransemen musik modern yang dipadukan dengan alat musik tradisional. Inovasi semacam ini dapat menjadi jembatan antara budaya lama dan selera musik masa kini.
KESIMPULAN
      Alat musik tradisional Riau adalah bagian tak terpisahkan dari budaya melayu. Keberadaannya mencerminkan kekayaan seni dan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun. Namun, ditangah arus modernisasi saat ini, keberadaan alat musik tradisional ini mulai terancam. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga dan melestarikan alat musik tradisional Riau agar tidak hilang ditelan zaman. Dengan melibatkan generasi muda saat ini, pemerintah, dan masyarakat umum, kita dapat memastikan bahwa warisan budaya ini tetap hidup dan dikenal oleh generasi mendatang.
      Alat musik tradisional riau adalah bagian tak tergantikan dari warisan budaya Indonesia. Keberadaannya tidak hanya mencerminkan identitas budaya melayu, tetapi juga pengingat akan pentingnya menjaga hubungan dengan alam dan tradisi leluhur. Namun, pelestarian alat musik tradisional tidak bisa dilakukan hanya oleh segelintir orang. Dengan usaha bersama, kita dapat memastikan bahwa alat musik tradisonal Riau tetap hidup dan menjadi bagian dari kebanggaan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, P., Isjoni, I., & Kamaruddin, K. (n.d.). Alat Musik Tradisional Bardah dalam Kehidupan Masyarakat Melayu di Kampung Buatan II, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak. Riau University.
Azura, P. (2021). Fungsi Musik Gendang Silat Pada Masyarakat Kelurahan Purnama Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai Provinsi Riau. Universitas Islam Riau.
Iqbal, M., & Yohana, N. (2017). Makna Pesan Budaya dalam Seni Pertunjukan Musik Tradisional Calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar. Riau University.
Jepri, G. M., Mardhiansyah, M., & Sribudiani, E. (2016). Kriteria Pemilihan Jenis Kayu sebagai Bahan Baku Alat Musik Gambus Berdasarkan Persepsi Masyarakat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Riau University.
Putra, I. M. (2022). Organologi Alat Musik Ketipung (GENDANG) Produksi Nursaiful Bahril Kecamatan Tenayan Raya Kotamadya Pekanbaru Provinsi Riau. Universitas Islam Riau.
Roza, M. A. (2018). Bentuk Pertunjukan Dan Fungsi Musik Tradisional Calempong Oguong Di Bangkinang Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Universitas Islam Riau.
Sabri, S. (2021). Organologi Alat Musik Tradisional Gambang Produksi Salman Aziz Dan Inventarisasi Lagulagu Musik Gambang Di Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Universitas Islam Riau.
Saputra, R., & Ritawati, T. (2024). Organologi Pembuatan Calempong Kayu oleh Fatimah di Desa Lipatkain Utara Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Jurnal Syntax Admiration, 5(1), 231--244.
Sugiarto, R. T. (2016). Ensiklopedi Seni Dan Budaya 2: Alat Musik Tradisional. Media Makalangan.
Ulfa, R. Y., Faizah, H., Elmustian, E., & Syafrial, S. (2023). Pertunjukan Musik Calempong Ogoung pada pancak Silat Di Desa Pulau Belimbing Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Innovative: Journal Of Social Science Research, 3(6), 9501--9510.
Yanti, P. D. (2024). Peran Pemuda dalam Pelestarian Alat Musik Kompang di Riau. Seminar Nasional Hukum Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 1, 346--350.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H