Mohon tunggu...
Salsabilla Faiqah
Salsabilla Faiqah Mohon Tunggu... Mahasiswa - 22107030002_UIN Sunan Kalijaga

A dreamer who love travel

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Bulan Ramadhan sebagai Momentum Belajar Agama dan Demokrasi

8 April 2023   23:38 Diperbarui: 8 April 2023   23:42 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai toleransi antar agama yang kian hari kian memudar.

  • Belajar terbuka dan menerima perbedaan.
  • Menjalin dan meperkuat ukhuwah antar umat agama.
  • Optimis dalam merawat kebhinnekaan.


Apa yang Bisa Direfleksikan dari Sosok Gus Dur Melalui Momen tersebut?

Berdasarkan uraian di atas kita bisa melihat orang muda menghidupkan spirit Gus Dur. Jika kegiatan tersebut terus digiatkan dan melibatkan banyak orang, maka saya sangat optimis ke depannya anak muda akan memiliki mental yang sangat kuat serta kontrol diri dan emosi yang tidak akan mudah terprovokasi oleh kelompok tertentu. Sebab sejak dini remaja sudah belajar bagaimana bersikap terbuka dan menerima perbedaan yang ada. Gus Dur pernah mengatakan bahwa, "Memuliakan manusia, berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya."

Bahasan tentang Agama dan Demokrasi bukanlah sesuatu yang asing dan tabu bagi orang muda, menurut Jay Akhmad, narasumber dari Gusdurian, adalah sebuah keniscayaan bagi warga dan masyarakat Indonesia yang majemuk membahas tentang dua hal itu. Merujuk pada tulisan Gus Dur tentang Agama dan Demokrasi, menariknya Gus Dur selain menjelaskan secara rinci bagaimana perjuangan para agamawan tentang Demokratisasi melalui peran-peran mereka, Gus Dur juga mempertanyakan di akhir tulisannya apakah posisi Agama dan Demokrasi di Indonesia mampu move on dari posisinya yang abu-abu?

Ya, persoalan demokrasi di Indonesia memang masih akan melewati jalan panjang. Merujuk idealism Gus Dur, demokrasi adalah sebuah proses. Tidak banyak orang-orang di Indonesia yang memiliki komitmen yang kuat tentang praktik politik berdemokrasi. Semuanya masih teperangkap dalam praktik politik yang berorientasi pada kekuasaan, belum kepada kemaslahatan umat. Persoalan agama, kemiskinan, korupsi, dan kemanusiaan, masih berada di titik nadir. Kita masih membutuhkan lebih banyak suara untuk kesadaran berdemokrasi di Indonesia. Semua itu memang tidak mudah, tetapi jalan pendidikan berdemokrasi adalah salah satu upaya. Apatah lagi bila diupayakan oleh kelompok lintas iman. Basis gerakan lintas iman sangatlah strategis dalam urusan demokrasi, sebab isu kebebasan beragama, kesetaraan, dan kemanusiaan adalah topik-topik hangat yang terus didiskusikan dan dikembangkan oleh gerakan lintas iman.  
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun