2. Engklek
Aturan bermain Angkling atau Engklek adalah pemain melempar koin atau benda penting ke kotak-kotak yang telah digambar di atas tanah secara berurutan, mulai dari kotak yang paling dekat dengan pelempar. Pada kotak yang ditandai dengan koin atau benda penting, pemain tidak boleh menginjaknya dan harus melewati petak tersebut. Permainan ini juga mengajarkan untuk menghargai perbedaan dan kesetaraan gender karena dapat dimainkan oleh anak laki-laki dan perempuan. Selain itu, permainan ini juga mendorong sportivitas dan kejujuran. Dalam permainan ini, pemain tidak diperkenankan menyentuh garis pembatas saat bermain. Jika mereka menyentuh garis tersebut, mereka dengan jujur mengakui dan harus berhenti bermain.
3. Gobak Sodor
Dalam permainan ini, pemain dibagi menjadi dua tim dengan setidaknya tiga anggota dalam setiap tim. Satu tim bertugas menjaga daerahnya, sementara tim lainnya berusaha untuk menembus daerah yang dijaga oleh tim lawan. Tim yang mendapat tugas menyerang harus bisa melewati daerah berupa kotak-kotak yang telah dibuat tanpa tersentuh oleh anggota tim yang berjaga. Selain meningkatkan keterampilan fisik seperti ketangkasan dan kecepatan, permainan Gobak Sodor juga secara tidak langsung mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak-anak, seperti sportivitas, kejujuran, menghormati orang lain, kerjasama tim, tanggung jawab, dan menghargai perbedaan.
Selain itu, mengenalkan permainan tradisional kepada anak usia dini adalah langkah awal dalam memperkenalkan budaya Indonesia. Hal ini akan mendorong motivasi anak untuk tetap mencintai, menghargai, dan melestarikan warisan budaya Indonesia yang merupakan budaya nenek moyang kita. Melalui permainan tradisional yang dimainkan secara kolektif, anak-anak akan dapat mengembangkan keterampilan sosial mereka sendiri melalui pengalaman bermain bersama (Maghfiroh, 2020). Melalui permainan tradisional, anak-anak akan berinteraksi dan berkomunikasi secara alami yang dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dan memperluas kosa katanya. Nah, jadi kesimpulannya dengan permainan tradisional tidah hanya mengembangkan pendidikan karakter saja melainkan menjaga warisan budaya juga.
Oleh : Salsabilla Kirana Annisa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H