Laboratorium ini kemudian semakin berkembang dan menjadi laboratorium kesehatan pusat, dan kemudian dinamakan menjadi Lembaga Eijkmaan, sebagai tanda penghargaan atas jasa-jasa direktur pertamanya, Dr. Christiaan Eijkmaan.
Seiring berjalannya waktu, mucul lah wabah-wabah lainnya di antaranya malaria, beri-beri, kolera. Belanda pun menambahkan ilmu kesehatan lainnya yang berkaitan dengan wabah yang sedang menyebar pada saat itu. Sekolah Jawa tersebut merupakan cikal bakal School tot Opleiding van Indlansche Arts (STOVIA).
Setelah perjalanan panjang, pada tahun 1898, STOVIA didirikan. Dari sekolah tersebut kemudian lahir dokter-dokter berjiwa nasionalis. Salah satunya adalah dr. Sutomo bersama Gunawan Mangunkusumo, Cipto Mangunkusumo, dan R. T. Ario Tirtokusumo mendirikan Boedi Oetomo.
Jenjang Pendidikan Dokter di IndonesiaÂ
Rujukan pendidikan kedokteran tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran. Lama kuliah kedokteran untuk jenjang S1 sama seperti fakultas lainnya yaitu 8 semester. Tahun berikutnya setelah wisuda, lulusan S1 sudah bisa bekerja namun tidak demikian dengan lulusan S1 Kedokteran.
Program studi sarjana kedokteran setara dengan jurusan atau program studi lain pada jenjang S1. Namun demikian, sistem perkuliahan jurusan medis dan non-medis berbeda.Â
Sistem blok diterapkan pada perkuliahan mahasiswa kedokteran. Satu blok biasanya ditempuh selama 5 pekan, dilanjutkan dengan ujian blok pada pekan ke-6.Â
Jangka waktu tersebut bisa saja berbeda sesuai dengan kebijakan Universitas masing-masing. Metode belajar yang dianut adalah Problem based learning (PBL), dimana mahasiswa dikelompokkan dalam kelompok diskusi kecil dengan seorang tutor sebagai pembimbing.Â
Ada pun Skills lab (SL) dimana seorang mahasiswa kedokteran berperan layaknya dokter dengan mempelajari berbagai keterampilan medik dasar sesuai dengan blok yang berjalan.Â
Berikutnya ada Objective structure clinical examination (OSCE), yaitu ujian praktik yang diangkat dari keterampilan selama SL berisi berbagai kasus medis.Â
Setelah jenjang S1 selesai, seorang mahasiswa kedokteran belum dapat dipanggil dengan gelar ‘dokter’ melainkan masih menyandang status Sarjana Kedokteran (S.Ked). Jenjang s1 Kedokteran disebut sebagai jenjang ‘Pre-klinik’.