Mohon tunggu...
Salsabila Shafiyah
Salsabila Shafiyah Mohon Tunggu... Administrasi - Pelajar

Learn to appreciate a process for a change

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sebuah Penantian

24 Februari 2021   06:28 Diperbarui: 24 Februari 2021   06:54 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keesokan harinya...

Seperti biasa pagi-pagi pukul 7 Maura pergi sekolah. Saat di sekolah, Maura menabrak seorang perempuan yang tidak ia kenal. Ternyata benar bahwa perempuan itu adalah murid baru yang menduduki kelas 12 sama sepertinya. Akhirnya mereka berkenalan, murid baru itu bernama Lusi yang merupakan murid pindahan dari sekolah di Makassar dan sekarang tinggal di Jakarta seorang diri. Maura pun terkejut, setelah mengetahui bahwa Lusi ini juga sangat pintar menggambar dan juga melukis. Maura senang sekarang ada teman baru yang mempunyai hobi yang sama dengannya. Tak lupa, ia memberi tahu, bahwa sebentar lagi akan ada lomba melukis. Dan sudah pasti Lusi pun mendaftarkan diri untuk mengikuti lomba itu.

"Lusi nanti kita diskusi bareng-bareng yuk buat bahas lomba ini," ujar Maura.
"Boleh banget Ra, mungkin nanti kita bisa ketemu lagi kalau ada waktu luang yaa," ucap Lusi.

Setelah berbincang-bincang dengan Lusi tadi pagi. Kini Maura ada kegiatan ekstrakulikuler kesenian karena bulan depan akan ada acara yang diselenggarakan oleh sekolah. Dan Maura menjadi salah satu pengisi acara tersebut.

Siang sudah berganti menjadi malam, waktu terus berjalan. Maura akhirnya baru bisa pulang ke rumah, sedari tadi pembahasan di organisasi itu sangat banyak sekali, ditambah ia harus latihan terlebih dahulu.

Beberapa hari kemudian..

Hari yang ditunggu-tunggu oleh Maura kini telah tiba. Mungkin dari malam ia tidak bisa tidur, karena menunggu hari yang sangat dinantikannya selama bertahun tahun. Ketika menunaikan ibadah pun, ia tak kuasa menahan tangis bahagia.
Maura pergi ke tempat lomba itu seorang diri saja, Lusi telah menunggunya langsung disana. Kebetulan tempatnya lebih dekat dengan rumah Lusi. Meskipun jaraknya terbilang dekat, tapi Lusi tak mau jika terlalu santai dan terlambat. Ia tidak memiliki orang tua, maka dari itu ia berhasil sampai di Jakarta dengan beasiswa dan menjadi seorang yang mandiri.

Sesampainya Maura di tempat acara itu, terlihat banyak sekali orang-orang yang berkumpul bahkan ditemani oleh keluarganya. Mungkin bagi Maura dan Lusi terasa menyakitkan, tapi semuanya harus dilewati. Maura tak ingin seperti bagai alu pencungkil duri yang telah ia rasakan dari dulu. Kini ia harus mematahkan kata-kata itu dan dibuktikan pada keluarganya.

Pukul 13.00 seluruh peserta lomba dikenankan untuk keluar dari ruangan agar bisa beristirahat. Pengumuman hasil lombi ini akan disampaikan 1 jam kemudian. 

"Lusi semoga kita bisa dapatkan medali dan piala itu yaa," ujar Maura penuh harap.

"Ya semoga saja, sekarang kita hanya perlu berdo'a untuk yang terbaik," ucap Lusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun