Mohon tunggu...
Salsabila Shafiyah
Salsabila Shafiyah Mohon Tunggu... Administrasi - Pelajar

Learn to appreciate a process for a change

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sebuah Penantian

24 Februari 2021   06:28 Diperbarui: 24 Februari 2021   06:54 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kakak Maura juga salah satu alumni di sekolahnya. Ia menjadi panutan untuk adik kelasnya, karena Haikal sering mengisi acara atau webinar yang diadakan di SMA tanpa bayaran. Maka dari itu semua orang mengagumi sosok Haikal. Selain itu, kepintaran Haikal dan Maura bagai pinang dibelah dua.

Pada pukul 15.00 sebelum suara bel berbunyi, sudah ada siswa yang keluar kelas karena jam pelajaran pun habis. Seperti biasa Maura pergi melewati lorong kelas menuju parkiran yang berada disebelah lobby. Tetapi langkah Maura terhenti, ada sesuatu yang membuatnya tertarik. Ia melihat sebuah poster lomba melukis tingkat provinsi. Tak perlu pikir panjang lagi, Maura mengambil lebaran poster itu sembari berlari untuk mengambil sepeda di parkiran dan bergegas pulang ke rumah.

Sepanjang jalan senyum Maura tak pudar sedikit pun. Ini merupakan salah satu sumber semangat dan kebahagiaannya. Ia harus mengabari sang kakak dengan adanya info lomba melukis tersebut.

Setibanya di rumah Maura dengan cepat menyimpan sepeda di garasi dan lari naik ke atas. Dia langsung mandi karena baju seragamnya kotor terkena air kubangan. Berniat untuk menelpon Haikal sedari sekolah, tak lama kemudian ternyata Maura dapat telpon dari Singapura yang tak lain adalah Haikal.

"Assalamu'alaikum Ara," ucap salam dari Haikal.

"Wa'alaikumussalam kakakku tersayang," jawab Maura penuh rasa gembira.

"Kayaknya kamu lagi seneng yaa Ra? Ada kabar apaan nih yang bikin kamu segembira ini?" Tanya Haikal.

"Kak tadi aku liat ada poster lomba melukis, sumpah ini kesempatan bagus banget.. Aku mau ikut lomba ini kak," ujar Maura dengan penuh harap.

"Itu berita yang bagus, kamu harus ikut Ra. Kakak pasti dukung penuh kamu, jangan takut tentang aoa-apa." ujar Haikal.

"Oke kak, nanti aku pasti ikutan. Makasih yaa kak buat semuanya," ucap Maura penuh haru.

Haikal sangat mengetahui apa yang disukai Maura sejak kecil, bahkan hal terkecil yang tidak disukainya pun ia pasti tahu. Karena selama tinggal di rumah Haikal yang memperhatikan Maura, adik perempuan satu-satunya. Ia pasti tidak akan rela jika nanti ada sesuatu yang akan merenggut kebahagiaannya itu. Maura ternyata pernah mengidap penyakit jantung dari umur 5 tahun, dan Haikal pun baru mengetahuinya setelah 1 tahun. Tapi, pada akhirnya saat umur 16 tahun Maura dioperasi. Sebab itu Haikal bertekad ingin menjadi seorang dokter, dan kini semuanya cita-citanya terwujud. Karena ia tidak mau melihat anggota keluarganya sakit parah seperti Maura dahulu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun