People-Pleasing adalah mekanisme koping
Ketika kita mencoba untuk mengganti kebiasaan buruk, penting untuk memahami mengapa kita memulai perilaku yang tidak diinginkan itu. Aku sering menemukan bahwa kebiasaan "buruk" yang dengan putus asa kita coba hentikan adalah memenuhi kebutuhan kita.Â
Hanya ketika kita menemukan kebutuhan yang terpenuhi dan kita memilih kebiasaan yang lebih sehat untuk menggantikannya, untuk memenuhi kebutuhan yang sama kita dapat membuat perubahan yang dapat bertahan lama.
People-Pleasing telah menjadi sifat pertamamu
Sebagian besar dari kita telah berjuang dengan menyenangkan orang untuk waktu yang lama. Kita tidak ingat bagaimana rasanya tidak menyenangkan orang. Kita memiliki orang yang senang secara konsisten sehingga itu adalah perilaku otomatis kita. Sekarang kita perlu melatih kesadaran untuk menciptakan ruang mental di mana kita dapat memutuskan bagaimana kita ingin bertindak, alih-alih bertindak secara otomatis.
Terputus dari diri kamu yang sebenarnya
Menyenangkan orang menyebabkan kita mengabaikan diri kita yang sebenarnya dengan mengabaikan kebutuhan, perasaan, keinginan, dan naluri kita. Seiring waktu kita tidak bisa lagi mengatakan apa yang kita butuhkan, rasakan, inginkan, atau apa naluri itu. Ini membuat sulit untuk menghentikan kesenangan orang karena kita tidak tahu bagaimana harus bertindak tanpanya lagi.
Trying to fix what you didn't break at the expense of your own needs and wellbeing is codependency. - Brittany Days
Menjadi People Pleaser memang ada baiknya, namun jika berlebihan hingga melupakan kebahagiaan diri sendiri maka akan menjadi sesuatu yang buruk dan merugikan. Sangat sulit untuk melepaskan sifat people pleaser ini. Oleh karena itu buat siapa pun yang merasa dirinya menjadi people pleaser sama sepertiku,Â
ayo mulai dengan hal-hal kecil. Selalu tanyakan pada diri sendiri apakah ini yang ingin dilakukan atau apa yang seseorang/mereka ingin aku lakukan? Lakukan jika itu yang ingin kamu lakukan. Maka kebiasaan akan menjadi karakter. Sayangi dirimu sendiri terlebih dahulu ^^Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H