Mohon tunggu...
Salsabila Jafi
Salsabila Jafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Teori Kepribadian Behavioral dalam Membangun Pola Asuh Anak yang Efektif

23 Desember 2024   12:11 Diperbarui: 23 Desember 2024   12:11 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut Psikologi Modern kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari sistem psikofisisi individu yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungannya secara unik. Kepribadian merupakan keseluruhan dari perilaku seseorang dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi atau berhubungan dengan serangkaian situasi. Dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah suatu perpaduan yang utuh antara sikap, sifat, pola pikir, emosi, serta juga nilai-nilai yang mempengaruhi individu tersebut agar berbuat sesuatu yang benar 

sesuai dengan lingkungannya (Iskandar, 2020).

Dalam membangun pola asuh anak yang efektif dapat menggunakan pendekatan behavioristik merupakan teori yang menekankan pada perubahan tingkah laku anak. Jika dilihat dari penegertiannya, teori behavioristik adalah teori psikologi yang berfokus pada suatu perilaku yang nyata dan tidak berkaitan dengan kesadaran seseorang dan konstruksi mental seseorang. Seperti yang dikemukakan oleh Nahar Novi I (2016: 65) bahwa "Pendekatan behavioristik adalah suatu pendekatan yang mempelajari tentang tingkah laku manusia."

Berbeda dengan penjelasan oleh Sugrah Nurfatimah (dalam Husamah dkk, 2018) bahwasanya " Teori belajar behavioristik adalah suatu keadaan yang timbul ketika manusia itu sudah melakukan kontak dengan alam dan lingkungan sosial. "Teori behavioristik memiliki prinsip perilaku yang bertujuan untuk membantu orang-orang mengubah sifat atau tingkah lakunya kea rah yang lebih baik dikemukakan oleh Nahar Novi I (2016: 66).

Menurut Anam Mohammad Syamsul dan Dwiyogo Wasis D (2020: 2) teori behavioristik adalah teori yang mempelajari tentang perubahan tingkah lakuseseorang sebagai akibat dari adanya interaksi yaitu antara stimulus dan respon. Sesuai dengan teori behavioristik, apapun yang terjadi di antara stimulus atau respon hal itu dianggap tidak penting untuk diperhatikan karena tidak bisa diamati dan tidak bisa diukur. Yang bisa diamati hanya stimulus dan respons.

Dari beberapa pendapat tentang pengertian teori behavioristik maka dapat disimpulkan bahwasanya, teori behavioristik adalah merupakan teori yang menekankan pada perubahan tingkah laku anak. Teori yang mempelajari tentang perubahan tingkah laku seseorang sebagai akibat dari adanya interaksi yaitu antara stimulus dan respon.

Menurut pendapat Husamah dkk, 2018, mereka mengemukakan ciri-ciri teori behaviorisme adalah sebagai berikut:

Teori behaviorisme mementingkan faktor lingkungan

Perkembangan perilaku seseorang tergantung pada belajarnya

Menekan pada faktor bagian atau elemen-elemen dan tidak secara keseluruhan

Memiliki sifat yang mekanis atau mementingkan reaksi suatu kebiasaan yang dilakukan

Mementingkan masalalu artinya setiap tingkah lakunya itu terbentuk berdasarkan pengalaman dan latihan. 

Adapun kelebihan dan kelemahan pendekatan behavioristik menurut Anam Mohammad Syamsul dan Dwiyogo Wasis D (2020: 2). Jika kita perhatikan, sebenarnya kelebihan dan kekurangan teori ini menjadi kajian yang menguntungkan bagi pengembangan teori-teori pembelajaran yang selanjutnya. Seperti teori belajar yang terdahulu. Teori belajar baru terlahir karena adanya ketidak cocokan dalam proses pembelajaran sehingga teori baru muncul. Hal ini juga berlaku pada teori behaviorisme karena kelebihan dan juga kekurangannya bisa untuk membuka celah lahirnya teori baru yang selanjutnya. 

Berikut adalah beberapa kelebihan yang dimiliki oleh teori behavirisme sebagai berikut :

Membisakan guru supaya bersikap teliti dan peka terhadap situasi dan kondisi belajar 

Guru tidak membiasakan untuk memberikan ceramah sehingga peserta didik dibiasakan untuk belajar mandiri. Jika peserta didik menemukan kesulitan baru maka hal itu ditanyakan kepada guru yang bersangkutan 

Mampu membentuk prilaku yang diinginkan agar mendapatkan pengakuan positif dan prilaku yang memang kurang sesuai mendapat penghargaannegative yang akan didasari pada prilaku yang tampak. 

Dengan melalui pengulangan dan pelatihan yang berkaitan,maka dapat mengoptimalkan bakat dan kecerdasan peserta didik yang sudah terbentuk sebelumnya. Apabila anak sudah mahir dalam satu bidang tertentu, maka hal itu akan lebih dapat dikuatkan lagi dengan pembiasaan dan pengulangan yang berkaitan tersebut agar lebih optimal. 

Bahan pelajaran yang telah disusun hierarkis dari yang sederhana sampai pada yang kompleks yang ber tujuan untuk pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu sehingga mampu menghasilakan suatu prilaku yang konsisten terhadap bidang tertentu

Dapat mengganti stimulus yang satu dengan stimuls yang lainnya dan seterusnya sampai respons yang diinginkan muncul. 

Teori ini cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung pada unsure-unsur kecepatan, spontanitas, dan juga daya tahan.

Teori behavioristik ini juga cocok untuk diterapakan pada anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru, dan suka dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung.

Selain ada kelebihan adapula kekurangan yang dimiliki oleh pendekatan behavioristik sebagai berikut :

Sebuah resiko untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap. 

Tidak setiap pelajaran bisa menggunakan metode ini. 

Peserta didik berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran, menghafalkan apa yang di dengar dan di pandang sebagai cara belajar yang efektif.

Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik justru dianggap sebagai metode yang paling efektif untuk menertibkan peserta didik

Peserta didik dipandang pasif (tidak aktif), perlu banyak motifasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan dari guru.

Peserta didik hanya mendengarkan dengan tertib penjelsan dari guru dan mendengarkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yangefektif sehingga peserta didik berinisiatif pada suatu permasalahan yang muncul secara temporer tidak bisa diselesaikan oleh peserta didik.

Cenderung mengarahakan kepada peserta didik untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif, tidak produktif, dan menundukkan peserta didik sebagai individu yang bersifat pasif.

Pembelajaran peserta didik berpusat pada guru (teacher cenceredlearning) bersifat mekanistik dan hanya berorientasi pada hasil yang dapat diamati dan diukur.

Penerapan metode yang salah dalam pembelajaran mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang tidak menyenangkan bagi siswa, yaitu guru sebagai center, otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih, dan menentukan apa yang harus dipelajari oleh peserta didik. Dari paparan diatas bahwa pendekatan behavioristik memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga guru dan pendidik dituntut untuk bisa menggunakan pendekatan ini dengan secara baik dan semaksimal mungkin.

Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama bagi seorang anak dalam berinteraksi dan bersosialisasi. Pengaruh pada pembentukan serta perkembangan kepribadian moral sangatlah besar artinya. Orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam mendidik, mengasuh serta membimbing anak-anaknya supaya mencapai tahap tertentu yang menghantarkan anak agar siap dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam pengasuhan anak, orang tua juga dipengaruhi oleh budaya yang terdapat di lingkungannya. Namun di sisi lain, orang tua juga diwarnai oleh beberapa sikap tertentu saat membimbing, memelihara, serta mengarahkan putra dan putrinya. Sikap itu terlihat pada perbedaan pola pengasuhan orang tua terhadap anaknya yang berbeda, karena setiap orangtua pasti memiliki pola pengasuhan yang beda pula. Pola asuh orang tua ialah suatu interaksi antara orang tua dengan anak. Selama tahap pengasuhan, orang itulah yang berperanan penting dalam pembentukan sikap kepribadian anak.

Sesuai dengan tatanan bahasanya, pola asuh terdiri dari kata pola dan asuh. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kata pola memiliki arti model, cara kerja, atau sistem, sedangkan asuh memiliki arti yaitu mendidik, merawat, dan menjagadengan tujuan anak bisa berdiri sendiri. Di era yang modern ini banyak hal-hal yang memberikan dampak-dampak negative pada generasi muda. Selain itu orang tua yang hanya mengejar kepentingan sendiri dengan alasan untuk menyejahterakan anak tidak terpenuhi secara optimal. 

Menurut Adawiah Rabiatul (2017: 34) mengemukakan bahwa "pola asuh adalah hal yang fundamental dalam pembentukan karakter." Sedangkan Widiastuti dan Dewi (2015: 153) menyatakan bahwa "pola asuh orang tua adalah model pengasuhan atau bimbingan yang dilakukan orang tua pada anaknya dengan tujuan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak agar siap menghadapi masa depan." Orang tua ketika mengasuh anaknya cenderung mempergunakan pola asuh berbeda-beda. Menurut Sari Nourma Puspita dan Renggani menyatakan bahwa terdapat empat macam pola asuh orang tua terhadap anak yaitu, pola asuh otoriter (parent oriented), pola asuh per-misif (children centered), pola asuh demokratis dan pola asuh situasional ( Helmawati, 2014: 138-140). Penggunaan pola asuh yang diberikan orang tua memberi sumbangan guna memberi warna pada perkembangan terhadap bentuk-bentuk perilaku moral tertentu pada anaknya. Pola asuh orang tuaialah hubungan antara anak serta orang tua saat menjalankan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan tersebut berarti orang tua mendidik, mendisiplinkan serta membimbing, serta melindungi anak dengan tujuan supaya anak mencapai kedewasaan menurut norma-norma yang terdapat pada masyarakat.

Menurut Desmita (2013:109) mengemukakan bahwa "pola asuh orang tua adalah suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab terhadap anak. Peran keluarga menjadi penting untuk mendidik anak baik dalam sudut tinjauan agama, tinjauan sosial kemasyarakatan maupun tinjauan individu. Jika pendidikan keluarga dapat berlangsung dengan baik maka mampu menumbuhkan perkembangan kepribadian anak menjadi manusia dewasa yang memiliki sikap positif terhadap agama, kepribadian yang kuat dan mandiri, potensi jasmani dan rohani serta intelektual yang berkembang secara optimal".

Berdasarkan uraian diatas bisa disimpulkan bahwasanya pola asuh ialah hubungan antara anak serta pengasuh (orang tua) saat pengasuhan, yang mencakup tahap mengembangkan cara mendidik dengan memberikan sejumlah aturan serta batasan yang diimplementasikan pada anak-anaknya, pemeliharaan, menanamkan kepercayaan, sikap menciptakan suasana emosional memenuhi kebutuhan anak, cara bergaul, mengajarkan tingkah laku umum yang bisa diterima oleh masyarakat serta memberi perlindungan dan berperan penting dalam pembentukkan moral serta kemampuan sosial anak supaya siap dalam menghadapi masa depan. 

REFRENSI

Adawiah, R. (2017). "Pola Asuh Orangtua dan Implikasinya Terhadap pendidikan Anak (Studi 

Ahmad Susanto. (2016). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Bumi Aksara, h.1.

Andika Novriyansah. (2017). Study Tentang Perkembangan Karakter Jujur Pada Anak Usia Dini, Jurnal Potensia, PGPAUD FKIP UNIB, Vol2,No 1.

Nilawati Tadjuddin. (2015). Desain Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini,Bandar Lampung: Aura Printing & Publishing. h.2.

Novi. (2014). "Cara-Cara Mengasuh Anak Yang Sering Diabaikan Orangtua." Bandung.: Remaja Rosdakarya.

pada Masyarakat Dayak di Kecamatan Halong Kabupaten Balangan)."Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan. 7 (1): 33-48.

Salafuddin (dkk). (2020). Pola Asuh Orang Tua Dalam Penguatan Pendidikan Karakter Anak, Jurnal Perempuan Dan Anak Indonesia, Vol 2,No 1.

Widiastuti & Dewi. (2015). "Pola Asuh Orangtua Sebagai Upaya Menumbuhkan Sikap tanggungjawab Pada Anak Dalam Menggunakan Teknologi Komunikasi."Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi. 2 (2): 148-159

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun