Apa yang sekiranya dipikirkan seseorang saat mendengar atau melihat nama Cania Citta Irlanie. Mungkin akan banyak referensi yang muncul, tergantung di era mana kalian mengenal nama Cania.
Mari kita imajinasikan, ada 3 orang dari generasi yang berbeda-beda. Generasi Baby Boomer, Millenial yang update isu politik dan isu-isu lain di media sosial. Lalu generasi Z yang sedang mempersiapkan diri untuk UTBK.
Acuan apa yang muncul di otak ketiga individu dari generasi yang berbeda-beda saat mendengar nama Cania Citta Irlanie. Mulai dari generasi baby boomer yang kita asumsikan, kurang update politik atau media sosial.
Nama Cania Citta Irlanie mungkin akan terdengar seperti buka nama orang Indonesia. Irlanie, mungkin dia keturunan Irlandia? Ataukah ia seorang artis? Atau seorang penyanyi pendatang baru?
Lalu kita berpindah ke millennial yang update media sosial dan hobi debat politik. Saat mendengar nama Cania, mungkin beberapa acuan yang muncul di pikirannya adalah ‘perempuan yang berambut pirang’. ‘LGBT’, ‘Liberalis’. ‘mba-mba Geolive’ atau ‘temannya Coki Pardede’.
Ketiga, untuk golongan remaja atau siswa sekolah yang mungkin kalau mendengar kata Cania akan tertuju pada profesi Cania sebagai salah satu mentor di Zenius sekaligus istri dari pendiri Zenius, Sabda PS.
Acuan-acuan atributif yang muncul setelah mendengar suatu nama, disebut sebagai referensi. Referensi, dilihat dari definisinya bermakna acuan. Referensi sangat tergantung dengan seberapa luas pengetahuan kamu terhadap apa yang dimaksud.
Juga tergantung dari mana dan kapan kalian melihat Cania untuk pertama kali, itulah referensi yang pertama kali menjadi acuan kalian saat mendengar atau melihat namanya.
Tergantung, seberapa dalam kalian mengenal atau mengetahui informasi orang tersebut. Mungkin, kalau kalian teman dekat Cania atau koleganya di tempat kerja, acuan yang muncul juga akan berbeda.
Masih berkaitan dengan referensi, video podcast Cania Citta dan Ari di kanal youtube Total Politik banyak menggunakan jenis-jenis referensi dalam perbincangannya. Baik secara langsung merujuk pada suatu nama ataupun secara tidak langsung.
Misal saat sang Host, Ari hendak menanyakan keputusan Cania Citta untuk menikah. “Kemarin gue baca karl marx. Dia bilang…”.Tentu yang diacu oleh Ari bukan karl Marx sebagai individu melainkan buku karya Karl Marx.
“lu baca yang lama-lama juga dong” kata lama-lama berarti merujuk pada buku-buku Karl Marx yang terbit sebelum-sebelumnya. Atau saat Ari menanyakan konsep marriage kepada Cania Citta “Ada hal yang bikin orang-orang-orang terkejut.
Dalam video podcast yang diunggah oleh Total Politik, Ari menanyakan ada dua hal yang membuat orang-orang terkejut dengan Cania.
Pertama adalah opinina di ILC dan kedua, perihal keputusannya untuk menikah. Imagenya sebagai seorang liberalis membuat orang-orang berpikir bahwa dirinya tidak akan menikah.
Ini pun sama seperti yang diasumsikan oleh host dan mungkin beberapa orang yang menganggap pemikiran Cania berbeda.
“Sempat heboh juga saat lu memutuskan untuk menikah, emang lu gak takut property right lo terganggu?” Kalimat ini merujuk pada pemikiran liberalis milik Cania yang umumnya dikenal tidak akan menikah karena menjaga kebebasan pribadinya.
Lalu Cania menjawab “Menurut gue tergantung siapa yang kita nikahin sih, kalau nikah sama fasis kan susah, ya” Cania merujuk pada fasis karena berlawanan dengan ideologinya yang liberal.
Menurut Cania, seseorang harus menikah didasarkan dengan kesamaan tidak hanya dalam bentuk ideologi tapi juga harus dari segi nilai yang ingin dipertahankan. Dengan begitu, masing-masing bisa mengatur hak pribadi masing-masing.
Ari pun menanyakan makna konsep pernikahan di mata Cania. Dalam pertanyaannya yang ketiga ini, Ari menggunakan nama dan referensi yang sama yaitu kata pernikahan.
“Tapi bagi lu, konsep marriage itu apa? Gue gak ngomongin kehidupan rumah tangga lu, ya.” Berarti yang dimaksud oleh Ari adalah konsep status pernikahannya. Lalu Cania menyamakan konsep pernikahan seperti membuat KK, KTP, dan SIM. Status legalitas pernikahan itu urusan administrasi saja.
Jawaban Cania yang menyamakan status pernikahan dengan membuat KTP dan urusan administrasi lainnya, mengundang gelak tawa dan keheranann beberapa orang.
Karena analogi yang digunakan adalah analogi yang tidak umum. Umumnya orang-orang akan menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban yang filosofis, atau pernikahan itu mengacu pada sebuah proses yang sakral.
Meskipun Cania turut menjelaskan “Tapi kalau hubungan pernikahannya, di dalamnya, how I do commitment, ya menurut gue partner hidup yang share the same value… on the same page gitu-gitu”.
Gaya berpikir Cania Citta yang rasional dan cenderung liberalis, terlihat begitu berat bagi beberapa orang. Bahkan Ari pun menanyakan “Lu ga ada keinginan untuk seperti ibu-ibu pada umumnya gak sih yang ngeggosip gitu?”
Ini menunjukkan perbedaan yang jauh antara pola pikir Cania yang rasional dengan masyarakat pada umumnya. Bahkan Cania mengakui, meskipun dia bergosip tentu berbeda dengan yang biasa di lakukan orang-orang kebanyakan.
Cania juga sering menyinggung sedikit tentang gaya bergosip orang-orang pada umumnya yang mempermasalahkan hal-hal kecil yang tidak penting. Pola pikir seperti itu akan berpengaruh padaa aspek-aspek kehidupan lainnya, dan berakar dari cara berpikir yang salah.
Padahal gaya berpikir rasional harusnya menjadi hal yang biasa bahkan harus dimiliki oleh semua orang. Cania pun mengatakan, cara berpikirnya yang menurut orang-orang "hal yang berat untuk dilakukan" sebenarnya sudah terbentuk dari saat dirinya kecil. Hal yang menurut orang-orang berat, tidak terasa berat baginya karena memang sudah melekat dari saat dia masih kecil.
Berpikir rasional seperti Cania memang tidak salah, bahkan itu menjadi kemampuan mendasar yang harus dimiliki individu. Tapa begitu, bagaimana seseorang tahu cara berpikir yang benar?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H