Dinamika Pemikiran Manusia
Pemikiran manusia adalah sebuah proses rumit yang terdiri atas pikiran, perasaan, dan kepribadian. Setiap orang memiliki cara berpikir yang berbeda-beda. Seperti tenunan kaya yang terdiri dari benang analisis rasional, intuisi emosional, dan (kadang-kadang) impuls irasional, ketiga jenis pemikiran ini memainkan peran yang berbeda dalam hidup kita. Kita berpikir untuk mengambil keputusan, entah itu dalam hal penting seperti hubungan, pertumbuhan pribadi, sampai keputusan sepele seperti apa yang mau kita makan hari ini. Dengan mengeksplorasi interaksi ketiga hal tersebut bersama aspek kesadaran serta konsep kecerdasan emosional, kita dapat memahami lebih dalam bagaimana hati dan pikiran bekerja bersama.
Rasionalitas dan Emosionalitas: Cara Dasar Manusia Mengolah Informasi
Rasionalitas
Kata “Rasional” sering didefinisikan sebagai ‘logis’, dan didasarkan pada ‘penalaran’.
Cara berpikir rasional melibatkan penalaran logis, penilaian berdasarkan bukti, dan pemecahan masalah yang melibatkan proses sadar. Pemikiran rasional dibentuk oleh pengetahuan, pengalaman, dan pembelajaran. Cara berpikir ini adalah hasil dari perkembangan kognitif dan interaksi sosial kita sehari-hari. Berpikir rasional memungkinkan kita untuk menganalisis situasi secara objektif, memprioritaskan tujuan, dan membuat rencana secara efektif.
Emosionalitas
Berbanding dari pemikiran rasional, pemikiran emosional kerap didefinisikan sebagai “perasaan”.
Cara berpikir emosional berasal dari perasaan dan respons naluriah kita. Pemikiran ini bersifat langsung, sering kali didorong oleh bagaimana situasi selaras dengan keinginan, ketakutan, atau nilai-nilai pribadi kita. Tidak seperti pemikiran rasional, pemikiran emosional bersifat pribadi dan autentik, karena mencerminkan dunia batin kita.
Dari definisi di atas, mudah untuk menyimpulkan bahwa kedua cara berpikir ini berjalan bertentangan. Namun, kenyataan justru berkata sebaliknya.
Emosi dan pikiran bukanlah dua konsep yang sepenuhnya terpisah, melainkan dua bentuk konsep yang saling terjalin. Penelitian neurosains menunjukkan bahwa emosi secara signifikan mempengaruhi fungsi kognitif seperti memori, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah. Sebagai contoh, amigdala, wilayah otak yang terkait dengan emosi, seringkali berkolaborasi dengan korteks prefrontal, yang bertanggung jawab atas pemikiran rasional.