Meskipun biasanya dianggap sebagai penghalang, pemikiran irasonal juga dapat menawarkan jendela ke alam bawah sadar karena pemikiran irasional sering kali berasal dari ketakutan bawah sadar, bias, atau luka emosional.Â
Sebagai contoh, ketika seseorang memiliki ketakutan untuk berbicara di depan umum, seseorang tersebut secara tidak rasional percaya bahwa mereka akan gagal meskipun telah melakukan persiapan yang matang.
Contoh lainnya dari pemikiran irasional, ketakutan akan kegagalan dapat mencegah seseorang mengejar peluang yang berarti. Namun dengan mengakui ketakutan irasional ini, mereka dapat menghadapinya dan membuka jalan menuju pertumbuhan. Memahami asal-usul pemikiran irasional adalah kunci untuk mengurangi efek negatifnya.Â
Salah satu cara untuk mengurangi pemikiran irasional serta menyeimbangkan rasionalitas dan emosional adalah dengan mengembangkan kecerdasan emosional.
Menghindari Irasionalitas dengan Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional (emotional intelligence; EI, atau juga bisa direferensikan dengan emotional quotient; EQ) adalah kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi—baik emosi kita sendiri maupun emosi orang lain. Kemampuan ini dapat bertindak sebagai jembatan yang menyelaraskan pemikiran rasional dan emosional kita untuk meningkatkan pengambilan keputusan, hubungan, dan ketahanan pribadi.
Komponen utama kecerdasan emosional meliputi:
Kesadaran diri: Mengenali dan memahami emosi diri.
Pengendalian diri: Mengelola reaksi emosional secara konstruktif.
Motivasi: Menyelaraskan emosi dengan tujuan dan nilai.
Empati: Mengenali dan menghormati emosi orang lain.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!