Setelah lima tahun hidup sebagai yatim piatu jalanan, Lee ditemukan dan diselundupkan keluar dari Korea Utara oleh ayahnya, yang melarikan diri ke Korea Selatan dan kemudian menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk melacak putranya. Â Mempertimbangkan semua yang telah Lee lalui, ia adalah orang yang luar biasa, setelah mendapatkan gelar sarjana dalam ilmu politik dan jurnalisme dari Universitas Sogang di Seoul, dia menerima kesempatan untuk magang dengan anggota parlemen Kanada Barry Devolin pada musim panas 2014, dan kemudian melanjutkan studi hubungan internasional di Inggris.
Kelebihan Buku
Lee menawarkan kepada kita sejarah Korea Utara yang bagi saya sendiri yang tidak begitu tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi di Korea Utara sangat informatif. Iapun banyak menggunakan frasa budaya, bahasa, dan cerita rakyat yang menghirup kehidupan dan keaslian dari ceritanya. Penggambarannya tentang penderitaan rakyat Korea Utara tersampaikan dengan jelas. Tak hanya itu  buku ini juga dilengkapi dengan pengertian dari frasa-frasa yang digunakan oleh Lee yang mempermudah pembaca untuk memahami buku ini lebih baik.
Kekurangan Buku
Gaya penulisan buku ini menurut saya terlalu sederhana jika dibandingkan dengan bobot cerita yang berat, Meskipun saya merasakan berbagai emosi saat membaca buku ini, tulisan dari buku ini tidaklah begitu menarik dan ada kalanya saya sulit untuk melanjutkan membaca.Â
Selain itu, ada begitu banyak karakter, dengan kepribadian yang luar biasa dan memiliki kekhasannya masing-masing tetapi karakter mereka di buku ini tidak hidup.Â
Buku ini sangat bergantung pada dialog, jadi kepribadian dari sebagian besar karakter menjadi kabur, terlepas dari ketertarikan saya pada mereka, saya tidak merasa seperti saya kenal dengan tokoh-tokoh tersebut.
Penutup
Saya sangat merekomendasi buku ini kepada semua orang terlepas dari kekurangannya. Buku ini penuh dengan wawasan yang sangat informatif bagi orang yang baru saja memperlajari tentang sejarah dan apa yang terjadi di Korea Utara. Ceritanya membawa kita ikut menangis dan belajar akan salah satu situasi atas puluhan orang-orang yang memiliki nasib yang sama. Â Buku ini penuh dengan harapan, keberanian, dan kenyataan brutal tentang betapa beruntungnya kita semua. Kalimat terakhir saya untuk buku ini ialah, an eye-opening history that needs to be told.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H